13. ❣Ending Scene(n)❣

184 117 10
                                    


Satu minggu berlalu dengan cepat. Aku sudah selesai membaca buku haria Taehyung dan mengembalikannya kepada Taehyung dengan cara menyimpan buku harian itu di bawah bantal Taehyung.

Buku harian itu membuatku senyam-senyum sendiri di awal, menangis sesenggukan di tengah, dan tersenyum tulus di akhir.

Apa yg hilang dariku selama tiga satu tahun sudah kembali. Meski satu tahun lebih ini aku dan Taehyung tidak bersama, tapi aku bisa merasakan kalau satu tahun lebih ini aku dan Taehyung tetap bersama seperti dulu melalui buku harian Taehyung. Taehyung menulis semuanya sejelas mungkin.

Selama satu minggu ini, kehidupanku tidak jauh dari kantor, rumahku sendiri, dan rumah sakit. Dengan porsi kantor yg paling sedikit. Aku sering mengambil cuti pada Jaehyun.

Di rumah sakit, aku selalu menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari hanya untuk menggenggam tangan Taehyung dan menceritakan banyak hal kepadanya. Berharap ia dapat mendengarku dan segera sadar dari tidur panjangnya.

"Kamu tidak lelah?" Jaehyun datang mengunjungi Taehyung bersama Jungkook dan Eunha.

Aku menggeleng pelan. "Aku baik-baik saja, tidak ada yg perlu di khawatirkan." jawabku sambil tersenyum.

"Belakangan, Eonni tampak memaksakan diri. Lebih baik eonni pulang saja, istirahat yg cukup. Kali ini, biar Eunha, Jungkook-ie dan Jaehyun oppa yg menjaga kakak." Eunha menatapku dengan wajah cemas.

"Baiklah." akhirnya, aku menurut. Lagi pula, hari ini badanku sedang kurang sehat. Tadi pagi saja, saat aku terbangun, kepalaku berkunang-kunang dan saat diam-diam aku mengukur suhu tubuh degan termometer, ternyata suhu tubuhku sekarang tiga puluh delapan derajat. Saat menuju pintu kamar rawat Taehyung, kepalaku tiba-tiba saja pening dan semuanya menjadi gelap.





❣Ending Scene(n)❣






Mataku perlahan terbuka dan terkejut karena tiba-tiba saja aku berada di rumahku sendiri.

"Kamu ini, jangan membuat ibu cemas." ibu masuk kedalam kamarku sambil membawa nampan berisi piring dan segelas coklat panas.

"Maaf," kataku.

Ibu menghela napas dan menyodorkan nampan yg di bawa kepadaku. "Makan yg banyak. Nanti kalau sudah minum obat terus istirahat,ya. Pokoknya, kamu jangan beranjak kemana-mana sebelum sembuh.

Kalimat terakhir ibu sedikit membuatku terkejut. Ibu menyentak ku dan itu sudah lama sekali tidak ibu lakukan. Apa aku sudah membuat ibu begitu khawatir sampai-sampai menyentak ku?

"Pokoknya kami harus istirahat,ya." ibu mengelus rambutku dan keluar dari kamar.

Aku menghela napas dan memutuskan untuk menuruti perkataan ibu. Toh melawan juga percuma, ibu akan semakin marah dan mungkin akan melarang ku menemui Taehyung di rumah sakit.

Saat akan menyendokkan suapan pertama ke dalam mulut. Tiba-tiba saja ponselku berdering. Saat melihat siapa orang yg meneleponku, aku terkejut karena itu adalah Jaehyun.

"Yerin, kamu harus segera ke rumah sakit. Taehyung sudah siuman." Jaehyun berbicara dengan napas tak beraturan sehingga membuatku sulit mendengar perkataanya.

"Apa?" tanyaku. "Suaramu tida terdengar jelas."

"Cepat ke rumah sakit. Taehyung sudah sadar dan dia mencari mu."

Aku menjatuhkan ponsel dan terpaku di tempat. Kepalaku yg pening tiba-tiba terasa baik-baik saja. Aku tidak merasa sakit sama sekali sekarang.

Dengan cepat, aku segera mengganti pakaian dan menyambar sembarang jaket yg tergantung di dalam lemari.

Aku tak peduli dengan teriakan ibu yg memanggilku terus-menerus, menyuruhku untuk kembali ke kamar dan beristirahat.

Yang aku mau sekarang hanyalah cepat-cepat tiba di rumah sakit dan bertemu Taehyung.






❣Ending Scene(n)❣






Sesampainya di ruang rawat Taehyung, semua pasang mata langsung menatapku dan perlahan-lahan ke luar dari ruangan itu. Membiarkan aku dan Taehyung hanya berdua saja."

"Apa kabar?" tanya Taehyung sambil tersenyum lembut kepadaku.

Aku merindukan senyuman itu, dasar bodoh.

Aku langsung berlari memeluk Taehyung tanpa menjawab pertanyaan darinya.

"Kamu berat sekali ya sekarang." canda Taehyung.

"Kamu yg terlalu kurus. Selama nggak ada aku, kamu pasti makannya nggak teratur,ya." kataku sambil terisak pelan. Isakan ini bukan isakan kesedihan, melainkan isakan kebahagiaan.

Tuhan, ini benar-benar nyata,kan? Kalau ini hanya mimpi, tolong jangan bangunkan aku daru mimpi indah ini.

"Aku merindukanmu, Yerin." Taehyung berbisik di telingaku.

"Kamu pikir aku tidak merindukanmu, Tae? Aku sangat merindukanmu. Kamu kemana saja selama satu tahun ini?" aku kembali terisak pelan.

"Aku selalu ada di sini, Yerin." jawab Taehyung sambil menunjuk dadaku.

"Dasar." jawabku sambil tertawa kecil.

Kemudian, aku melepaskan pelukanku dan kami saling bertatapan satu sama lain.

"Taehyung, kamu harus janji satu hal. Kali ini, kamu harus benar-benar berjanji untuk tidak melanggarnya lagi." aku menunggu jawaban Taehyung terlebih dahulu sebelum melanjutkan kalimatku.

"Apa pun itu, Yerin."

"Kamu harus janji untuk tidak meninggalkanku sampai maut menjemput salah satu di antara kita."

Taehyung mengangguk, kemudian ia menarik kepalaku dan mencium bibirku lembut.

Entah apa yg akan terjadi di hari esok. Yg pasti, aku sangat bahagia hari ini.

Aku akan selalu mencintaimu, Taehyung. Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah menghilangkan perasaan cintaku ini.





❣Ending Scene(n)❣

❣Ending Scene(n)❣ |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang