☆33

179 12 0
                                    

Pagi ini Zie dan Dewa sudah duduk manis dikantin sekolah. Mereka sengaja tidak sarapan dari rumah supaya bisa sarapan berdua.

"Makan sayang, jangan diliatin aja." Tegur Dewa pada Zie yang sedari tadi hanya memeperhatikan makanannya.

"Iya," jawab Zie, dan melahap malas makanannya.

"Kenapa? Gak enak?" Tanya Dewa.

"Enak, udah makan tuh makanan kamu." Jawab Zie.

Dewa menatap heran Zie pagi ini, terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Kak Dewa!" Panggil gadis manis yang baru muncul dari pintu kantin. Kaila.

Zie dan Dewa kompak menoleh pada asal suara tersebut.
Melihat siapa yang memanggilnya Dewa mendengus, sedangkan Zie masih sama tanpa ekspresi.

"Pagi kak," sapa Kaila setelah sampai di meja yang di tempati Dewa.

Dewa menatapnya tajam, dia sangat benci dengan gadis satu ini.

"Bales dong kak!"  Ucap Kaila gemas.

"Lo bisa gak, gak ganggu gue?" Tanya Dewa pedas.

"Aku gak ganggu kakak, aku kan nyapa doang." Jawab Kaila sok imut.

"Ck. Yaudah sana pergi." Ucap Dewa dingin.

Seolah tidak mendengar apa yang di ucapkan Dewa, Kaila malah duduk disamping Dewa.
Kaila tersenyum manis saat menoleh pada Zie.

"Lo budeg?" Tanya Dewa sinis.

Belum sempat Kaila memberi jawaban, ucapannya sudah terlebih dahulu di sela Frans yang baru saja datang bersama Dirga dan Fira.

"Woee! Pagi-pagi udah ada aja lo." Ucap Frans remeh.

"Biasa parasit." Saut Dirga.

"Anjir, kaga nyerah juga bor?" Tanya Fira dengan nada terkejut.

"Apasih kalian? Nyambung aja." Jawab Kaila kesal.

"Dih, si tai. Awas lo! Gue mau duduk." Desis Frans menendang kursi yang di duduki Kaila.

"Kasar banget sih," ucap Kaila kesal.

"Makanya gak usah ngusik kita jamet," ucap Dirga malas.

Pandangan Kaila beralirih pada Zie yang sedang mengaduk makanannya dan tak memperdulikan apa yang terjadi.

"Kenapa sih kalian belain dia? Lebihnya dia apa?" Tanya Kaila menunjuk Zie yang sedang minum.

"Mmppff, si anjir masih aja nanya." Ucap Fira yang sedang menahan tawanya.

"Udah gak pernah ngomong! Diam terus, bisu apa gagu?" Ucap Kaila tersulut emosi.

"Heh! Mulut lo gue gampar ya anjing!" ucap Dewa membentak Kaila.

"Kak Dewa kenapa mau sih sama dia?" Tanya Kaila yang tidak gentar akan bentakan Dewa barusan.

Belum sempat Dewa bersuara, Zie sudah berdiri dan menatap tajam Kaila yang juga sedang menatapnya kesal.

Inilah yang di takutkan Zie, ketika kesabarannya sudah di ujung tanduk maka dia akan memperlihatkan sisi lain yang ada dalam Dirinya.

Zie melihat ke sekeliling kantin, dia melihat sudah ramai dan semua sudah menonton mereka.

"Mending lo pergi," ucap Zie dingin. Dia masih mencoba untuk menahan amarahnya.

"Lo aja yang pergi!" Ujar Kaila menantang.

Zie menarik nafasnya dan mengeluarkannya pelan.

"Kaila beleria margantara, anak dari seorang pengusaha tambang." Ucap Zie dengan suara sedikit di keraskan.

BRIZIETA (Selesai✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang