Suara deru Motor terdengar sampai ke kamar Zie.
Zie menyibak horden jendela kacanya melihat siapa yang datang.
Zie melihat Motor besar berwarna merah mengkilat. Dan Zie dapat menebak bahwa itu adalah Dewa.
Zie turun kebawah dengan langkah malas.Tok tok tok.
Zie melangkah ke arah pintu utama, dia membuka pintu dan melihat Dewa yang sudah berdiri tegak di depan.
"Haii," sapa Dewa.
"Ngapain?" Bukan nya menjawab sapaan Dewa ,Zie langsung bertanya.
"Balas sapaan gue dulu kek," ucap Dewa manyun.
Zie memutar matanya malas.
"Gue gak di tawarin masuk?" Tanya Dewa pelan.
"Gak. Lo mau ngapain?" Tanya Zie lagi.
"Mau ketemu pacar lah, ngapain lagi?" Jawab Dewa enteng.
"Gue belum nerima lo." Ujar Zie mencoba santai. Karna jantung nya berdetak sangat kencang, ada desiran aneh yang dia rasakan.
"Udah. Gak usah gengsi." Jawab Dewa.
"Keluar yuk," ajak Dewa.
"Gak."
"Masa nolak pacar ngajak jalan sih,"
"Gue males."
"Gak mau tau. Gue tunggu," ucap Dewa lalu duduk di kursi yang tersedia di teras.
Zie memutar bola matanya malas.
Jika dia menolak maka Dewa akan tetap disini menunggui nya.Zie masuk dan berjalan menuju kamar nya.
Zie memutuskan untuk memakai hoodi dan celana jeans hitam ketat.
Zie keluar dan pertama kali dilihat nya adalah Dewa yang sedang memainkan ponsel nya.
"Ngomong-ngomong rumah lo sepi banget," ujar Dewa setelah melihat Zie.
"Lagi pada keluar," jawab Zie seadanya.
"Abang lo?" Tanya Dewa lagi.
"Pergi." Zie mulai jengah.
"Lo sendiri dong?" Lagi dan lagi Dewa bertanya.
"Gak."
"Katanya pada keluar semua."
"Ada tuh pembantu, banyak di belakang." Jawab Zie.
"Ohh," Dewa membentuk bulat bibirnya.
"Jadi keluar?" Tanya Zie mulai dongkol.
"Yuk."
Mereka membelah jalanan kota Jakarta yang masih ramai.
Tidak ada percakapan antara keduanya. Mereka diam dengan pikiran masing-masing.Tak terasa mereka sudah sampai di sebuah tempat yang cukup jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kota.
Zie turun terlebih dahulu dari motor dan langsung berjalan kedepan. Dia takjub dengan pemandangan ini.
Ada sebuah danau yang memantul kan cahaya indah bulan di langit.
Banyak pohon dan bintang bertaburan dengan leluasa di langit yang gelap menjadikan bintang sebagai primadona karena cahaya indah nya."Suka?" Tanya Dewa yang sudah berada di samping Zie.
Zie mengangguk lucu. Matanya berbinar bahagia.
"Ini tempat gue nenangin diri." Beritahu Dewa.
"Cuman lo yang tau tempat ini?" Tanya Zie tanpa menoleh.
"Gak lah. Cuman, gue lebih suka datang ke sini kalo udah malam doang." Beritahu nya lagi.
"Kenapa?" Tanya Zie manyahut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIZIETA (Selesai✔)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!) AKAN DI REVISI "KARENA CINTA YANG KAU BERI AKAN SELALU ADA BERSAMA KU. SEKALIPUN, AKU MATI." Follow ig:@rhmelly HAPPY READING😇💛 Selesai:13september2020