"Tapi aku mau ke bali pap," ucap Zie memohon.
"Kamu baru pulih Zie." Ujar Hendra lembut.
"Aku bakal baik-baik aja kok. Pap, pliss. Zie cuma mau habisin waktu sama Dewa." Ujar Zie lirih.
"Tapi papah gak bisa yakin kamu pergi dalam keadaan baru pulih gini," bantah Hendra.
"Saya yang bakal tanggung jawab om." Ucap Dewa dari ambang pintu.
Dia baru sampai karena Zie tadi menyuruhnya datang."Dewa bilang ke papah. aku gak papa," ucap Zie seolah sedang mengadu pada kekasihnya itu.
Dewa mendekat pada mereka yang sedang duduk di sofa.
"Om, biar saya yang jaga Zie. Percaya sama saya om," ucap Dewa menatap yakin pada Hendra.
"Tapi, dia baru pulih Dewa." Ucap Hendra ragu.
"Dia yang pengen om, kalau dia bilang gitu berarti dia udah siap." Ucap Dewa meyakinkan.
"Pap," bujuk Zie.
"Yasudah, tapi cuma tiga hari. Gak boleh lebih." Ucap Hendra mengalah.
"Iya pah, Zie janji tiga hari doang." Ucap Zie gembira.
"Dan, kalo ada apa-apa. Saya akan sangat kecewa sama kamu Dewa." Ujar Hendra melirik Dewa.
Dewa mengangguk yakin.
"Kapan kalian akan pergi?" Tanya Hendra.
"Besok pap!" Jawab Zie semangat.
"Kalian urus semua. Beli apa yang nanti di perlukan disana. Dan Zie gak boleh capek-capek." Ucap Hendra lalu mencium kening Zie dan pergi.
"Makasih pap!" Sorak Zie.
"Kamu udah izin sama bunda?" Tanya Zie beralih pada Dewa.
"Udah." Jawab Dewa singkat.
"Kamu pesan tiketnya, aku mau chek hotel yang bagus dulu." Ucap Zie sembari mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
"Gak usah. Udah aku urus semua, kita tinggal berangkat besok. Penerbangan kita jam sembilan pagi." Ucap Dewa santai.
"Beneran? Kamu udah nyiapin semua?" Tanya Zie takjub.
"Iya sayang, sekarang kita ke rumah sakit chek kondisi kamu lagi." Ucap Dewa bangkit.
"Kok di chek lagi? Gak usah, aku baik-baik aja kok." Ucap Zie malas.
"Zie... jangan bandel kali ini deh." Ucap Dewa jengah.
"Yaudah." Ucap Zie ketus lalu pergi ke kamarnya.
Dewa geleng-geleng melihat tingkah kekasihnya itu.
Zie turun dari kamarnya. Dia sudah siap.
"Siap?" Tanya Dewa bangkit dari sofa.
"Hm." Jawab Zie dingin.
Mereka berangkat ke rumah sakit.
Zie yang sedari tadi diam dan tidak melihat Dewa sedikit pun.
Zie fokus memandang jalanan dari balik jendela mobil.Dewa heran dengan perubahan sikap kekasihnya itu. Memang, Zie tipe orang yang irit berbicara. Tapi ini sedikit beda. Biasanya dia akan menatap Dewa sesekali. Kali ini berbeda.
Tanpa sadar, air mata Zie turun.
Dia semakin takut, dan semakin ragu.
Semua terasa semakin berat. Bahkan untuk bernafas pun sudah terasa sesak.Zie semakin memiringkan tubuhnya. Agar Dewa tidak melihat air matanya.
Hari mulai terlihat mendung. Padahal, ini masih siang. Seolah alam tau, jika salah satu insan kembali bersedih, dan merasa takut.
![](https://img.wattpad.com/cover/229117717-288-k969544.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIZIETA (Selesai✔)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!) AKAN DI REVISI "KARENA CINTA YANG KAU BERI AKAN SELALU ADA BERSAMA KU. SEKALIPUN, AKU MATI." Follow ig:@rhmelly HAPPY READING😇💛 Selesai:13september2020