🌺Tiga🌺

2K 170 3
                                    

Hai hai selamat pagiii kesayangan akohh.., aku datang lagi bareng Rajo..., Yukss kepoin...

Jangan lupa Vote ya gaess!!!

🍀🍀🍀

Bado berteriak panik memanggil tuanku Kari, kepala suku.

"Tuanku...Tuankuu.."

Suara teriakan menggelegar Bado membuat penduduk Suku berkumpul ke rumah kepala suku. Sedangkan, Rajo ikut berlari di belakang sambil Bado sambil menggendong Si perempuan tersebut. Kepala suku segera keluar rumah dan berdiri di teras rumah panggungnya diikuti Amak di belakang. Penduduk suku berombongan dan berkumpul melihat apa yang terjadi dan penasaran siapa perempuan yang berada dalam gendongan Rajo.

"Tuankuu.., tolong." Ujar Bado dengan tarikan nafas yang sangat cepat dan tidak beraturan. Wajah Bado masih pucat. Bado melarikan tangannya menunjuk kea rah Rajo yang sedang menaiki undakan tangga. semua penduduk suku berdesakan ingin melihat siapa yang dibawa Rajo.

"Siapa yang kau bawa ini Nak?" Tanya Amak shock dan terkejut melihat Rajo pulang-pulang bukannya membawa ikan, malah membawa seorang perempuan yang luka-luka.

"Mak, tolong obati dia Mak. Perempuan ini masih hidup." Ujar Rajo dengan nafas terengah-engah.

"Ayo, ayo cepat bawa masuk. Kasian anak ini. Wajahnya seputih kapas juga dingin." Ujar Abak cepat. Rajo segera membawa perempuan yang di tolongnya kedalam rumah. Di belakangnya menyusul Amak dan Bado. Sedangkan Bapak masih diluar berusaha menenangkan penduduk suku yang penasaran dan bingung serta ingin tahu apa yang terjadi.

"Tuanku, siapa perempuan yang di bawa si Rajo itu, Tuanku. Bukankah kita tidak menerima manusia pendatang." Teriak salah satu penduduk yang disoraki oleh penduduk lainnya.

"Iya, Tuanku. Ini melanggar aturan adat kita."

"Ini tidak bisa dibiarkan Tuanku."

Abak berusaha tenang dan mendiamkan semua penduduk nya.

"Tenang semuanya.., tenang dulu. Tolong diam. Seperti yang kita ketahui bahwa baru saja si Rajo dan Bado membawa seorang perempuan ke kampung kita dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, dengan tubuh yang penuh luka-luka seperti yang kita lihat. Memang, adat kita melarang keras orang baru dan pendatang. Tetapi, ini masalahnya lain lagi. Perempuan itu patut untuk kita tolong dan diobati. Ini merupakan ketidaksengajaan, perempuan itu terdampar di perkampungan kita. Jadi, saya minta kita menunggu sampai perempuan tersebut sadar dan bisa kita tanyakan apa maksud kedatangannya kesini dan bagaimana ia bisa terdampar di kampung kita." Abak menarik nafas pelan setelah berusaha memberi penjelasan.

"Berapa lama Tuanku?" sorak seorang laki-laki paruh baya.

"Saya tidak bisa memperkirakan kapan perempuan itu sadar, mengingat luka-lukanya yang cukup parah. Kita lihat dan tunggu saja. Saya harap penjelasan saya cukup sampai disini dan tidak ada lagi yang bertanya sampai memperkeruh suasana."

"Sekarang silahkan kembali ke rumah dan menjalankan aktifitas kalian semua!" setelahmemberi perintah, penduduk suku kembali ke rumah mereka dengan wajah yang tidak terima. Karena penduduk suku memang sangat anti dengan pendatang terlebih orang kota yang sangat sombong dan angkuh dalam penilaian mereka.

***

Dalam rumah, Rajo dengan pelan meletakkan tubuh si perempuan di atas kasur dengan pelan dan penuh kehatian-hatian. Rajo membawa perempuan tersebut kedalam biliknya.

"Sekarang, kau keluar lah. Biar Amak yang ganti baju perempuan ini!" ujar Amak pelan. Rajo mengangguk lalu membawa ikut serta Bado keluar dari kamar.

"Bagaimana perempuan itu?" Tanya Abak ketika melihat Rajo dan Bado keluar dari bilik.

"Amak sedang mengganti baju perempuan itu, Bak." Jawab Rajo pelan. Abak mengangguk kemudian mereka bertiga duduk bersila di ruang tengah. Tidak ada kursi apalagi sofa dalam rumah mereka. Yang ada hanya ruang lepas dengan alas tikar sebagai alas tempat duduk dn makan mereka.

"Coba kalian cerita kan, apa yang terjadi dan bagaimana bisa perempuan itu bersama kalian!" Tanya Abak menatap anak semata wayangnya dan sahabat. Rajo menunduk sambil menggenggam tangannya.

"Kau saja yang cerita Bado!" titah Rajo pelan. Bado tercekat dan menatap Rajo dengan nelangsa. Bado sebenarnya masih kaget dan shock, tetapi ia berusaha memberikan penjelasan. Karena, memang ia yang pertama melihat perempuan tersebut.

Bado memulai cerita mulai dari mereka datang sampai dimana Rajo memutuskan membawa perempuan itu pulang. Sedangkan, Rajo masih diam dan sesekali menatap bilik nya. Ada seorang perempuan yang tidak sadarkan diri yang sedang diobati Amaknya di dalam.

Amak keluar dari bilik dan menuju ke bilik sebelah yang merupakan bilik orang tuanya.

"Jangan ada yang masuk!" ujar Amak cepat sambil berlalu. Amak kemudian keluar dari biliknya seraya membawa sebuah baju yang berada di tangannya. Rajo ingat kalau si perempuan itu tidak menggunakan pakaian melainkan jaketnya sendiri.

Amak kembali masuk ke dalam bilik. Tidak lama keluar lagi dan ikut duduk bergabung.

"Rajo, kau pergilah ke hutan. Dan ambil daun-daun buat obat-obatan. Amak akan meracik nya nanti. Kau pergi lah dengan Bado."

Rajo mengangguk. " biar aku sendiri saja, Bado biar istirahat saja di rumah. Wajahnya pucat." Bado merasa terharu mendengar perkataan Rajo. Ternyata sahabat itu, walaupun datar dan tenang-tenang saja ternyata perhatian juga.

"Kau berhati-hatilah, Bujang." Peringat Abak memberikan panggilan untuk anaknya. Rajo segera berangkat ke hutan mencari obat-obatan.

"Aku nak pamitan jugalah Tuanku. Amak." Bado ikut berpamitan. orang tua Rajo mengangguk mempersilahkan. Abak ikut Amak ke belakang meracik ramuan yang tersedia di rumah.

🍀🍀🍀

29 agustus 2020

Vote gaes vote gaes vote😂😂🗣️🗣️🗣️🗣️

Dia Suamiku (Ebook Di Playstore/Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang