🌺Tiga Puluh🌺

1.9K 173 28
                                    

Yang mau cepat baca sampe tamatt, yuk langsung beli ebook nya di playbook ya gaes. Link nya ada di bio profil aku yaa..,atau langsung ketik dia suamiku by suci pratami ya gengs..

" kau duluan saja pergi Rajo. Shasi biar sama Amak berangkat," ujar Amak kepada Rajo.

" Kenapa tidak bareng saja, Mak?" Rajo balik bertanya

" Amak ada urusan dengan istri kau sebentar. Ini urusan perempuan. Kau pergi sajalah dulu. Nanti kami menyusul,"

Rajo menatap Shasi yang mengangkat bahunya pertanda tidak tahu apa-apa. Rajo mendesah kemudian menatap Shasi.

" Nanti kalau ada apa-apa di sana. Jangan lupa cari Abang ya?" nasehat Rajo lembut. Shasi mengangguk. Rajo mengecup kening Shasi sebelum berangkat.

" Amak dan Shasi hati-hati, ya," pesan Rajo.

Amak dan Shasi mengangguk. Rajo berlalu dari hadapan mereka dan meninggalkan Shasi dan Amak berdua.

Shasi menatap Amak.

" Kita duduk dulu, ada yang Amak beritahu," ucap Amak pelan sambil tersenyum. Shasi mengangguk dan  mengikuti Amak.

" Jadi begini, Amak mau bertanya apa kau pandai menari?"

Deg

" Memang kenapa, Mak?" tanya Shasi pelan.

" Amak mau kau ikut acara ini. Amak mau kau menunjukkan kepada warga di sini kalau kau bisa menari. Amak bukan memikirkan yang lain. Amak cuma ingin kau tidak di pandang rendah oleh penduduk di sini."

Shasi terdiam memikirkan ucapan Amak. Dirinya bimbang. Apakah menuruti keinginan Amak atau menolaknya. Tetapi, Amak juga ingin menolong dirinya supaya tidak direndahkan warga.

" Bagaimana Shasi?" desak Amak.

" Tapi Shasi tidak punya pakaiannya Mak." ungkap Shasi. Amak tersenyum lebar.

" Tidak perlu khawatir. Amak punya. Kau pakai punya amak saja. Yang penting kau pandai menari kan?"

Shasi mengangguk. Amak tersenyum lebar.

" Bagus. Kau bisa memperlihatkan kemampuanmu. Bahwa kau pantas menjadi istri seorang Rajo. Dan jangan tundukkan kepalamu. Angkat dagu kau tinggi-tinggi. Tunjukkan siapa diri kau sebenarnya," ucap Amak menyemangati. Shasi jadi ikut terdorong. Shasi menganggukkan kepalanya.

" Ayo ikut. Amak akan mendandani kau sekarang," Shasi mengikuti Amak ke dalam bilik.

Amak memberikan pakaian adat yang berwarna merah terang. Sekilas seperti songket. Namun tidak songket. Shasi juga tidak tahu namanya. Amak sibuk mempersiapkan Shasi.

" Cepat gunakan pakaian ini,"

" Shasi tidak tahu cara memakainya, Mak."

Amak menepuk jidatnya seolah lupa, lalu tertawa pelan.

" Amak lupa kalau kau orang kota," Shasi cemberut mendengar perkataan Amak.

Tidak cukup lima belas menit. Shasi sudah selesai berdandan dan memakai pakaian adat. Amak berdecak kagum dan bangga akan hasilnya.

" Tak ku sangka kau akan secantik ini jika di dandani," puji Amak kagum.

" Hehe.., Shasi juga bangga sama Amak. Bisa secepat ini mendandani Shasi. Kalau di kota butuh waktu berjam-jam untuk ini, Mak."

Amak mengangguk senang.

" Yasudah, kalau begitu kita langsung ke acara saja,"  Shasi mengangguk. Shasi melangkah pelan. Karena rok yang digunakannya terasa sempit untuk melangkah. Kata Amak memang di rancang khusus seperti itu

Dia Suamiku (Ebook Di Playstore/Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang