🌺 Tiga puluh Empat🌺

2.6K 155 9
                                    

Ebooknya udah tersedia ya gaess.., yang nggk sanggup menunggu yok langsung beli ebooknya.



, yang nggk sanggup menunggu yok langsung beli ebooknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Kakek," teriak Shasi keras. Tuan Abram yang sedang duduk di kursi roda menghadap jendela besar di sebuah rumah sakit mematung setelah mendengar suara yang dinantikannya.

Shasi berlari mendekat kepada Kakek dan langsung memeluknya. Shasi menumpahkan tangisnya di pelukan Kakek. Tubuh Shasi bergetar menahan rindu yang teramat sangat untuk satu-satunya keluarga yang tinggal.

" Shasi," panggil Kakek lemah. Tangannya bergerak pelan mengusap punggung Shasi. Fisik Kakek memang masih lemah.

Shasi mengangguk dalam pelukan Kakek. Akhirnya ia sekarang berada di tempat dimana keluarganya.

" Cucu Kakek masih hidup. Terima kasih. Terima kasih sayang," bisik Kakek lemah.

Shasi merenggangkan pelukannya dan memegang tangan keriput Kakek.

" Shasi kangen sekali sama Kakek." Ungkap Shasi tersenyum. Kakek mengangguk terharu. Matanya sudah berair dan menangis karena masih bisa melihat dan merasakan kehadiran cucu nya.

" Shasi masih hidup Kek. Kakek tidak boleh sedih lagi. Kakek harus sehat dan kembali bugar," ucap Shasi.

Kakek mengangguk cepat. Rasanya dirinya tidak sakit lagi. Semangat yang hilang awalnya tiba-tiba tumbuh lagi setelah kehadiran cucu nya.

" Kakek akan sembuh. Kakek mau pulang. Kakek tidak mau di sini lagi. Kakek mau kita tinggal di rumah Kakek." Shasi mengangguk tegas.

" Kakek tenang saja. Setelah ini kita tidak akan terpisahkan lagi. Shasi akan menjaga Kakek." Tuan Abram kembali memeluk cucu nya. Tuhan memang sangat baik kepada nya. Entah kebaikan apa yang dibuatnya selama ini. Tapi Tuan Abram bersyukur sangat hari ini bisa memeluk cucu kesayangannya.

" Ceritakan sama Kakek, bagaimana kabar kamu selama ini,"

" Shasi baik-baik saja, Kek," jawab Shasi lalu menceritakan semuanya mulai dari ia yang terdampar di sungai sampai ada yang menolongnya dan sampai ia pun sudah bersuami di ceritakan oleh Shasi. Kakek terlihat serius menyimak cerita Shasi.

Shasi tersenyum mengakhiri ceritanya.

" Jadi, sekarang cucu Kakek sudah punya suami?" tanya Kakek lembut. Shasi mengangguk cepat.

" Iya Kek. Suami Shasi sangat baik sekali. Shasi selalu di manja setiap saat," jelas Shasi dengan wajah berbinar.

" Lalu kenapa ia tidak ikut bersamamu?" Wajah Shasi langsung murung dan sedih.

" Eh eh kenapa sedih?" kakek panik melihat ekspresi Shasi.

" Abang nggak mau ikut, Kakek. Abang harus menjaga Amak dan Abak di kampung. Setelah urusan Shasi selesai disini. Shasi akan kembali ke sana ,Kek."

Dia Suamiku (Ebook Di Playstore/Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang