24. Sweet seventeen Rindu

177 24 3
                                    

Kecewa, tak sesuai harapan. Padahal aku ingin berlama-lama disana sekedar mengobrol.

Tapi, ah sudahlah. Aku pun membanting kan tubuh ku ke ranjang yang teramat empuk.

Hanya ada aku, dirumah yang amat besar ini, sangat sepi. Tak ada orang kecuali para pelayan yang mungkin sudah lelap tertidur.

Rindu sangat kesepian mi, Rindu butuh teman.

Maaf aku tak dapat menahan kuat kesedihan ini.

Karena

Semesta

Tak cukup kuat membangun benteng nan kokoh di raga ku

_

Author pov

Ketokkan kaca jendela membuat seorang gadis sedikit kaget. Pasalnya gadis itu nampak asik memandangi album foto lama miliknya.

Foto dimana keluarga masih utuh, bahagia seta harmonis.

Lagi-lagi ketok kan itu berbunyi, namun kali ini bunyi itu tak di kaca melainkan di pintu Kamarnya.

Gadis itupun melirik jam tangannya masih pukul 22:11

"Siapa." Gadis itupun membuka pintu kamarnya.

"Sweet seventeen Rindu."

Gadis itupun langsung menutup mulutnya sangking kaget.

"Cuma mimpi." Gumamnya lalu menutup kembali pintu kamarnya tersebut.

"Wei... asali ini masa Lo kita kami cuma imajinasi." Tutur Violet sesekali mengetok pintu kamar Rindu.

Ceklek, pintu tersebut kembali terbuka.

"Beneran?"

"Iya." Jawab Violet, Rey, Rido, Reza dan Rendi kompak.

"Ayo tiup lilinnya, cantik." Tutur Rey lalu tersenyum jahil.

Huff Lilin itupun padam seketika

"Sori telat." Tutur Rey langsung membuka topik pembicaraan

"Makasih." Balas gadis itu terharu sekali

"Lo senang?" Tanya Rey

"Kalian ingat, makasih banget."

"Pajak ulangtahunnya ditunggu ya." Rendi angkat suara memecahkan keharuan.

"Gratisan mulu hidup Lo nyet." Sahut seseorang langsung namun bukan Rindu yang menjawab melainkan Rido.

"Sirik aje Lo." Balas Rendi

Rindu bersyukur mi, masih dikelilingi orang-orang baik.

"Makasih Rey." Rindu tersenyum lalu kembali mengingat masa lalu saat hari pertama kelihatan sang mami.

Flashback on

Saat hari itu sosok Rindu yang selalu ceria seketika berubah menjadi pendiam. Tak lagi ceria seperti dahulu kala.

"Haii Rindu... Ih kamu kok murung terus sih ayok sini! aku ada kejutan lo buat kamu." Gadis kecil menarik pergelangan tangan Rindu kecil kesatu tempat.

"HAPPY BIRTHDAY RINDU!" terdengar sorakan dari banyak orang disana.

Rindu kecil tak kaget ataupun senang sedikitpun. Dia masih terlihat murung, bagaimana tidak harapnya di usia ketujuh tahun ini tak tercapai.

Ya, menyanyikan sebuah lagu teruntuk mami dan papinya dengan diiringi alat musik piano, Rindu saat kecil sangat menyukai alat musik itu dan juga bertekad mempengaruhinya.

Memeluk Rindu [TAMAT] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang