22. kaget

186 21 10
                                    

Ngga bosan-bosannya aku menyampaikan ke kalian kata-kata ini

" Follow dulu akun aku
" Vote komen dan jangan lupa share ya

" Happy reading






Author POV

Kini gadis itu sudah berdiri di pagar rumahnya seraya menatap nanar rumah mewah tersebut, memikirkan bagaimana nantinya ekspresi sang papi

Semoga papi ngga marah. Batin Rindu lalu iya pun melangkah masuk kedalam rumah nan megah tersebut.

Saat memasuki ruang makan terdengar samar-samar suara tawaran yang begitu hangat

Aku tak pernah merasakan seperti itu. Batin Rindu lalu mendekati mereka.

Aku ingin walau hanya sebentar, kabulkan lah tuhan.

Rindu mendekati meja makan itu dan Medina?

Matanya menangkap sosok orang yang tak asing lagi, Medina tukang bully yang selalu menganggu nya disekolah... Sudahlah ayo kita lupakan bagiamana sikap Medina pada Rindu

Rindu langsung menggelengkan kepalanya tak percaya, pikirannya seketika melayang bak kapas yang dihembuskan oleh angin

"Sudah pulang, ayo kesini mari kita makan bersama" Penta Romeo, papinya Rindu

Rindu pun menganggukkan kepalanya canggung buka apa-apa dibenaknya terus-terusan bertanya 'kenapa dia ada dirumah ini dan bagaimana bisa mereka terlihat akrap ada apa'

Rindu langsung menggelengkan kepalanya, cepat-cepat iya buang pikirannya yang sudah condong kearah negatif. Gadis itu menghela nafas dalam-dalam lalu duduk di atara mereka


"Ini Medina kenalin." Romeo dingin namun ada sebuah senyuman kecil sedikit ditangkap oleh Rindu,

Rindu mengangkat kepalanya mendongak ke arah Medina, dia yang gila atau aku yang gila?

Melodi amat tak nyaman sekali, bayangkan saja orang yang selalu membully kalian tiba-tiba ada di depan mata dengan senyuman yang dibuat-buat, bayangkan. Ini memang ngga masuk akal

"Gue Medina." Dia menjulurkan tangannya ke arah Rindu, seakan-akan kali ini pertemuan pertama mereka

"Rindu." Balas Rindu tanpa sedikitpun meraih tangan Medina yang sedari tadi dijulurkan nya.

Medina pun langsung membuang muka saat detik itu juga

"Berlaku sopan lah diri mu padanya, Rindu" Perintah sang papi membuat gadis itu menurut kaku, dia sangat benci ini

"Iya Pi." Jawabnya lesu lalu kembali melanjutkan menyantap hidangan makan malam.

Kenapa dia ada disini?

Apa urusannya?

Rindu benar-benar pusing sekali saat ini memikirkan nya.

Makan malam berlangsung dengan hikmat, semua pelayan yang ada di rumah inipun telah selesai membereskan semua piring-piring kotor.

"Papi disini ingin membicarakan sesuatu kepada kalian, terutama kamu Rindu." Mendengar mamaku yang di sebut akupun mendongak kearah pria itu lalu menaikan sebelah alis ku

Memeluk Rindu [TAMAT] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang