15. Sedih

239 31 14
                                    

Langit dan tanah tak mungkin bisa bersatu walaupun ada sebuah ciptaan Tuhan yang lain yaitu gravitasi.

~Rindu







Aku baru saja berada di meja makan setelah bi Surti memanggil ku dari kamar katanya papi memanggil, "Ada apa pi?"

"Duduk dulu baru aku bertanya!" Selanya dengan tatapan yang amat menyeramkan

Kalian tertawa? Memang lucu jika aku sangat-sangat takut padanya walupun dia papi kandung sekali pun, dia seperti monster begiku

Huff helaan nafas ku kembali meluncur saja tanpa aba-aba

Aku pun menuruti ucapannya beralih duduk di meja makan itu tepatnya didepan hadapannya.

Aku paling benci dengan posisi ini, sangat tidak nyaman. Posisi duduk di depannya membuat kepalaku menunduk saja tanpa sedikitpun berani menatapnya

"Baca ini" Tutur pria itu seraya memberikan sebuah lembaran surat berbentuk dokumen.

"Apa ini Pi?"

"Kau tidak pandai membaca, buat apa kau bertanya? baca saja!" Padahal aku cuma bermaksud berbasa-basi saja sudah lama aku tak mengobrol dengan pria itu.

Mendapatkan kehangatan dari ayah, mungkin tak pernah lagi

Aku pun mengubah pandangan ku kearah dokumen tersebut membacanya dengan cermat dan penuh ketelitian.

Surat wasiat yang dibuat oleh saudari Loventi.

Dituliskan di surat ini, jika saudara Romeo ingin menikah lagi harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari saudari Rindu, buah hati Romeo dan Loventi.

Mendapatkan keputusan yang resmi dari Rindu loventi Romeo.

Bertanda Loventi


Fiks, masalah hidup ku lagi-lagi bertambah sudah ku tebak pasti papi ingin menikah lagi, tapi - takmungkin papi sangat-sangat mencintai mami takmungkin jika dia - aisss menyebalkan

"Kenapa kau bengong, kau harus setuju Rindu!"

Spontan aku menggeleng-gelengkan kepalaku tak mungkin-

Mungkin dia hanya bergurau saja, bukan?

"Aku tak mau, papi tak boleh mencintai perempuan lain selain mami walupun mami sekarang sudah tiada." Air mataku menetes saat mengucapkan kalimat itu.

Cukup aku yang terlupakan, mami jangan Pi!! Litih ku sekuat-kuatnya didalam hati

"Mami ngga boleh tergantikan pi, hiks papi ini kenapa. Kenapa papi berubah Rindu tidak suka dengan sifat Papi yang seperti ini!" Pekik ku brutal air mata ini sudah terus-terusan mengalir tak henti-hentinya.

Aku sangat sedih mendengar ucapan papi aku sangat sedih tuhan apa gunanya aku tuhan. Apa!!

Lebih baik aku tiada disini, lebih baik aku disana bersama mami di alam mami berada. Aku sudah lelah

Memeluk Rindu [TAMAT] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang