38. Jangan pergi!

136 19 14
                                    

——Happy Reading——

Vote dulu yup sebelum membaca^^




Brak

Pintu itu terpelanting keras, hingga nampak tak utuh lagi.

"RINDU MANA, BANGSAT!!"

"JAWAB GUE!!" Rey sangat brutal sekali menghadang semua yang menghalanginya, termasuk pria yang bertubuh kekar bongsor, habis dijatuhkan Rey dengan kepalan tangannya sendiri.

"Tenang Rey!" Reza berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Dia udah ngga hidup Rey!" Sambung Rido melirik pria yang berubah kekar itu tak bernafas lagi.

"Argh!" Rey berteriak frustasi

"Kita cek aja kedalam!" Tutur Rendi.

"Hmm." Mereka serentak bergumam dan melangkah ke dalam.

"Rindu." Ucap mereka kompak saat melihat seorang wanita tergeletak penuh darah di lantai nampak seperti mayat. "Rindu." Rey menjerit parau mendekati perempuan itu.

"Medina?" Rey kaget begitupun dengan Rendi, Reza, dan Rido

"Me bagun!!" Alex berusaha membangunkan saudara kembarnya itu

"Dia kenapa, astaga bekas lukanya banyak banget." Gumam Rendi ikut cemas

"Ini pasti ulah Kinta." Gumam Rey langsung.

"Pantesan ada yang janggal waktu kita telpon Medina malah Kinta yang angkat." Ucap Rey dibalas anggukan setuju

"Rendi, Rido Lo bawa dia secepatnya Medina ke RS!" Pinta Rey . "Gue, Rey dan Alex bakal cari Rindu." Sambung Reza, dan dibalas anggukan oleh Rido dan Rendi.

"Lo dimana Rin?" Rey menatap sendu.

Reza dan Rendi pun berlalu meninggalkan gebuk itu menuju ke RS, membawa Medina kesana.

"Violet udah lapor polisi." Ujar Alex memberi info

"Terus Rindu dimana Lex? Apa mungkin dia bersama Kinta saat ini. Gue kuatir banget."

"Tenang Rey lo ngga perlu berpikir yang enggak-enggak. Kayaknya Rindu kabur deh. Coba lo liat pintu itu, kebuka kan?"

Rey melirik ke arah Reza sedetik kemudian cowok itu menatap lekat salah satu pintu tua yang terbuka dengan penuh harapan.

"Gue yakin dia pasti kabur lewat pintu belakang Rey." Ucap Reza sekali lagi memperjelas

"Iya Rey, buruan kita cari Rindu!" Sahut Alex. Rey pun bangkit dan berjalan menyamai langkah Reza dan Alex yang sudah berdiri di pintu itu

"Astaga, hutan semua." Reza bergumam melihat sekelilingnya.

"Gue ngga kebayang, Za. Ini hutan semua, gimana... Kalo dia ngga selamat?"

Satu pukulan berhasil mendarat di perut Rey nan kekar itu.

"LO GILA! LO NGGA BOLEH NYERAH GITU AJA!" Reza berbicara lantang.

"GUE TAU DIA KUAT, DAN GUE TAU LO JUGA KUAT!"

"Dia pasti ada di sini Rey gue yakin!" Kali ini Reza berbicara dengan oktaf yang sedikit lambat dari tadi.

"Benar, kita harus temui Rindu." sahut Alex seraya menepuk bahu Rey

Rey menganggukkan kepalanya. Perlahan cowok itu bangkit mengelap air matanya cepat. "Ayok. Rindu pasti udah nungguin gue." Ucap Rey lalu membuang nafasnya dalam-dalam. "Ayok!"

"Ini baru sahabat gue." Reza tersenyum, begitupun dengan Alex.

"Papi juga udah kirim anak buahnya baut nolongin kita cari Rindu." Kata Alex

Memeluk Rindu [TAMAT] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang