Mimpi

6 2 104
                                    

Anthy meletakan ponsel, segera berlari menuju pintu saat bell semakin cepat di tekan "Sebentar," teriaknya langsung memutar kunci tak lagi melihat layar interkom.

"Su hyun," ucap Anthy kaget melihat gadis itu berdiri di depan pintu mengigil memeluk tubuh "Kau kenapa?" tanyanya langsung menarik masuk Su hyun tak lupa koper biru di sebelah kananya.

"Masuk got," ucap Su hyun terisak.

"Ya allah," Anthy langsung berlari masuk ke dalam kamar mengambilkan handuk tebal untuk Su hyun "pergilah ke kamar mandi dan bersihkan dirimu dengan air hangat," ucapnya menujuk pintu dekat dapur.

Anthy menatap miris Su hyun yang berjalan dengan tubuh menggigil memeluk bahu. Tak habis fikir kenapa bisa gadis itu masuk ke dalam got saat cuaca dingin begini.

Anthy segera menuju dapur baru akan memanaskan air saat suara bel kembali terdengar "Astaga kenapa orang hobi bertamu saat salju," ucapnya kesal menatap ke arah pintu. Lagi-lagi harus berjalan ke arah yang sama.

Anthy melangkahkan kakinya dengan niat setengah. Mau tidak mau tetap harus membuka pintu sebagai tuan rumah yang baik menyembunyikan kekesalan pada siapa entah di depan pintu.

"Yeojun," ucap Anthy mengernyit menatap Yeojun saat membuka pintu rumah. Sedang apa anak ini? "Ngapain?" tanyanya membuka pintu sedikit lebar.

"Samyetang," jawab Yeojun mengankat kantung plastik makanan di tanganya menujukan pada Anthy "titipan appa," ucapnya lagi saat Anthy baru akan membuka mulut bertanya.

"Dalam rangka apa ini?" tanya Anthy terkejut menerima kantung plastik dari tangan Yeojun. Entah sedang ada apa pak Jung tiba-tiba mengiriminya makanan begini "Ini kamu tidak menemukan alamatnya atau bagaimana Yeojun-ah," ucap Anthy menatap Yeojun curiga.

Mengenal Yeojun setelah lumayan lama Anthy kadang tau beberapa sifat buruk anak lelaki itu. Salah satunya adalah mengantarkan makanan ke orang lain saat tak menemukan tempat tujuan sebenarnya.

"Tidak nuna," jawab Yeojun meletakan gelasnya ke meja setelah meminum air hangat begitu masuk tadi "kalau tidak percaya tanyakan saja pada appa," imbuh Yeojun meyakinkan saat Anthy masih saja menatap curiga ke arahnya.

"Baiklah nuna akan tanya," ucap Anthy meraih ponselnya. Hanya menatap lama benda itu menunggu Yeojun berteriak menghalangnya agar dia tau bohong atau tidak anak lelaki itu.

Anthy melirik ke arah Yeojun saat lama tenang tanpa teriakan anak itu. Menghela nafas terpaksa harus percaya saat tak menemuka raut khawatir atau lainya justru malah ada wajah santai menatap televisi juga orang di sofa.

"Dia siapa nuna?" tanya Yeojun menujuk sofa.

"Sori," jawab Anthy meletakan kembali ponsel lalu berjalan menuju meja makan meletakan kantung samyetang dari Yeojun "teman nuna," imbuhnya memberitahu.

"Aa teman nuna," respon Yeojun mengangguk lalu menoleh ke arah pintu kamar mandi yant terbuka. Baru akan membuka mulut untuk menegur Ay di sana tapi tak jadi berucap saat yang keluar bukanlah nuna Ay.

"Kamu...."

Anthy berjengkit kaget. Hampir mejatuhkan sendok di tangan saat mendengar Yeojun berucap keras bersamaan dengan Su hyun.

"Yak, kalian berdua kenapa tidak bisa pelan-pelan," ucap Anthy berbalik badan menatap dua remaja di depanya.

Anthy menatap keduanya bingung, menoleh ke arah Yeojun melihat wajah kesal itu lalu ke Su hyun dengan wajah marah itu "kalian kenapa?" tanyanya lagi.

5 menit berlalu.

Anthy bertopang dagu menatap Su hyun juga Yeojun yang masih saja berdebat. Jadi penyebab Su hyun masuk got adalah menghindari Yeojun yang oleng dengan motor matick lelaki itu.

Annyeong WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang