Kitchen

13 1 105
                                    

"Masih ada yang kurang?" tanya Anthy.

Anthy kembali berbalik badan. Terpaksa menurunkan tangan yang telurur ke Jin saat lelaki itu menjawab bahwa belanjaanya masih belum lengkap.

"Baiklah akan kutunggu disini," ucap Anthy menujuk lantai memberi tanda pada lelaki itu.

Melihat Jin lama hingga menghilang di belokan lalu menatap deretan produk di rak sebelahnya, berfikir kira-kira apa yang ingin dia beli mumpung sedang di sini.

Anthy menarik satu bungkus sedang cemilan coklat dari rak. Membolak-balikan jajanan itu sebelum membelinya. Membaca sedikit komposisi di dalam cemilan yang ingin dia beli.

"Kurasa aman," ucap Anthy mengangkat bahu lalu mengambil lagi satu cemilan merk sama hanya beda rasa.

Anthy terlonjak kaget. Hampir berteriak saat ada sesuatu yang menyentuh pahanya dari samping secara tiba-tiba.

"Jiinnn....," ucap Anthy menoleh menatap Jin menahan kesal.

"Mau naik?" tanya Jin menaik turunkan alisnya menujuk troli yang hanya terisi setengah belanjaan lelaki itu.

"Naik??" tanya Anthy menatap Jin tak yakin sambil menujuk diri sendiri "Aku?" tanyanya lagi dan lelaki itu kembali mengangguk.

"Baiklah," ucap Anthy dengan senang hati sebab sudah lama ingin melakukan ini. Sebenarnya sudah dari tadi Anthy ingin bilang saat Jin bertanya apa dia ingin sesuatu.

Anthy meletakan hing hilsnya ke atas belanjaan Jin berikut cemilanya. Duduk manis menghadap depan layaknya anak kecil.

"Rupannya begini rasanya," ucap Anthy saat Jin mulai mendorong troli melalui lorong snack.

"Sering melakukan hal begini?" tanya Jin berhenti sebentar saat menemukan sesuatu.

"Biasanya Ay yang akan naik jika kami belanja," jawab Anthy ikut memperhatikan snack-snack beraneka rasa dan merk.

"Kaumau?" tanya Jin menunjukan sebungkus snack pada Anthy.

"Tidak ah," jawab Anthy menggeleng mengembalikan snack pada Jin setelah membaca komposisinya "Aku tidak bisa makan kacang," ucapnya memberi tahu saat lelaki itu menatapnya bingung.

"Alergi?" tanya Jin kembali mendorong troli dengan Anthy di dalamnya.

"Bisa dibilang begitu," jawab Anthy mengangguk mendudukan diri dengan nyaman seperti anak-anak kecil yang sering dia lihat ketika berbelanja.

"Yakk, Jiinnnnn...." teriak Anthy dengan tawa saat Jin mendorong troli dengan cepat berpindah-pindah lorong "Huuuuuuuu.....ini menyenangkan," ucapnya lagi tak memperdulikan keadaan sekitar. Mengangkat tangan tinggi menikmati sensasinya.

Hal-hal kecil yang menyenangkan. Mungkin itu sebutan yang pas untuk hal yang di lakukan Anthy dan Jin. Saling berbagi kebahagian walau hanya dengan hal kecil.

"Anthy-ya aku lelah," ucap Jin mendudukan diri di kursi dekat pintu mengatur nafas ngos-ngosan setelah lama mendorong troli berputar-putar dengan Anthy di dalamnya.

"Istirahat saja dulu Jin," ucap Anthy menoleh kearah Jin "Eh...eh..." kejutnya saat Jin memutar troli kearah lelaki itu membuat mereka berhadapan.

"Kausenang?" tanya Jin menatap Anthy.

Anthy mengangguk saja "ini bisa mengalihkan fikiranku," lanjutnya mengangakt sebelah bahu tak begitu yakin sebab nyatanya dia masih memikirkan Ay.

Lama Anthy terdiam begitu juga Jin yang sedang mengatur nafasnya. Anthy terus menatap Jin kini kembali teringat mimpinya waktu itu. Terbayang-bayang bagaimana pesawat itu jatuh juga teriakan menggema banyak orang di bandara.

Annyeong WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang