Pesta

6 1 69
                                    

Anthy menatap pantulan dirinya dicermin kamar hotel tempat acara resepsi Sori, menghela nafas kesal mengingat betapa gadis itu memaksa memintanya menjadi bridesmaid padahal ada banyak saudara sepupu yang menunggu diajak.

Anthy menoleh saat mendengar suara pintu terbuka dari luar, menampakan Ay dengan baju casual juga tablet ditangan lalu earphone menemp pada telinga, tiba-tiba merasa iri dengan penampilan santai gadis itu.

"Ay tukeran baju yok," ucap Anthy begitu saja.

"Boleh," jawab Ay mengangguk spontan tanpa fikir panjang dan Anthy tau itu sebuah ejekan yang berbentuk jawaban.

"Hiss..." Anthy mendesis kesal kembali menghadap cermin memastikan gaunya sudah terpasang dengan benar juga pas ditubuh.

"Ay ini ada motifnya?" tanya Anthy saat menyadari ada sesuatu yang tersusun dibarisan manik-manik 2 warna pada bagian pinggang.

"Gak ada apa-apanya itu," jawab Ay cepat menghampiri Anthy dengan sepatu hinghills ditangan "Nah pake," ucapnya menyodorkan benda itu pada Anthy.

Anthy menatap lama hing hills yang disodorkan padanya, lalu menunduk beralih ke sepatu kets putih dikaki Ay "make itu aja deh,"ucapnya menujuk kaki gadis itu.

"Ini?" tanya Ay menunduk lalu mengangkat kaki "Bakalan diganti juga sama yang begini," ucapnya tersenyum paksa menggerakan hing hills ditangan.

Anthy mendengus "Kenapa si pesta selalu harus gaun dan hing hills," ucapnya spontan langsung menerima hing hills dari Ay dan memakainya "tiba-tiba pengen jadi cowok biar make jas sama pentofel," ucapnya lagi semakin ngawur.

"Gih tukeran sama Jesika," ucap Ay menahan tawa berlalu menuju lemari.

Anthy bergidik geli "Mending jadi cewek tulen dari pada harus tukeran sama Jesika," ucapnya mengingat lelaki yang bersikap kemayu melebihi dirinya, salah satu teman kerja Ay.

"Lah katanya mau make jas," ucap Ay menurunkan gaun berwarna biru sepanjang lutut dengan renda di bagian dada juga sisi bahu.

"Ya gak ke jesika juga Ay," ucap Anthy memutar bola mata malas, "Kok licik ya Ay," ucapnya kembali menatap Ay.

Ay mendongak, mengernyit menatap Anthy dengan bingung mendengar kata-kata wanita itu.

"Itu pendek loh, santai banget juga kayaknya, lah kenapa punyaku panjang bener begini," ucap Anthy menujuk gaun Ay lalu miliknya sendiri yang memiliki panjang sampai mata kaki "Mana rame lagi," lanjutnya beralih ke beberapa manik-manik.

Ay tertawa mendengarnya "Ini emang gaunya tim WO mbak," jawabnya masih tertawa "Soalnya kan kita harus kesana kemari ngontrol acara," lanjutnya mejelaskan segera menuju kamar mandi setelahnya.

Anthy menatap pasrah bayangan dirinya di cermin, nyatanya gaun ini memang sudah dipersiapkan untuknya.

Anthy berjalan menuju meja rias, memasang flower crown kecil pada rambutnya yang di kepang lalu curly pada bagian bawah hasil karya tata rias Sori.

Anthy berjalan menuju meja rias, memasang flower crown kecil pada rambutnya yang di kepang lalu curly pada bagian bawah hasil karya tata  rias Sori

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Annyeong WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang