Hilang satu,muncul lagi satu.

15 1 101
                                    

Hayooo yang kemaren kena tipuuu😂😂😂

Ini belum selesai yaa😂😂 (yeess makasi thorr😉😉).

Siapa yang jingkrak-jingkraakk?? Oh gak ada ya😂😂😂
Okelah kita lanjutkan saja acara mengiris bawangnya😂

Eh baca maksudnyaa.
_

_______


Anthy berjalan pelan menyusuri jalanan menuju rumah saat hampir senja, rasanya sedikit lega setelah puas menangis dan mengumpati diri sendiri ditaman tadi.

Kini yang tersisa hanya kenangan. diruas jalan ini kita pernah berjalan  beriringan membahas makanan saat menuju rumah yang kini hanya akan menjadi penghapus rindu walau tak ditempati lagi.

Anthy menarik ponselnya dari saku saat merasakan getaran juga dering nyaring dari sebuah lagi.

"Halo," sapa Anthy menempelkan ponsel ketelinga "Kenapa?" tanyanya mengernyit bingung melihat banyak orang didepan rumahnya.

"Mbak dimana?" Tanya si penelfon.

"Dideket rumah, 100meter mungkin," jawab Anthy kini berdiri didekat pagar rumput tinggi lalu mengintik kearah depan rumahnya yang sudah dekat "Itu kenapa didepan ramai banget?" tanyanya.

"Itu yang aku mau bilang, mbak kalau mau balik lewat pintu belakang," ucap Ay disambungan telfon "lewat pagar belakang juga, ntar tak jelasin dirumah,".

Anthy menurunkan ponselnya, menatap benda itu lama lalu berbalik dan berjalan menuju bagian belakang rumah mereka, lebih baik menuruti saran Ay agar aman sampai dalam rumah sebab dia tidak tau apa yang terjadi sekarang.

Anthy menyentuh pegangan pintu, hampir mendorongnya masuk tapi terhenti saat sayup-sayup telinganya mendengar ada yang sedang berbicara didekat pintu kayu didepanya ini.

Anthy melepaskan tangan dari pegangan, menunduk mengintip kedalam lewat celah kecil di daun pintu berwarna coklat gelap yang sedikit ditumbuhi tanaman liar merambat.

"Wahhhhh, Jinjja?" beo Anthy tak percaya melihat banyak orang didalam pekarangan rumah mereka, lalu kamera-kamera dengan label beberpa stasiun tv itu benar-benar membuatnya mengumpat dalam hati.

Anthy menjauh dari pintu perlahan, tak ingin sampai ketahuan dan menyebabkan masalah jadi bertambah rumit "selesai satu nongol lagi satu," ucapnya pelan meraih ponsel disaku lalu segera mengetikan beberapa angka dan menempelkanya ketelinga.

"Halo," sapa Anthy pertama kali masih mengawasi keadaan sekitar "Ini kenapa banyak wartawan dipekarangan?" tanyanya pada Ay.

"Belum liat berita pasti, wajah kita muncul dimana-mana woi gara-gara dipesta kemarin," jawab Ay terdengar kesal "padahal media udah dilarang masuk tapi ya namanya manusia pada bawa ponsel pasti ada aja beritanya,".

Anthy diam mendengar penjelasan Ay, jadi menyesal membiarkan Jin menemuinya saat di pesta kemarin "Orangnya udah pergi kenapa masih ninggalin masalah si," ucapnya begitu saja menghela nafas lelah untuk yang kesekian hari ini.

"Jadi kamu dimana Ay?" tanya Anthy teringat Ay juga keluar tadi pagi untuk menemui Namjoon melakukan hal sama seperti dirinya.

"Didalam, aku baru aja masuk ini," jawab Ay "mana banyak lagi wartawanya, aku udah nelfon Yeosin buat jemput mbak didekat cafe jalan utama, sekarang mbak kesana hati-hati,".

"Tapi kamu?" Ucap Anthy khawtir Ay tidak bisa keluar dari rumah, atau kemungkinan terburuk lain seperti mereka memaksa masuk dan lain2nya yang memiliki kemungkinan akan terjadi.

Annyeong WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang