kosekuensi (Jin)

10 1 71
                                    


Jadi dipart ini isinya sudut pandang Jin ya😊😊.

Gak bingungin kok, anggap aja bonus😉😂.

______happy reading____btw sini lagi ujan😂😂_____

Jin duduk disofa bertopang dagu dengan kaki bergerak-gerak pelan tak mau diam, benar-benar gelisah dan cemas menatap televisi yang menampilkan acar gosip. Semakin berdebar hebat tak kala wajahnya muncul disana bersama Anthy.

"Ah sial,"umpat Jin mengacak-acak rambutnya merasa bodoh kenapa bisa lepas kendali hingga memeluk Anthy begitu saja ditempat ramai semalam.

Jin merogoh saku celananya, mengetikan beberapa kalimat lalu mengirinya pada Steven selaku bodyguard yang bisa dipercaya untuk saat ini. Setidaknya dia harus melakukan sesuatu untuk gadisnya bukan.

Steven
Oke🖒

Jin kembali memasukan ponselnya kedalam saku setelah menerima balasan dari Steven dan sudah menghapus pesan itu. Sedikit lega juga masih khawatir dengan keadaan Anthy sendiri, sebenarnya dia ingin menghubungi tapi mengingat perbincangan mereka tadi membuatnya urung menganggu gadis itu, apalgi keadaan sedang tidak baik.

"Hyung....,"

Jin menoleh kearah pintu, mengedikan dagu menatap Jimin yang baru saja masuk langsung memanggilnya dan berjalan mendekat.

"Manager Lim memanggilmu," ucap Jimin menepuk bahu Jin "Percaya kaubisa hyung," lanjutnya mengangguk dengan tangan terkepal menyemangati Jin, seperti atlet akan bertanding saja.

"Aku hanya akan diomeli, bukan diminta berlari Jimin-ssi," jawab Jin mengacak-acak rambut Jimin lalu beranjak meninggalkan member yang masih bisa dipanggil maknae itu.

Jin menyusuri lorong menuju ruang latihan tempat dimana manager Lim berada jika dijam-jam begini. lelaki yang menjabat sebagai manager mereka sedari awal karir hingga saat ini dan sudah bisa disebut sebagai Ayah olehnya juga yang lain.

Jin tak bisa menebak apa yang akan dikatakan lelaki itu padanya, mengingat Ayah angkat mereka itu mewanti-wanti kemarin untuk jangan membuat masalah apalagi penghujung kontrak dan penyelesaian projek mereka sudah diďepan mata.

Tapi apa mau dikata sepandai-pandainya seseorang menyembunyikan rahasia pasti akan ada saatnya semua terbongkar bukan? Dan Jin sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi hari ini sejak awal.

Jin menatap pintu ruangan didepanya, kini jadi bimbang harus masuk atau tidak, tapi dia tetap harus bertanggung jawab bukan?? Seperti kata Anthy yang memintanya mejadi contoh baik untuk adik-adiknya.

Jin menarik nafas panjang lalu menghembuskanya perlahan. Menghitung satu sampai tiga dalam hati  segera mendorong pintu berbahan kaca tebal didepanya hingga terbuka tak ingin semakin lama berdebar penasaran.

Jin berdiri diam didekat pintu, tak langsung melangkah mendekat saat melihat Namjoon duduk disana menunduk sembari meremas jemarinya, kini bisa menebak apa yang sudah terjadi melihat ekspresi lelaki yang biasanya selalu tersenyum itu.

Jin berjalan mendekat dengan perlahan berusaha tak menimbulkan suara, menepuk bahu Namjoon pelan saat duduk disebelah lelaki itu mengabaikan rasa penasaran ketika melihat ada satu kursi lagi disebelhnya yang sudah pasti menunggu seseorang.

"Apa kaudiomeli?" tanya Jin pelan berbisik pada Namjoon tapi melirik manager Lim yang sedang memajamkan mata mungkin berfikir wejangan apa yang pas untuk mereka.

Namjoon menggeleng "Belum,"jawabnya pelan "kita masih menunggu satu orang lagi," ucapnya berbisik pada Jin.

Jin mengernyit bingung, satu orang lagi? Siapa? tanyanya menggunakan ekspresi juga tatapan pada Namjoon dan lelaki itu mejawab dengan mengangkat bahu.

Annyeong WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang