What Happend??

8 1 36
                                    


Anthy menepuk-nepuk mulutnya yang masih saja menguap padahal  hari sudah pagi, berjalan sembari meregangkan badan keluar dari kamar.

Anthy berkacak pinggang di depan pintu kamar. Menoleh ke kanan dan kiri mengembalikan kesadarannya. Mengernyit melihat Ay sudah berdiri di dekat jendela bertopang dagu sepertinya melamun.

"Sepagi ini?" tanya Anthy bingung kini menaikan sebelah alisnya melihat Ay meraup wajah juga menghela nafas terlihat frustasi akan sesuatu "Seperti orang yang punya beban cicilan saja,"dumelnya menggelengkan kepala.

Anthy berjalan mendekat sedikit heran mengetahui Ay tak juga menyadari kedatanganya bahkan sampai dirinya berdiri di belakang tubuh gadis itu.

"Liatin apa?" tanya Anthy melongokan kepala di sebelah Ay lalu menoleh menatap gadis itu.

"Mbak ngagetin," ucap Ay berjengkit kaget sampai melangkah mundur "Masih muka bantal begitu juga".

"Ya lagian pagi-pagi ngelamun," ucap Anthy kembali berdiri tegap masih berkacak pinggang menatap Ay "Nyariin siapa?" tanyanya lagi.

Ay menggeleng saja sebagai jawaban.

"Namjoon?" tebak Anthy begitu saja "Dia gak ada Ay, pada pergi mereka hari ini katanya lagi ada urusan," ucapnya lagi lalu berbalik berjalan menuju dapur teringat dirinya tadi punya niat minum.

"Semua?" tanya Ay mengikuti langkah kaki Anthy.

Anthy menarik satu botol air mineral keluar dari kulkas, segera meneguknya setelah mengangguk memberi jawaban pada Ay.

"Kemarin Jin bilang kalau mereka akan sedikit sibuk," ucap Anthy meletakan botol kembali ke kulkas setelah puas membasahi tenggorokanya.

Anthy menatap isi kulkas lama sembari menunggu respon Ay. Lagi-lagi harus mengernyit bingung ketika tak kunjung mendengar jawaban gadis itu "A...," Anthy tak jadi melanjutkan panggilanya saat menoleh ke belakang menemukan yang di panggil kembali melamun.

Anthy menutup pintu kulkas, menarik satu kursi didepan Ay lalu mendudukinya, mengetes apa akan ada respon saat dirinya duduk diam menatap gadis itu.

"Ay kamu kenapa si?" tanya Anthy langsung makin pensaran saat Ay tak kunjung protes seperti biasanya saat dirinya menatap gadis itu lama.

"Lagi mikirin sesuatu," jawab Ay menunduk mengusap kepalanya hingga belakang berhenti di leher.

"Kerjaan?" tanya Anthy "Lagi kenapa dirimu masih di rumah? Bukanya acaranya besok e?," tanyanya bertubi-tubi terlanjur penasraan kenapa gadis macam Ay bisa melamun 2 kali dalam kurun waktu menit.

Ay mendongak "Meliburkan diri," jawabnya kembali menunduk menyembunyikan wajahnya di meja.

"Meliburkan diri, ada angin apa kamu sadar mau libur?" tanya Anthy bersindekap tangan menatap Ay.

"Kalau aku gak libur hari ini, bisa-bisa besok diriku tepar dan malah makin gawat soalnya Ailie gak mungkin bisa ngurusin semuanya sendiri," jawab Ay kembali bertopang dagu menatap Anthy.

Anthy mengangguk paham. Jawaban Ay memang ada benarnya apalagi gadis itu juga baru pulang dari luar negri "Eh Ay, kemarin kamu ke London ngapain?" tanyanya baru teringat jika dirinya penasran akan hal itu.

"Oh itu, ngambil gaun Sori yang ketuker," jawab Ay beranjak menuju kulkas mencari minum "Jadi paket yang di kirim kesana itu salah, harusnya gaun yang di pake acara besok itu warna putih tapi ketuker dengan biru jadi endingnya aku harus ambil kesono soalnya nona Lee lagi di Jeju," lanjutnya menjelaskan setelah meneguk air dan kembali ke kursi.

Anthy menggeleng "Lagian siapa yang ngepak?" tanyanya.

"Nona Lee," jawab Ay.

"Lah kok bisa ketuker?" tanya Anthy heran.

Annyeong WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang