Perpisahan Atau Pertemuan

7 1 117
                                    

Anthy masih bertopang dagu, dengan posisi sama melihat Jin walau sudah bermenit-menit waktu berlalu, tak merasa lelah atau bosan menatap punggung tegap lelaki yang sedang berpindah-pindah dengan gesit menyusun segela macam barang ke lemari penyimpanan.

"Apa sudah selesai?" tanya Anthy melihat Jin meregangkan tangan setelah menyimpan kantung bekas belajaan mereka tadi.

Jin menoleh "Sudah," ucapnya membuka kulkas lalu memgambil 2 kaleng minuman soda dan membawanya menuju Anthy.

"Kauselalu menatanya sendiri?" tanya Anthy masih bertopang dagu  melihat gerakan tangan Jin yang sedang membuka tutup minuman di genggaman lelaki itu.

"Tidak juga," jawab Jin menyerahkan minuman kaleng yang sudah di buka olehnya "Kadang semua membantu kecuali Namjoon," lanjutnya membuka kaleng miliknya sendiri lalu segera meneguknya.

"Kenapa?" tanya Anthy mengerngernyit bingung memiringkan kepala menatap ke arah belakang tubuh Jin lalu beranjak turun dari kursi saat meliht sesuatu yang di carinya.

"Karena tanganya hobi merusak barang" jawab Jin menoleh mengikuti arah gerak Anthy, menaikan sebelah alisnya bingung saat sadar gadis itu menuju ke kubikel "Kaumau apa?" ucapnya turun dari kursi.

"A..ku..ma..u gel..as," ucap Anthy terbata-bata karena harus berjinjit untuk mengapai gelas dikubikel atas yang ternyata lumayan tinggi tak seperti dugaanya. Sepertinya penghuni rumah ini tinggi-tinggi.

"Terima kasih Jin," ucap Anthy menerima gelas yang baru saja di ambilkan Jin. Langsung berbalik tanpa sadar bahwa Jin berdiri tepat di belakangnya dan bukan di samping.

Dukkkk......

Anthy mengelus jidtnya yang terbentur dada bidang milik Jin. Sedikit terkejut bahkan sampai berjengkit mundur menabrak
pantri. Mendongak menatap Jin yang menjulang di depanya.

"Kautidak papa?" tanya Jin menunduk menyentuh tangan Anthy yang masih mengelus jidat.

Anthy menggeleng "tidak papa," tapi jangtungku yang kenapa-napa,  lanjutnya di dalam hati saat merasa debaran jantungnya tak beraturan apalagi merasakan harum khas dari tubuh Jin membuatnya semakin tak karuan.

Anthy menggengam gelas di tangan dengan kuat saat Jin tidak kunjung beralih tapi malah meletakan kedua tanganya di meja pantri dapur, mengurung dirinya dalam kungkungan lengan kekar lelaki itu lalu semakin memajukan wajah hingga berada sangat dekat dengan wajah Anthy.

Anthy diam tak bisa bergerak walau otaknya meminta untuk pergi tapi nyatanya kaki ini tak ingin bergerak kemana-mana. Menatap mata indah itu dalam tenggelam dalam ketampanan Jin hingga tak sadar jarak di antara mereka semakin terkikis.

Anthy memejamkan mata dengan gugup saat bibir Jin semakin mendekat dan kini berada tepat di atas bibirnya, menggengam gelas slebih erat sebagai pelampiasan kala bibir itu tak kunjung menjauh tapi malah menggoda dengan gerakan lembut memaksa Anthy membuka mulut.

"Kookie gak liat kok hyung,"

Anthy terkejut begitu juga Jin saat mendengar suara seseorang berteriak nyari menggema keseluruh rumah dan otomatis  membuat tautan keduanya terlepas lalu berbalik badan masing-masing.

Anthy menghadap wastafel dengan muka merah padam menahan malu luar biasa. Anthy menyalakan wastafel entah apa yang terfikir olehnya hingga bergerak mencuci gelas yang bahkan belum di gunakan siapapun. Tapi itu lebih baim sebab dirinya tak berani melirik atau menoleh ke arah belakang juga menatap Jin.

Anthy berusaha berdiri dengan tenang, menarik nafas pelan lalu meletakan gelas kembali ke kubikel, mau tidak mau tetap harus berbalik badan untuk menatap siapa yang memergoki mereka tadi.
Walau rasa malu setengah mati itu bercengkram di hati.

Annyeong WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang