Masih hilang

10 2 118
                                    


Anthy diam begitu juga Jin. Masih dengan posisi sama setelah bermenit-menit sejak kepergian Sori juga Ri hyun. Sama-sama membisu bingung memulai dari mana pembicaraan mereka padahal tadi tidak saling canggung begini.

"Anth...."

"Jin..."

Baik Anthy ataupun Jin sama-sama kembali diam saat tak sengaja saling memanggil secara bersamaan.

"Lebih baik kau pulang," ucap Anthy saat tak kunjung mendengar Jin berbicara dan hanya menatap matanya saja.

"Aku akan pulang jika Ay sudah pulang," jawab Jin memasukan tangan ke dalam saku jaket yang belum di lepas sedari datang masih menatap Anthy seperti tadi.

"Kenapa?" tanya Anthy berusaha mengendalikan diri sebab degub jantungnya semakin menjadi kala tatapan Jin bertamabah dalam menusuk kearah matanya.

"Aku tidak akan tega meninggalkan mu sendirian di rumah saat tidak tau kapan Ay akan pulang," jawab Jin maju selangkah ke arah Anthy "Jadi aku akan menemanimu," lanjutnya dengan senyum berada tepat di depan wajah Anthy.

Anthy diam. Tak bisa bergerak apalagi mundur. Badanya terlalu kaku untuk melakukan itu saat merasakan hembusan nafas Jin menerpa bulu mata miliknya.

Anthy memejamkan mata begitu saja. Tanpa sadar secara tidak langsung mengundang Jin untuk menciumnya.

Jantung Anthy semakin cepat berdegup. Benar-benar berdetak kencang saat merasakan ujung hidung Jin sudah menyentuh hidungnya. Tinggap menunggu sampai bibir kenyal itu menyentuh bibirnya dan mereka menyatu.

"Anthy-ya...." ucap Jin menggocang-goncangkan bahu Anthy "Kau melamun??".

"Hah??" respon Anthy cengo membuka mata. Menoleh ke kanan dan kiri bingung dengan apa yang terjadi lalu menatap Jin "Astaga.." kejut gadis itu berjengkit mundur, apa itu tadi?? Apa hanya sebuah hayalan??.

"Kau kenapa?" tanya Jin mengernyit bingung kembali memundurkan wajah kembali ke posisi semula.

Anthy menyentuh bibirnya menatap ke arah lain sesaat, lalu beralih pada Jin lebih tepatnya pada bibir lelaki itu. Astaga fantasi apa itu tadi batinya masih menatap Jin membuat lelaki itu mengernyit bingung di buatnya.

Anthy berbalik segera berlari pergi ke kamar, tak memperdulikan Jin yang masih menatapnya aneh juga bertanya ada apa denganya.

Persetan dengan Jin. Dirinya benar-benar malu saat ini. Anthy masuk ke kamar segera menuju ke ranjang dan bergelung dengan selimut menutupi tubuh hingga kepala menahan teriakan kesal dengan bantal tidur.

"Aaaaa kamvret," umpat Anthy duduk menyingkap selimut. Menatap pantulan dirinya di kaca "Argghhhhhh...." erangnya mengacak-acak rambut frustasi. Benar-benar tak menyangka dengan otaknya.

Anthy bertopang dagu duduk bersila masih menggunakan selimut di bagian paha. Tak berubah masih menatap pantulan dirinya di cermin lalu menoleh ke kanan dan kiri, benar-benar seperti orang bodoh jika begini.

Anthy menoleh ke arah pintu. Diam sesaat lalu buru-buru turun saat menyadari alunan musik lembut itu berasal dari ponsel miliknya di luar, panggilan masuk? Apa itu Ay?.

"Jin..." teriak Anthy membuka pintu kamar. Segera berlari menuju meja saat tak menemukan lelaki itu di mana-mana "Hallo.." jawab Anthy lebih mengutamakan ponsel dari pada Jin untuk sekarang.

"Yeojun?" ucap Anthy mendengar suara si penelpon lalu menurunkan benda pipih itu dan melihat Id yang tertera, memang Yeojun.

"Nona kami tidak bisa menemukan nona Ay"

"Apa dia tidak ada di gedung itu?" tanya Anthy kembali khawatir. Baru teringat jika Ay sedang hilang. Fantasi sialan batinya kembali mengumpat hari ini.

Annyeong WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang