Gilly menghindari perayaan Thanksgiving dengan keluarga Dennis karena tidak mau bertemu dengan keluarga dari ibu tirinya. Memang tidak ada yang aneh dan harusnya tidak dihindari, tapi Gilly hanya merasa asing akan kehadiran keluarga dari Emma. Terakhir kali Gilly merayakannya dengan keluarga dari ibu tirinya, benar-benar berakhir buruk. Semua bermula saat anak dari Emma membahas Nora, hingga menyulutkan emosi Gilly dan membalas perkataan dari saudara tirinya itu. Ia masih mengingat betul bagaimana rasanya ditampar oleh Dennis di depan orang-orang di meja makan. Setelah kejadian itu, Gilly berusaha untuk menghindar pada setiap perayaan yang mengharuskannya berkumpul dengan keluarganya dan menjadikan pekerjaan sebagai alasannya untuk menghindar.Harry mengabulkan permintaannya yang menginginkan Thanksgiving dengan keluarga suaminya di kediaman neneknya di Redditch. Merayakan thanksgiving dengan keluarga Harry, berarti dia juga harus merayakannya dengan orang-orang yang diundang oleh orang tua Harry termasuk orang yang harusnya ia hindari juga.
Sekarang Gilly percaya, kalau dunia itu sempit. Niat menghindar, yang ada Gilly dapat yang lain yang mungkin harus ia hindari juga. Dia bertemu dengan wanita yang merupakan salah satu teman Russell atau lebih tepatnya mantan teman Russell, akibatnya dia ikut terbawa dalam masalah keduanya. Lebih buruknya lagi, katanya wanita itu adalah sahabat kecil dari suaminya. Mau tidak mau, Gilly harus tetap bersikap baik padanya dan berusaha tidak membawa urusannya dengan wanita itu.
Harry memeluk leher Gilly, mencium tengkuknya. "Kau senang?"
"Tentu saja." Membalikkan tubuhnya, Gilly membalas pelukan Harry dan dengan sengaja melirik wanita yang sedari tadi juga memperhatikannya. "Hi Paris."
"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Harry.
"Ya. Kami sudah 30 menit disini, dan kami berkenalan tadi," dusta Paris. Gilly mengangkat kedua alisnya, heran. Tadinya ia ingin mengaku kalau sudah mengenal Paris sebelumnya, tapi wanita itu sudah mendahuluinya.
"Kalian sudah mengobrol banyak?" bisik Harry pada Gilly tanpa melepaskan pelukannya.
"Iya," bohong Gilly. Jangankan mengobrol, saling menyapa saja tidak. Sedari tadi Gilly sibuk melakukan tugasnya yaitu menunggu kentang yang ada di dalam oven, begitupun Paris dan pie buatannya. Sesekali Gilly mendapati teman dari suaminya itu, meliriknya dan saat didapati langsung mengalihkan pandangannya.
"Bawa ini ke meja makan," perintah Paris. Harry hanya melihat tangan Paris yang sedang memegang piring yang di atasnya terdapat pie buatannya. Harry tidak melaksanakannya, ia lebih memilih mengobrol dengan Gilly. "Harry, sialan. Berhenti mengganggu istrimu."
Gilly berusaha melepaskan tangan Harry dari perutnya tapi Harry tidak mau mengalah. "Lepaskan. Kau tidak malu, kita tidak sedang berdua."
Harry mencium tengkuk Gilly lalu menggeleng pelan membuatnya merasa geli, "Aku merindukanmu Gillian."
"Aku bisa membawanya," Gilly berujar sembari menawarkan senyum ramahnya pada Paris. Saat tangannya hampir menyentuh piring Paris dengan sengaja menjauhkannya.
"Kau lebih baik mengawasi oven," ucap Paris.
"Yes madam," jawab Harry lalu mengambil pie dari tangan Paris. Melihat perlakuan Harry pada Paris yang seperti saudara, Gilly sudah bisa menebak kalau mereka berdua memang sangat dekat. Ia ingin mencoba mengobrol dengan Paris, tapi sepertinya wanita itu memang tak ingin mengobrol dengannya dan bersikap dingin sejak pertama kali melihat wajah Gilly di tempat itu.
"Kau masih mengingatku?" tanya Paris membuat Gilly terperanjat karena Paris yang tiba-tiba mendekat. Gilly akan senang hati jika Paris mencoba berteman dengannya.
"Ya. Paris," gumam Gilly.
"Aku tidak menyangka kita bertemu lagi disini."
"Kau tidak tahu kalau teman kecilmu menikah denganku?" tanya Gilly lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Extra Gift
Fanfiction[ ✔ | harry styles fanfiction] ❝Kau mau menikah denganku karena apa?❞ ❝Agar aku bisa sombong dan memamerkanmu pada orang-orang.❞ [publish: Jul 2020 - ] Copyright © 2020 by tychilaude