33 ▪ Same Ending

166 24 31
                                    


Gilly sudah menyelesaikan makannya, sedangkan makanan Harry belum berubah bentuk semenjak ditinggalkan. Harry belum juga kembali, padahal untuk pergi ke tempat ia memarkirkan mobil tidak akan memakan waktu lebih dari sepuluh menit.

Tak ingin menunggu dan juga penasaran, Gilly meninggalkan meja untuk menyusul Harry. Ia meninggalkan tasnya di meja karena nantinya dia masih harus kembali.

Tempat parkir yang sudah sepi membuat objek yang ada di sana dengan mudah dilihat satu persatu oleh Gilly, termasuk orang. Gilly tidak sempat menghampiri mobil untuk mencari Harry di sana karena terlanjur melihat Candace yang sedang berdiri di samping mobil punyanya.

Gilly segera menghampirinya, saat sampai Gilly sedikit mendorong Candace untuk mengejutkannya, tapi Candace bukan terkejut melainkan tampak panik.

"H-hi Gilly."

"Kau sedang apa di sini?" Gilly menyeringai pada Candace. "Atau kau sedang menemui pacar barumu, huh."

"Tidak. Oh ya, kau sendiri?" tanya Candace. Candace memejamkan matanya dengan kuat dan mengumpat dalam hati memaki dirinya sendiri akibat merasa bodoh. Sebelumnya pertanyaannya sudah dijawab oleh Harry. Candace tidak berniat membohongi Gilly dengan cara bertanya seperti tadi, tapi dia sangat bingung dan merasa akan menghadapi masalah besar. 

"Kenapa kau melihatku seperti itu. Kau bertingkah sangat aneh atau mungkin akibat semenjak bermasalah dengan Luna," goda Gilly, berniat mencairkan suasana yang akhir-akhir ini sedikit tegang akibat hubungan pertemanan Luna dan Candace yang mau tak mau ikut menyeretnya.

"Kau sedang apa di luar?"

"Aku mencari Harry," ucap Gilly sembari mencoba mengintip ke dalam mobil Candace. Ia tidak melihatnya dengan jelas, yang dilihatnya hanya orang yang sedang berpelukan. "Kau menemani orang yang sedang pacaran?" tanya Gilly dengan masih berusaha untuk melihat jelas.

"I-itu—" tak mau berlama-lama Gilly langsung membuka pintu mobilnya.

"Oh," gumam Gilly. Yang dia lihat adalah Gwen dan Harry. Saat mendengar pintu dibuka Gwen langsung melepaskan pelukannya dan melihat ke belakang, dia sangat terkejut melihat orang yang juga merasakan hal yang sama dengannya.  Gilly tidak mengerti ada apa dengan Gwen sehingga matanya jadi sembab seperti sekarang, sedangkan sebelumnya ia memeluk Harry. Harry juga ikut diam setelah melihat Gilly hanya diam menatapnya.

"Gilly," panggil Candace. Ia sendiri tidak tahu harus mengatakan apa sekarang, dia sangat malu dan merasa ingin hilang dari tempat itu akibat rasa bersalah yang dirasakannya, walaupun ini bukan kesalahannya.

"Kurasa Luna punya masalah denganmu bukan tanpa alasan," ucap Gilly lalu meninggalkan tempat tadi dan berjalan dengan cepat masuk ke dalam restoran.

Ia benar-benar muak dengan apa yang dilihatnya malam ini, belum lagi dia mendapati kenyataan kalau sahabatnya sendiri berbohong padanya.

"Gilly, Gillian..." panggil Harry, dia berlari dari luar untuk mengejar Gilly.

"Untuk apa kau ke sini. Gwen sedang membutuhkanmu," ujar Gilly sambil melihat ke dalam tasnya untuk memastikan dia tidak meninggalkan apapun.

"Umpp... yeah. Aku juga sudah merasa kenyang. Dinner kita juga sudah selesai 'kan."

"Apa katamu?"

"Aku merasa kasihan pada Gwen. Kau tahu, ternyata dia tidak ke sini—"

"Ya. Kau bisa meninggalkanku sekarang. Kau bisa mengurus masalah  Gwen." Harry yang sebelumnya tersenyum menjadi takut, dia menyangka Gilly hanya menanggapinya dengan santai. "Kasihan dia."

Extra GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang