19. SEBUAH MISI

85 11 0
                                    

"Eh, Kak! Tungguin akuu!!!"

Cosinus tak mengindahkan panggilan Zara dan tetap berjalan dengan langkah kaki lebarnya.

Dan akhirnya, Zara berhasil meraih tangan Cosinus dari belakang.

"Lepas!" perintah Cosinus dingin.

"Nggak mau lah, Kak. Masak Kak Cosinus pergi begitu aja ninggalin aku."

Cosinus menghentakkan tangannya dan akhirnya tangan Zara bisa terlepas.

"Kak Cos apa-apaan sih? Kasar banget sama aku?"

"Lho udah kelewatan," balas Cosinus yang masih menatap lurus ke depan.

"Aku mah biasa aja. Cuma pegang tangan aja masak nggak boleh sih, Kak?"

"...."

"Giliran Kak Sinus yang nempel terus aja dibolehin."

"Dia sama lo berbeda."

"Apanya yang berbeda, Kak? Dia malah lebih ambisius buat ngejar Kak Cos."

"NGACA!!"

"Emangnya ada apa di muka aku ya, Kak? Aku lagi nggak bawa cermin. Tapi aku masih kelihatan cantik kan, Kak?"

"Heh.... Pede amat!" Cosinus mengangkat salah satu ujung bibirnya dengan ditambahi senyuman sinis.

"Lhoh... aku kan memang cantik."

"Tapi lo nggak kayak Sinus."

"Apa istimewanya sih Kak Sinus itu sampai-sampai Kak Cos bilang dia cantik?"

"Siapa yang bilang dia cantik?"

Skakmat

"Lha terus apa bedanya sama aku? Aku juga cantik, imut, pandai, jago Matematika, bi--"

"Lo nggak bisa njaga sikap lo."

"Hah? Maksudnya apa sih, Kak?"

"...."

"Oh, jadi gara-gara aku meluk lengan Kak Cosinus tadi, ya? Bukannya Kak Sinus malah jauh lebih nempel lagi sama Kak Cosi--"

"JAGA OMONGAN LO! Dia nggak sampai segitunya sama gue. Meskipun dia suka dan ngejar-ngejar gue, dia nggak pernah berbuat seperti itu. Dia masih punya etika dan tidak seperti lo."

"Oohhh.... Jadi Kak Cos lebih memilih Kak Sinus daripada aku, ya?"

"Nggak ada yang bisa gue sukai dari lo."

"Jadi, Kak Cosinus suka sama Kak Sinus, ya?"

Skakmat

Ketahuan deh....

Karena merasa tak mau membuang-buang energi untuk meladeni Zara, Cosinus kembali melanjutkan joggingnya dan tak mengindahkan teriakan Zara yang terus saja memanggilnya.

***

"Habis ini, lo mau kemana?"

"Kayaknya langsung pulang aja deh, Kak."

"Kenapa? Nggak mau keliling-keliling dulu lihat taman?"

"Nggak deh, Kak. Udah capek. Lagian tadi kan juga sudah jogging keliling taman, jadi ya sudah tahu ada apa aja di taman."

Bukan hanya raga Sinus yang capek. Tapi, entah mengapa hatinya juga merasa capek, lelah, dan cemburu saat melihat Cosinus bersama Zara tadi.

"Oh, iya juga, ya. Kalau begitu gue anter lo pulang, ya?"

LOVE IN TRIGONOMETRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang