27. KEMBALI

48 10 0
                                    

"Bentar ah, ini juga masih proses," decak Pratista. Ia merasa kesal karena sedari tadi Iori terus-terusan menyuruhnya untuk menghubungi Sinus.

Pratista menjauhkan ponselnya dari telinganya dan kemudian menatap Iori dengan tatapan sedih sekaligus bingung bercampur menjadi satu.

"Kenapa?" tanya Iori karena merasa ada sesuatu yang janggal.

"Kuota internet gue habis... Hehe...."

"Dasar Maemunah!" Iori langsung mengeplak lengan Pratista. Kalau begini, apa gunanya ia daritadi menunggu Pratista menghubungi Sinus yang ternyata kuota milik Pratista malah habis?

Iori kemudian membuka ponselnya dan segera mencari kontak Sinus lalu menekan tombol panggilan suara di aplikasi Whatsapp-nya.

Namun, tak lama kemudian Iori menjauhkan ponselnya dari telinganya dengan ekspresi persis seperti Pratista tadi.

"Kenapa? Jangan bilang kalau paket data lo juga habis!"

"Nggak lah! Masa orang kayak gue nggak punya paket data... Eeuuhhh...."

"Lha terus kenapa?"

"Nggak diangkat."

"Huahahahahaha..... Kasian deh loo!! Udah berkali-kali ditolak sama cowok, eh sekarang ditolak sama sahabat sendiri. Hahaha... Yang sabar ya, Ri!"

"Dasar temen nggak punya hati. Terus ini gimana?"

"Gimana apanya?"

"Ya gimana caranya kita bisa dapet informasi tentang Sinus lah, Taaa... Adeuhhh, Ropeah...."

"Gimana kalau kita tanya ke Bu Ana aja?" kata Pratista dengan wajah berseri-seri seakan idenya itu sangatlah cemerlang.

"Lo nggak inget apa kata Bu Ana tadi? 'Rahasia'." Iori mengatakannya dan berlagak seperti apa yang dilakukan Bu Ana tadi di kelas mereka.

"Lha terus gimana?"

"Mungkin Sinus memang sedang ada keperluan penting yang sangat rahasia dan ia tak ingin orang lain tahu. Keep husnudzon aja, lah! Jadi orang kok sibuk banget ngurusin kehidupan orang lain," sinis Iori.

"Jadi orang kok nggak mau ngaca! Padahal situ yang heboh nyari info tentang Sinus," balas Pratista.

"Lo juga!"

"Tapi kan lo yang lebih parah!"

"EHH... SEMBARANGAN ANDA KALAU NGOMONG!"

"BUKAN SEMBARANGAN YA MAEMUNAH! GUE NGOMONG SESUAI KENYATAAN!"

"Oke."

"Oke kenapa?"

"Gue emang nyari info tentang Sinus."

"Akhirnya ngaku juga lo!"

"Ngapain gue nggak ngaku? Gue emang peduli sama Sinus sebagai sahabat gue kok. Nggak kayak lo yang nggak punya jiwa sosial dan malah sama sekali nggak peduli dengan sahabatnya yang selalu ada disaat lo butuh."

"Lho lho lhooo!!! Makin nggak bener nih orang...."

"Apanya yang nggak bener? Ha?" tajam Iori disertai tatapan elangnya yang membuat Pratista kicep.

"Ehh... a... anu... eummm.... Itu... tuuhhh! Sinus dateng!" Pratista menunjuk ke arah belakang Iori dimana terlihat Sinus dan Einstan sedang jalan bersamaan diiringi sela tawa di antara pembicaraan mereka.

Lantas Iori pun memalingkan badan mengikuti arah telunjuk Pratista. Dan benar apa yang dikatakan Pratista, Sinus ada di belakangnya dan saat ini berjalan ke arah mereka.

LOVE IN TRIGONOMETRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang