22. MISI KEDUA

67 11 0
                                    

Sinus memasuki rumahnya dengan langkah gontai dan ekspresi sedih. Semua hal yang terjadi padanya hari ini, membuat dirinya ingin sekali menangis sejadi-jadinya.

"Ehemm, kok masuk rumah nggak ngucap salam dulu?" tanya seorang pria dari arah ruang tamu.

"Assalamu'alaikum," ucap Sinus pelan.

"Wa'alaikumsalam. Ada apa, Dek? Kok murung gitu?" tanya pria tadi dan kemudian berjalan mendekati Sinus.

"Bang Raka nggak usah sok tahu gitu lah."

Memang saat ini mood Sinus sedang memburuk. Jadi, ia bisa bertingkah cuek dan acuh tak acuh terhadap orang lain, termasuk abangnya sendiri seperti saat ini.

"Loh? Ditanyain baik-baik malah njawabnya gitu."

"Iya iya. Maafin Sinus. Sinus mau ke kamar dulu." Langkah Sinus seketika terhenti saat hendak berjalan menaiki tangga karena pertanyaan yang tiba-tiba keluar dari mulut abangnya.

"Lagi marahan sama pacarnya, ya?"

Mendengar hal itu, Sinus langsung membalikkan badannya 180° dan kemudian berkata, "Sinus nggak punya pacar, Bang! Orang yang selama ini Sinus sukai ternyata nggak suka sama Sinus."

"Kasihan sekali adek kecil gue ini...."

"Bang Raka aja yang udah kuliah juga masih belum punya pacar, alias jomblo," cibir Sinus tetapi masih bisa didengar oleh Raka.

"Enak aja kamu, ya, Dek. Abang itu nggak jomblo," elak Raka.

"Kalau nggak jomblo, terus apa?"

"Masih belum ada hati yang harus dijaga."

"Idihhh... Sejak kapan Bang Raka jadi sok puitis kayak gini? Huahaha...." tanya Sinus yang kemudian tertawa terpingkal-pingkal karena ucapan abangnya barusan.

"Sejak tadi." Raka kemudian ikut tertawa bersama adiknya yang menertawakan ucapannya tadi.

"Ngomong-ngomong, siapa orang yang lo sukai itu, Dek?" lanjut Raka bertanya.

"Cosinus, Bang."

"Astaghfirullah, Cosinus lagi. Kok bisa kamu suka sama orang brengsek yang telah bikin phobia kamu kambuh lagi dan ninggalin kamu sendiri sih, Sin?"

"Dia nggak brengsek, Bang!"

"Pokoknya Abang nggak setuju kalau kamu suka sama Cosinus!"

"Kok gitu, Bang? Cosinus kan juga udah minta maaf."

"Minta maaf sih iya. Dia minta maaf. Tapi, apakah ucapan maafnya bisa bikin phobia kamu sembuh lagi, Sin?"

"Sinus yakin bisa, Bang!"

"Terserah kamu lah. Besok Abang mau berangkat kuliah lagi. Jadi, kamu harus bisa jaga diri kamu baik-baik, Sin."

"Kok cepet banget kembali ke Amerika lagi sih, Bang? Padahal baru aja beberapa hari di rumah."

"Kalau Abang di rumah terus, kuliah Abang jadi gimana?"

"Emmm... Ya udah deh."

"Udah ah. Cepetan mandi sana!" suruh Raka sambil mendorong-dorong tubuh Sinus agar segera pergi ke kamarnya.

"Iya iyaaa...."

***

19.30

Karena hari ini tidak ada tugas yang diberikan oleh bapak ibu guru, Sinus kini asyik bermain ponsel di atas kasurnya. Ia membuka aplikasi Wattpad dan membaca sebuah cerita romance yang sudah ia tambahkan ke perpustakaan pribadinya.

LOVE IN TRIGONOMETRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang