18. TAMAN

104 13 0
                                    

Di pagi hari yang cerah ini, Sinus sedang memakai sepatu olahraganya di depan teras. Ya, hari ini adalah Hari Sabtu dan itu berarti Sinus libur sekolah. Sudah menjadi kebiasaan bagi Sinus untuk melakukan lari-lari kecil mengelilingi kompleksnya pada hari weekend seperti ini.

"Bun, Sinus pergi dulu, ya!" teriak Sinus sambil berjalan mendekati bundanya.

"Hati-hati, ya! Jangan nangis kalau dikejar anjing tetangga!" pesan Azkia sambil tertawa.

"Iya iya, Bun," balas Sinus dengan wajah cemberutnya.

Setelah berpamitan juga kepada William dan Raka, Sinus pun beranjak keluar rumah dan memulai lari paginya.

Ditengah perjalanan, Sinus melihat kedua sahabatnya yang sedang duduk di kursi taman dan kemudian ia menghampiri mereka.

"Hai, Ri, Ta! Kalian kok ada disini?"

"Iya, Sin. Kita lagi istirahat sebentar. Kita capek udah lari-lari dari setengah jam yang lalu," balas Pratista dengan napas terengah-engah.

"Hih ilih! Lo nya aja yang capek. Dasar lebay!" cibir Iori.

"Mulai lagiii...," sahut Sinus jengah.

"Haaa???" teriak Iori dan Pratista bersamaan.

"Lupain ah.... Ngomong-ngomong, sejak kapan kalian lari-lari di hari weekend seperti sekarang ini?"

"Sejak tadi." Pratista menampilkan cengiran kudanya.

"Ehh.... Tumben amat mbak?" bingung Sinus.

"Eh.... Apa salahnya coba? Kita kan juga pingin olahraga, mumpung nggak ada kerjaan tugas. Pusing kepala gue buat mikir tugas yang semakin hari semakin bertambah aja. Udah kayak dosanya Pratista aja. Bener nggak, Ta?" balas Iori.

"Enak aja tuh mulut kalo ngomong, yaa!!! Gue leletin mulut lo pakai sambal petai baru kapok luuu!!" tajam Pratista tak terima.

"Hehehe.... Sorry-sorry, Ta. Mending kita lanjutin misi kita deh!"

"Misi apaan???" heran Sinus.

"Eh... anu... itu... misi...," gagap Iori.

"Misi nyari cowok cakep!" sahut Pratista dengan semangat '45.

Mendengar jawaban Pratista, Iori pun hanya bisa menepuk jidatnya karena misinya terbongkar di hadapan Sinus.

"Hah? Beneran?" tanya Sinus dengan mata berbinarnya.

"Yaiyalah!! Bener nggak, Ri?"

"Kok tanya gue?"

"Ish.... Lo kan yang tadi ngajak gue. Lagian kalau lo tadi nggak bilang bahwa ada banyak cogan yang sering lari pagi di taman, mendingan gue ngebo lagi sampai bedug dzuhur."

"Itu kan emang kerjaan lo. Ngebo terus!! Giliran gue ajak ke taman, ngapain lo mau?"

"Hehehe.... Otak gue juga butuh yang seger-seger kaleee...."

"Eh... eh... eh... Malah pada berantem. Jadi nyari cogan nggak nih? Udah nggak sabaran nih gue..." potong Sinus.

"Haa???" bingung Iori dan Pratista.

"Hadeeuuuhh.... Nggak usah sok lugu deh kalian. Katanya mau nyari cogan. Mending kita lanjutin lari-larinya. Keburu para cogan nanti pulang."

"Oh, iya ya. Lha terus ngapain lo masih disini?" balas Pratista.

"Ya nungguin kalian lah! Daritadi debat mulu. Kalau nggak mau lanjut sekarang, ya udah. Gue lari duluan, ya! Byeee...." Sinus berjalan mundur sembari melambaikan kedua tangannya kepada kedua temannya.

LOVE IN TRIGONOMETRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang