20. TAK DISANGKA

80 11 0
                                    

Braakkk

Suara pintu didobrak membuat semua orang di dalam kelas mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu kelas yang kini berdirilah salah satu siswi dari kelas tersebut yang tengah mengatur nafasnya.

"EH, SINUS! APA-APAAN SIH LO? NGAGETIN KITA TAU NGGAK?" bentak Iori karena sangat kaget.

"Huuhh... huuhh... ma... maaf.... Gue belum telat datang, kan?" balas Sinus dengan nafas terengah-engah.

"Belum. Kurang lima menit lagi baru bel masuk," sahut Alfa yang berada tak jauh dari pintu.

"Syukurlah...." Sinus kemudian berjalan menuju bangkunya.

Semua orang di kelas yang sebelumnya kaget dengan kedatangan Sinus kini mulai sibuk dengan aktivitas mereka yang sempat tertunda.

"Tumben datangnya hampir telat, Sin?" heran Pratista.

"Iya, Ta. Tadi itu ban mobil Bang Raka bocor di tengah perjalanan. Akhirnya, gue harus naik taksi supaya bisa sampai di sekolah. Gue telat nih juga gara-gara taksinya yang kelamaan nggak ada yang lewat," jelas Sinus.

"Oh, gitu. Terus gimana misi kita hari ini?" tanya Pratista mengalihkan pembicaraan.

"Gimana menurut lo, Ri?" Sinus malah bertanya ke Iori.

"InsyaAllah gue siap lahir batin," jawab Iori pasrah karena bagaimanapun ia akan menolak, pasti Sinus dan Pratista akan memaksanya. Begitulah kalau punya temen yang keinginannya selalu pingin keturutan.

"Sip! Kita mulai misi kita hari ini!" seru Sinus semangat dengan suara agak keras. Untungnya kebanyakan siswa di dalam kelas tidak mendengar hal tersebut. Namun....

"Misi apaan?" tanya seseorang dari samping mereka.

"Bukan apa-apa kok, Fa," jawab Sinus.

"Tapi kalian tadi bilang mau memulai sebuah misi. Misi apaan itu?" Alfa masih tetap bertanya.

"Sejak kapan sih lo jadi kepo kayak gini?" Kini giliran Iori menjawab pertanyaan Alfa dengan kata-kata tajamnya.

"Ditanyain gitu aja nggak mau jawab. Lihat saja nanti, waktu pelajaran Fisika nggak bakalan gue kasih contekan," ancam Alfa.

"Terserah lo deh. Kita kan masih bisa nyontek Sinus," sahut Pratista.

"Eh? Siapa juga yang mau nyontekin kalian?"

"Lhoohhh.... Kok gitu, Sin?"

"Lha iya lho, Sin. Masak lo tega sama gue dan Pratista?"

"Eh, gimana nasib bangsa kita kalau warga negaranya suka nyontek? Punya pikiran itu dibuat mikir dong!"

"Terserah lo deh, Sin," pasrah Pratista.

"Hahaha.... Kasian deh looo...," ledek Alfa.

"Diam, lo. Nggak usah ikut campur urusan kita. Pergi sana. Husss... husss...," usir Iori.

"Siapa juga yang ikut campur urusan kalian?" balas Alfa tak terima.

"NGAPAIN LO NANYA TENTANG MISI KITAA???" teriak Sinus, Iori, dan Pratista yang mulai jengah dengan Alfa.

"Hehehe.... Sorry sorry...." Alfa kemudian pergi ke bangkunya, tepatnya berada di samping Cosinus yang berada di samping bangku Sinus dan Iori.

"Sorry sorry...," cibir Iori.

"Dah lah, Ri. Sabar. Bentar lagi bel berbunyi," kata Sinus berusaha menenangkan Iori.

Teett.... Teett.... Teeetttt.... Saatnya jam pertama dimulai....

LOVE IN TRIGONOMETRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang