-3-

943 184 18
                                    

"Tiga minggu?!" Yoongi memekik dengan raut penuh kejut bukan kepalang, "Anjing lama banget?! Ngga mau ah!"

Namjoon hela napas pendek, "Kontraknya udah gue tandatangani, mau apa lo?"

Yoongi mengusak rambutnya asal, bibirnya mendecih sebal pada manajer bandnya itu sebelum meneguk air mineralnya hingga tandas. "Tapi masa harus selama itu sih, Joon? Pas prepare buat mini album waktu itu juga ngga nyampe tiga minggu. Cuma semingguan kalo ngga salah."

"Kan beda persoalan Yoon, yang waktu itu kita dibantu sama produser lain. Lah yang album sekarang kan kita kerjain semuanya sendiri. Persiapannya harus lebih matang dong," Namjoon masih berucap tenang, seolah tak terganggu dengan gerutuan Yoongi yang bak anak kecil itu. "Daripada lo ngeluh mulu, ngerengek kayak bocah, mending lo prepare buat keberangkatan kita ke Bangkok besok."

"Serius Joon, harus Bangkok banget?"

"Yang nyetujuin kita bakal kolab sama Three Man Down bukannya lo sendiri? Kita yang nyamperin mereka ke sana lah."

"Mereka aja yang suruh ke sini, gimana?"

Namjoon sontak memukul kepala Yoongi dengan gulungan kertas, "Yang sopan sama senior! Meskipun beda negara, mereka tetep senior kita di dunia musik, Yoon."

Yoongi mendesah kesal. Ia tak menyangka bahwa keputusannya untuk menyetujui tawaran kolaborasi dengan band asal Thailand itu berdampak buruk seperti ini. Bagaimana tidak, ia dan band-nya harus menjalani rekaman di Bangkok Thailand dan juga membuat video klip di sana. Namjoon bahkan sudah mempersiapkan tiket penerbangan besok siang untuk mereka semua.

"Lo kenapa jadi ribet begini deh, Yoon?" tanya Yijeong yang baru kembali dari kamar kecil, "Perasaan yang semangat bisa kolab sama TMD itu lo. Kenapa sekarang malah jadi letoy?"

"Kalo gue ke Bangkok, gimana bisa ketemu sama Taehyung coba?!"

Namjoon dan Yijeong sontak saling pandang, kemudian berdecak heran bersamaan.

"Jadi ini karena si gebetan lo itu? Cuma karena dia doang?" Yijeong terbahak, "Yoon, lo waras ngga sih? Sejak kapan lo jadi mentingin gebetan dibandingkan band lo sendiri?"

"Gue dulu ngga percaya sama istilah cinta bisa membutakan segalanya. Taunya, malah dibuktikan sama temen gue sendiri," Namjoon gelengkan kepala. "Gue sih ngga mau tau dan ngga peduli sama urusan asmara lo ya. Sekarang fokus gue sama comeback dan album baru kita. Dan lo, sebagai leader Sugasuga harus kerja profesional. Singkirin dulu ego lo yang ngga bermutu itu supaya kerja keras kita semua selama ini ngga sia-sia. Lo mau lagu kita masuk chart internasional kan?"

Yoongi menghela napas panjang. Kalau sudah diintimidasi macam ini, tak ada hal yang bisa diperbuatnya selain menuruti apa kata sang manajer. Tapi tetap saja kan, ia tak bisa begitu saja mengabaikan urusan hatinya?

"Tapi bukannya justru bagus ya, kalo lo ngga ketemu Taehyung dalam jangka waktu yang cukup lama?" celetuk Yijeong yang membuat Yoongi menoleh bingung.

"Maksud lo?"

"Iya, kan jadinya lo bisa tau apakah nanti dia bakal kangen sama lo atau engga. Malah lebih bagus kalo lo coba buat ngga ngehubungin dia dulu."

Yoongi menggeleng, "Ah engga deh. Yang ada dia malah mikir kalo gue udah nyerah terus dia malah makin jauh. Gue ngga mau ambil risiko."

"Yee, kita uji perasaannya dengan ngambil kesempatan ini. Emang lo ngga pengen tau dia ada rasa apa engga sama lo, hah?"

"Emang metode kayak gitu bisa berhasil apa? Agaknya sih tidak meyakinkan ya."

"Kalo ngga dicoba mana bisa tau sih, Yoon. Tapi sih terserah lo, kali aja kan lo mau dengerin saran gue ini."

Yoongi termenung. Apa yang disarankan Yijeong sebenarnya masuk akal juga. Tapi tetap saja ia tak terlalu yakin cara ini akan berhasil dan membuatnya tau apa perasaan Taehyung padanya. Bisa saja Taehyung justru makin menjauh, tapi ada kemungkinan dia tetap di sana dan tak akan ke mana-mana.

GULALI (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang