-13-

855 162 18
                                    

"Kita udah jalan berapa lama sih, Tae?"

Suatu siang di pertengahan musim semi, pertanyaan itu tercetus Yoongi secara tiba-tiba. Berhasil mengalihkan atensi Taehyung dari lukisan estetik di depan matanya.

"Hampir empat bulan."

Yoongi memiringkan kepalanya, "Iya ya? Kalo sejak kita kenal, berarti udah satu tahun lebih ya? Udah lama juga."

"Lo kenapa sih jadi nanya begitu?" Taehyung mengernyitkan dahi, "Bosan lo sama gue, ha?"

"Gue cuma iseng," Yoongi menepuk lengan Taehyung asal. Lalu mengajak kekasihnya berjalan melihat lukisan lain di galeri ini. "Kayaknya ngga nyangka aja gitu, setahunan sama lo tapi sampe ngga berasa begini. Dan lagi, gue emang orangnya gampang bosan. Tapi kok sama lo ngga ya? Seharian sama lo kayak gini aja bagai semenit doang buat gue."

Taehyung menghentikan langkahnya, lalu menoleh Yoongi dengan mata menyipit curiga. "Ini kalo tiba-tiba ngegombal pasti ada maunya. Ngaku lo!"

"Bisa-bisanya gue dianggap gombal? Gue tulus tau ngomongnya."

"Terakhir kali lo manis-manis begini tuh dua minggu lalu, yang akhirnya bikin gue terpaksa cuti trus ikut lo tur ke Mokpo. Mau apa lo sekarang?"

Yoongi mendengus, "Jadi lo sebenernya terpaksa? Ngga rela ninggalin kerjaan?"

"Ya menurut lo aja, Yoon. Manajer gue lagi ngusahain gue naik pangkat malah gue main cuti aja. Huh, untung lo pacar gue yang gue sayang setengah mati."

"Kalo engga?"

"Kalo engga udah gue sentil ginjal lo!"

Yoongi tertawa. Tangannya merangkul bahu Taehyung sembari melanjutkan perjalanan.

"Tapi serius nih Tae, gue tuh ngga lagi minta apa-apa."

Taehyung tercenung, "Seriusan?"

"Iya. Gue cuma mau sama lo buat selamanya aja. Ngga muluk-muluk kan permintaan gue?"

Entah apa yang merasuki Yoongi kali ini justru membuat Taehyung bergidik ngeri. Biasanya ia yang suka berucap manis pada Yoongi di masa intim mereka. Tapi ketika Yoongi yang berusaha membuatnya tersipu, justru ia merasa geli bukan main.

"Diem ah! Lo aneh kalo ngomong manis begitu."

"Dih, gue kan pengen kayak Jimin juga yang bisa bikin pipi lo blushing, Tae."

Taehyung merotasikan bola matanya, "Gue jadi nyesel kenapa waktu itu jujur sama lo soal Jimin. Haahh. Yoon, gue tuh nerima apa adanya lo, ngga nuntut lo buat jadi begini dan begitu. Jadi ya udahlah, bertingkah selayaknya seorang Min Yoongi aja. Yang cuek, yang ngga suka hal romantis, apalagi ngomong pake kalimat manis. Cukup muka lo aja yang manis, sisanya yang asem-asem pahit aja ngga masalah."

"Brengsek. Jadi selama ini lo nganggep gue kayak gitu?"

"Iya. Ngga terima?"

Yoongi mencebik, kedua tangannya terlipat di depan dada dengan wajah merengut lucu.

"Ngga usah sok ngambek pake gaya imut begitu. Ngga cocok. Geli tau!" Taehyung tak acuh lalu kembali mengalihkan atensi pada lukisan.

"Biasanya lo suka sama yang modelan begini?" Yoongi terkekeh pelan, sedikit malu akan tingkahnya sendiri.

"Memang. Tapi yang gue lihat itu bukan lo. Jadi kalo lo yang manyun begitu ngga ada lucu-lucunya sama sekali."

"Ih, tega deh lo. Ngga gue kasih jatah loh minggu ini!" ancam Yoongi main-main. Taehyung mendengus geli sembari gelengkan kepala.

"Bulan lalu aja lo ngga ngasih gue jatah sama sekali, tapi gue biasa aja tuh. Lo kira gue hornian banget?"

"Tapi kata Jimin lo bisa main seminggu empat kali?"

Taehyung berdecak sebal, "Tuh kan bawa-bawa Jimin lagi. Marah nih gue!"

Yoongi terkikik geli, "Becanda sayang, becanda."

"Ngga usah sayang-sayang lo. Aneh tau ngga!"

"Lo yang aneh, dimanisin sama pacar sendiri ngga mau."

"Awalnya gue mau, tapi gue akhirnya sadar kalo lo mending ngga usah kayak gitu. Geli."

Taehyung tak mengacuhkan Yoongi lagi, kemudian sibuk mengagumi lukisan-lukisan itu. Lagipula ide mengunjungi galeri seni hari ini kan ide Yoongi. Jadi jangan salahkan ia kalau semua atensinya tercuri oleh lukisan dan karya seni lain.

"Eh Tae," Yoongi menarik ujung jaket Taehyung, bibirnya ia kulum ragu.

"Apaan? Laper?" Taehyung melirik jam tangannya. Sudah hampir dua jam, mungkin Yoongi mulai bosan di sini. "Bentar ya, kita belom lihat lukisan yang di sebelah sana. Habis itu kita jajan deh."

Yoongi menggeleng, "Bukaan."

"So?"

"Emmmm," Yoongi mendekat pada Taehyung, "Gue kebelet."

"Kalo kebelet tinggal ke toilet sana."

"Sama lo ke sananya."

Taehyung mendelik kaget, "Manja amat! Ngga ada ngga ada."

"Ih Taehyung maksud gue tuh-" Yoongi menarik telinga Taehyung seraya berbisik, "Gue kebelet. Sama lo. Jadi ayo ke toilet sekarang!"

Beberapa detik kemudian akhirnya Taehyung paham apa maksud Yoongi. Ditambah dengan seringaian khas kekasihnya itu, Taehyung makin paham apa makna di balik ekspresi Yoongi. Ia menghela napas lelah. Kini ia balik menarik telinga kiri Yoongi dan berbisik,

"Dasar hornian!"







To be continued...






Selanjutnya Gulali bakal berformat kayak gini. Tentang Taehyung sama Yoongi yang lagi berduaan dengan segala obrolan random mereka. Wkwk

GULALI (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang