-15-

892 159 28
                                    

Menjadi kekasih seorang musisi tak pernah terbayangkan dalam benak Taehyung sejak dulu. Sebelum memutuskan berkencan dengan Jimin yang notabene sahabatnya sendiri, Taehyung selalu membayangkan bisa mengencani seorang insinyur atau dokter. Tak ada alasan khusus kenapa Taehyung tertarik dengan dua profesi itu, pokoknya suka saja. Menurutnya memiliki kekasih dokter atau insinyur pasti akan sangat keren. Tapi nyatanya ia justru kini mengencani seorang pemain band indie yang tengah naik daun.

Selama lima bulan berkencan, Taehyung sudah terbiasa dengan jadwal manggung Yoongi yang hampir selalu ada di tiap akhir pekan yang mana membuat kencan mereka harus ditunda di hari lain. Taehyung sudah terbiasa kalau semua pesannya tak dibalas atau cuma dibaca saja oleh Yoongi karena kekasihnya itu sibuk dengan bandnya. Ia juga sudah terbiasa harus menahan hasrat hormonalnya dan bermain solo lantaran jarangnya waktu untuk bermesraan dengan Yoongi. Dan ia sudah terbiasa melihat para penggemar Yoongi yang menunggu di depan studio hanya demi berfoto atau meminta tanda tangan.

"Kenapa juga harus pake cap bibir sih? Kesel gue!" sungut Yoongi sembari mengusap bekas lipstik di bibirnya dengan tisu. "Kadang ngga ngerti gue sama maunya fans tuh. Suka ngga masuk akal!"

Taehyung menghela napas pendek mendengar Yoongi yang misuh-misuh itu, "Ya tinggal lo tolak baik-baik apa susahnya?"

"Udah. Tapi mereka pada maksa. Itu yang paling gue ngga suka," Yoongi berdecak, "Apalagi Jungkook sama Yijeong waktu itu sampe lepas kaos karena ditarik kenceng banget sama fans. Dari pada jadi bahaya, akhirnya mereka lepas aja sekalian trus dikasihin ke fans itu."

"Cuma demi foto bareng?"

"Sama tanda tangan. Dan itu ngga cuma satu, Tae. Banyak. Titipan kali ya itu makanya borongan. Ah tau ah," Yoongi lantas membaringkan diri di pangkuan Taehyung. "Capek banget. Dua minggu ngga pacaran pula."

Taehyung terkekeh, jemarinya mengusap pelan kepala Yoongi, "Sekarang kan udah dikasih libur. Lumayan."

"Lo ngga liat jam?" tunjuk Yoongi pada jam di tangannya, "Jam sepuluh malem coy, mau ngapain lo selain tidur? Besok gue harus latian lagi pagi-pagi, sorenya show lagi di Gangnam. Malemnya lanjut di Daejoon. Lo tau ngga gue libur benerannya kapan? Bulan depan! Anjing banget emang si Namjoon kalo bikin jadwal. Segala tawaran manggung, syuting iklan, pemotretan, dia terima semua ngga pake dipilah-pilih dulu. Aji mumpung banget setan!"

Taehyung gelengkan kepala, senyumnya terulas penuh kemakluman. Padahal kalau dipikir, yang harusnya kesal itu dirinya. Karena pekerjaan Yoongi yang menuntut mereka tak bisa bertemu setiap waktu. Karena jadwal padat Yoongi yang membuatnya curi-curi kesempatan hanya untuk mengobrol lewat telepon. Tapi lihat, si gitaris kharismatik ini justru yang terlihat lebih frustasi ketimbang dirinya.

"Udah ngomelnya?"

Yoongi mendengus, "Belom. Tapi gue capek, jadi udahan aja."

Taehyung tertawa, "Kan lo baru kelar promosi album baru nih, dan kabar baiknya karya kalian diterima sama penikmat musik. Kalian jadi makin dikenal banyak penggemar, makin banyak yang pengen ngelihat kalian perform. Jadi ya wajar aja kalo jadi sesibuk ini. Itu kan konsekuensinya jadi musisi. Bener ngga gue?"

"Ya bener sih. Cuma gue kesel aja sama Namjoon, Tae. Dia aji mumpung banget. Yang dia pikirin cuma duit, dia ngga peduli gimana capeknya gue sama anak-anak tiap hari. Kasih jeda sebentar gitu kek. Bertingkah kayak dunia mau kiamat aja heran!"

"Dia pasti mikirin kalian semua lah, Yoon. Bukannya lo pernah cerita kalo Namjoon pernah nolak tawaran manggung di luar kota beberapa kali? Itu pas Yijeong baru ke luar dari rumah sakit kan? Gue yakin dia pasti ngga seegois itu. Malah nih ya, bisa aja tawaran kerja buat kalian tuh lebih banyak cuma kalian ngga tau aja."

GULALI (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang