nine ; tamu tak diundang

1.8K 170 7
                                    

“Yakin?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Yakin?”

“Terus aja nanya, kamu mau aku berubah pikiran ya?” Bukan gelengan atau anggukan yang Gio berikan. Dia hanya diam dan menatap dalam sorot mata istrinya..

Bukan tanpa alasan dia berkali-kali menanyakan hal yang sama. Entah ada angin apa tiba-tiba saja Valerie, mendatangi mereka. Gio tidak mengerti apa alasan Mamanya itu tiba-tiba mendatanginya, entah ada maksud terselubung apa.

Gio yakin, akan segera ada perihal aneh-aneh “Aku gak apa-apa. Kita turun temui Mama kamu, kasihan anak kamu tuh liat udah mulai risih”

Nayla tertawa melihat anaknya masih asik meminum susu tanpa mempedulikan sekitarnya.

Iya. Jadi yang menyambut Valerie adalah Azel, batita itu tadi sedang meminum susu dan diberi perintah oleh Gio untuk menyambut Neneknya..

Azel sih mau-mau saja, tapi dia selalu menghindar setiap Valerie ingin melayangkan kecupan atau bahkan sebuah pelukan, dengan alasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azel sih mau-mau saja, tapi dia selalu menghindar setiap Valerie ingin melayangkan kecupan atau bahkan sebuah pelukan, dengan alasan...

“Zel lum mandi, anan cium, bau” Padahal Azel baru saja selesai mandi dan masih wangi minyak telon. Nayla sendiri tak mengerti kenapa anaknya itu selalu menghindari Neneknya sendiri..

“Udah ayo turun, Mas. Gak kasihan apa itu Mama kamu nungguin?” Nayla bersiap jalan tanpa menunggu Gio, tapi sebelah tangannya ditahan alhasil dia kembali menoleh dan mengulas senyum untuk Gio, meyakinkan bahwa tak akan ada yang terjadi...

“Sayang, kalo Mama ngomong yang enggak-enggak kamu gak boleh asal ambil keputusan lagi yah?”

“Mas. Kita nikah udah berapa tahun sih? Dari aku umur 19 tahun sampe aku 25 tahun, banyak perubahan kok, mulai dari pikiran sampe setiap tindakan itu selalu aku pikirin mateng-mateng. Percaya 'kan?”

“Um, percaya.”

Nayla menggenggam jemari Gio erat “Sekalipun Mama kamu mau kita pisah lagi, aku gak bakal lepasin segampang itu. Nayla yang sekarang itu udah jadi Ibu, kalo aku lepasin kamu yang kehilangan bukan cuma aku, tapi Azel juga”

Gio mengulas senyum lebar. Benar, Naylanya sudah jauh lebih dewasa “Iya, percaya. Yaudah yuk samperin..”

“Gitu dong” Mereka berdua berjalan berdampingan dengan jemari bertautan. Gio menggenggam jemari Nayla sangat erat, enggan melepaskannya

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang