twenty ; happines.

1.2K 158 11
                                    

1 minggu telah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 minggu telah berlalu. Azel sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya, Nayla dan Gio pun sudah menjalankan aktivitas sebagaimana biasanya. Nayla merasa hidupnya sangat tentram, seminggu yang sudah terlewati ini tidak pernah tidak membuat Nayla bahagia.

Setiap detik, menit, dan jam yang ia lewati selalu mengandung arti. Bayi dalam kandungannya sangat aktif, suaminya menjadi semakin protektif hingga tak bisa sedikit pun melihat Nayla bergerak jauh. Menurut Nayla itu sangat menggemaskan, membuat hatinya berbunga-bunga.

Ketika ia hamil Azel dulu Gio sama sekali tidak bersikap begini. Biasanya para suami-suami menunjukan sikap overprotektif saat istrinya sedang hamil anak pertama. Tapi, mengapa Gio berbeda? Ah, sudahlah, biarkan saja.

Terakhir, ada Azel yang sudah tidak sabar dengan kehadiran adiknya di dalam keluarga mereka. Tiada hari tanpa bertanya "Mom, adiknya kapan keluar?" membuat Nayla merasa galau. Bagaimana jika nanti ia tidak bisa mengatur waktu dan bersikap adil pada kedua anaknya?

Nayla sering kali bertanya pada Hana, karna apa yang Nayla rasakan sekarang pernah dialami Hana juga. Beberapa wejangan pun Hana berikan agar anaknya merasa sedikit tenang. Perasaan begitu sangat wajar dirasakan untuk calon ibu dari dua anak.

"Mommy lihat ini!!"

Nayla mengulas senyum lebar mendengar pekikan dari Azel. Ia dan Azel berada di taman depan rumah mereka, daun yang berguguran di tanah dimainkan Azel. Anak itu terlihat menggemaskan dengan rambut yang di kuncir dan menggunakan baju berwarna pink.

"Kotor cantik, jangan main daun di tanah."

Azel membuang daun yang ia ambil dan menghampiri Nayla sembari menadahkan kedua tangannya. "Mommy, Azel mau cuci tangan" ujarnya dengan gemas

Nayla mengambil botol minum dan menyiram tangan Azel. "Pulang yuk, mommy pegel,"

Azel mengangguk. "Yuk, Azel juga bosan" Nayla menggandeng lengan mungil Azel dan berjalan masuk ke dalam pagar rumah. Disamping rumah terlihat Hana sedang menyiram tanaman didepan rumah. Nayla menyuruh Azel masuk ke dalam rumah dan menghampiri pembatas rumah ia dan Bundanya.

"Bun, makan di rumah aku sini!!" pekiknya

"Ada Ayah kamu di dalam. Bunda gak bisa tinggal, kamu aja sana yang makan biar cucu bunda sehat" Nayla terkekeh, pantas seharian ini Hana tidak kerumahnya, ternyata karena ada pawangnya dirumah.

"Bun! Nayla gak mau punya adek lagi loh ya!!" Hampir saja Hana menyiram anaknya sendiri. Nayla pun tertawa terbahak-bahak.

"Matamu. Bunda juga ogah😠" Setelah puas menggoda Bundanya, Nayla pun masuk ke dalam rumah dan menghampiri Azel yang sedang duduk di sofa. Nayla menghampiri Azel dan mengusap kepala putrinya. Wajahnya terlihat murung, tidak seperti biasanya

"Azel bosan? Mau main ponsel Mommy?"

Azel menggeleng. "Mommy... Azel boleh minta sesuatu?"

"Boleh. Azel mau apa hm?"

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang