three ; lumpur hidup

2.3K 198 5
                                    

"Gio, mau temana!!" Gio yang tengah memakai sepatunya menatap Azel yang sedang bermain boneka diruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gio, mau temana!!" Gio yang tengah memakai sepatunya menatap Azel yang sedang bermain boneka diruang tamu. Selesai memakai sepatu dia menghampiri monster kecilnya..

Gio menggendong Azel dan mengecupnya, wangi minyak telon menguar masuk kedalam indra penciumannya.

"Mau kerja, biar bisa beliin Azel mobil yang kemarin"

"Benelan? Gio beyiin Azel mobi itu?"

"....." Gio hanya diam, bingung mau menjawab apa. Kalau harga mobil itu hanya 1 sampai 2 Milyar mungkin Gio bisa membelinya. Tapi ini 4 Milyar, lebih baik disimpan untuk masa depan Azel.

"Azel anak Mommy-"

"Zel nak Daddy!" protes Azel. Nayla menekup bibirnya dan memasang wajah datar, ditangannya ada snelli milik Gio yang tertinggal dikamar.

"Iya Azel anaknya Daddy, Mommy kasih tahu. Mobil itu harganya gak seribu. Mahal banget, lagian kamu masih kecil belum bisa bawa mobil"

Gio menurunkan Azel dari gendongannya. Azel mencebik, semakin lucu dengan pipi gembulnya yang terlipat. "Azel, gak usah beli mobilan yang itu. Emangnya Azel gak sayang sama mobil Daddy?"

"Nda. Azel au mobi kemayin!" tangannya dilipat seolah dia bos. Iya bos dari dua babunya..

"Yaudah nanti tunggu Daddy gajian."

Nayla melotot, yang bener aja dia mau beliin mobil itu buat batita seusia Azel. "Azel main lagi ya, Mommy anter Daddy kedepan dulu. Jangan nakal okay?" Azel mengangguk, dia kembali duduk bersama dengan mainan nya. Boneka barbie nya sudah terlempar entah kemana.

Nayla memakaikan snelli itu pada tubuh suaminya, Nayla sudah terbiasa dengan penampilan Gio yang berprofesi sebagai dokter ini. Gio termasuk salah satu dokter dengan pasien anak terbanyak, bukan karena banyak yang sakit tapi karena Ibunya anak-anak yang katanya sakit itu ingin melihat Gio saja.

Dasar Ibu-ibu genit.

"Mas, jangan janji kaya gitu sama Azel! Emangnya kamu beneran mau beliin Azel mobil milyaran itu?"

"Gajiku bulan depan itu lebih dari cukup sih. Kamu tahu sendiri Azel jarang minta sesuatu, tapi sekalinya minta yang kaya gini. Jadi Papaku-"

"Gak boleh! Azel gak perlu dituruti. Nanti juga lupa kok sama kemauannya, dia masih kecil tau. Jangan dibeliin, lagian buat apa juga beli mobil lagi, aku gak pernah keluar rumah, kamu juga dirumah sakit terus.."

"Dipake Azka kan bisa eh- ohiya! Itu anak kemana ga pulang dari kemarin??"

"Nginep dirumah Sakti. Udah izin kok sama aku. Udah Mas berangkat kerja dan inget, gaji kamu gak boleh buat beli mobil! Itu mobil mengundang maling. Mendingan kamu beli yang bermanfaat, gausah mobil lah. Satu aja cukup.."

"Iya sayang iya, nanti gajinya aku transfer ke rekening kamu. Biar kamu aja yang pegang."

"Iya nanti. Udah gih berangkat, hati-hati ya. Semangat Pak Dokter!!!" Gio mengangguk dia mengecup kening Nayla dan seperti biasa, Nayla mengecup punggung tangan suaminya. Setelah Gio pergi Nayla melambaikan tangannya dan kembali masuk kedalam rumah untuk melihat apa yang sedang Putrinya lakukan.

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang