Obat Terlarang

334 43 14
                                    


Massive Conscience

Disclaim : M. Kishimoto

Pukul tiga pagi di Kyoto, tampak mobil mewah berwarna hitam metalik yang lampu redupnya menyoroti batu-batu alam sebagai jalanan yang ditata rata nan apik. Lintasan yang hanya seluas satu kendaraan itu diapit hutan cemara dan pepohonan maple yang menguning. Mobil tersebut turun melandai menuju belokan ke dalam sebuah terowongan kecil yang juga terbuat dari batu alam. Terowongan yang panjangnya sekitar setengah kilo itu berakhir di sebuah garasi di samping rumah, terlihat sangat wajar dan nampak layaknya garasi pada umumnya. Atau dengan kata lain jalanan di tengah hutan tadi sepertinya sebuah tempat rahasia yang pintu masuknya disamarkan. Karena rimbunnya pohon, seberkas cahaya lampu dalam hutan itu tidak mungkin terlihat dari luar sekalipun kondisi gelap seperti saat ini.

Mobil mewah yang ditumpangi Naruto itu keluar dan pintu garasi tertutup otomatis, kemudian berjalan melewati pemukiman di samping hulu sungai pegunungan. Jalanan di depannya berkabut karena saking dinginnya temperatur, bahkan kaca mobilnya langsung buram dengan sekejap oleh embun.

Setelah mengantar Hinata ke rumah di lembah pegunungan tenggara prefektur Kyoto yang terpencil nan jauh dari kota, saat ini Naruto sedang pergi menuju suatu tempat di perbatasan timur. Melewati aspal di antara pabrik-pabrik terbengkalai dan sunyi, dan sampai di sebuah perumahan besar warna biru yang mirip kastil. Setelah melewati berlapis-lapis penjagaan yang ketat, Naruto yang seorang diri—tanpa Yamato sebagai pengawal seperti biasanya—turun dan masuk ke rumah tersebut.

Aula utama yang luas di dalam tempat itu terang benderang dengan lampu putih yang menyinari koleksi logam nan mengkilap punya pemilik rumah. Gedung bergaya Eropa tersebut dipasangi banyak penjaga di setiap titik, orang-orang sangar yang kentara seperti pecandu narkoba. Sekalipun kebanyakan sudah setengah sadar, tapi mereka tahu betul siapa yang sedang bertamu saat ini. Bukan seorang bos mafia atau gangster besar, tapi jenis orang yang tidak takut pada siapa pun dan kebetulan juga penguasa yang bisa berbuat apa saja hanya dengan jentikan jari. Seperti itulah Uzumaki Naruto di mata mereka.

Karena bukan pertama kalinya ke situ, langkah tegap bos muda tersebut tanpa keraguan saat memasuki sebuah ruangan. Dua orang penjaga pintu sedikit ketakutan saat mengatakan agar Naruto menunggu sebentar sampai majikan mereka mengizinkannya. Naruto tidak keberatan menunggu satu menit, hingga suara malas seorang wanita dari dalam terdengar, dia memasuki kamar itu.

"Aku kira siapa orang yang berani datang pagi-pagi buta begini dan mengganggu jam tidurku," wanita dewasa berdarah campuran, memiliki rambut pirang pendek menyahut dengan malas. "Ternyata manusia yang tidak takut mati ini."

"Aku khawatir kau tidak bangun tidur lagi, dan membuatku kehilangan satu-satunya kartel narkoba yang kupercaya." Naruto dengan datar dan tanpa aksen bercanda menjawab. Dia duduk di sofa dekat wanita tersebut.

Pebisnis besar obat terlarang bernama Samui itu tertawa kecil sambil menyesap minuman lemon hangat di cangkir. Mata biru gelapnya jelas masih mengantuk. Jubah tidur yang dikenakan wanita itu terbuat dari satin tipis dan tersingkap dimana-mana, menunjukkan lebih dari setengah bagian tubuhnya yang berkulit putih pucat. Dia tahu persis siapa yang bertamu kini, seorang pria yang berkemungkinan sangat besar tidak punya hasrat seksual. Jadi bahkan jika dia kebetulan sedang telanjang ketika Naruto datang, dia tidak perlu repot-repot untuk terburu memakai baju dan akan bercakap seperti biasa.

"Aku bukan dirimu yang akan mati sebentar lagi, umurku sangat panjang dan bahkan memungkinkan untuk bertemu lagi dengan reinkarnasimu."

Naruto berdehem pelan saat mendengar ungkapan tanpa sungkan tersebut. Dia kembali mengarahkan mata seriusnya kepada wanita berparas menggoda di hadapannya saat ini. "Kalau begitu aku menginginkan obatnya sekarang, yang membuatku hidup sedikit lebih lama lagi."

Massive ConscienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang