Massive Conscience
Disclaim : M. Kishimoto
Ketika Hinata membuka mata hal pertama yang dilihatnya adalah plafon artistik model setengah lingkaran yang disusun berlapis, dengan lubang-lubang lampu di sisinya. Dia nyaris tak dapat menangkap ujung sudutnya jika tak menggerakkan mata, pertanda ruangan tempatnya berada kini cukup terbilang luas. Membuatnya hampir mengira jika dirinya tengah tidur di sebuah kamar hotel atau sebuah rumah mewah bila tidak sedang merasakan tangan kirinya yang berat dan berdenyut nyeri karena selang infus yang menempel, serta bau pewangi ruangan yang tercampur bau obat-obatan. Hanya sedetik saja hingga dia sadar sedang berada di rumah sakit.
Hinata menggerakkan kepalanya dengan lemas, ke arah jendela yang kacanya menguning berkat sinar matahari redup yang sedang terbenam. Menempel di sudutnya sebuah pot besar yang ditumbuhi pohon hias, tampak terawat dan menyejukkan mata. Di dekat tumbuhan tersebut, tepatnya di depan antara jendela dan lukisan dinding ... ada pria itu.
Uzumaki Naruto yang duduk di sofa tunggal sambil menatap tablet di tangannya dengan mata biru yang seperti biasa, datar namun tajam. Bersinar indah tak terluputkan mentari, sukses mengikis kesadaran Hinata yang baru ia dapat hanya dengan memandangnya. Dia tidak mengerti kenapa dampak dari kehadiran pria tersebut begitu besar terhadapnya, makin melampau batas saat kepalanya mengingat hal apa yang telah terjadi sebelumnya. Antara dirinya, keluarga dan pria itu. Sejenak saja perasaan Hinata kembali bercampur aduk.
Namun secepat itu juga Naruto menyadari Hinata yang telah sadar. Tidak ada yang berubah dari ekspresinya, tapi tindakannya cukup menjelaskan jika dia sedang merasa lega. "Kau sudah sadar," dia pelan-pelan menghampiri gadis itu dan duduk di sisinya.
Hinata yang mengetahuinya mencoba untuk bangun duduk, rupanya tidak terlalu berat berkat infus yang telah memulihkan sedikit tenaganya, hingga Naruto tidak perlu repot-repot membantunya yang pasti membuat Hinata gugup. Namun tindakan pria itu yang memegangi selimut di tubuh Hinata agar tetap menghangatkannya, sudah kelewat membuat jantungnya berdebar. "Aku harap kau tidak sedang menungguku selama berjam-jam barusan,"
"Aku tidak melakukannya. Kau pingsan selama tiga jam, aku baru 15 menit berada di sini."
"Sungguh?"
"Buat apa aku berbohong," Naruto mengamati setiap inci tubuh Hinata, memastikan gadis itu tidak sedang terluka di luar atau dalam. "Daripada itu, bagaimana perasaanmu?"
Hinata meremas jari-jarinya sendiri mencoba meredam kegugupan yang membuatnya linglung. Pria itu pasti tidak sadar jika dia sedang menggerak-gerakkan kakinya di balik selimut saat ini. "Jauh lebih baik ketimbang tadi, ketimbang kemarin."
Naruto mengulurkan tangan untuk menyibak rambut Hinata dan memegang kening gadis itu. Suhu tubuhnya memang tidak sepanas kemarin, namun mengingat bagaimana ketika Hinata mimisan dan hilang kesadaran siang tadi masih menghantui kepalanya hingga kini. "Aku belum pikun dan melupakan jika kemarin ada yang berjanji untuk kembali sehat hari ini."
"M-maaf," Hinata beringsut dan mengalihkan wajahnya yang memerah. Jika memungkinkan dia sangat ingin membungkus seluruh badannya dengan selimut, tapi itu pasti lebih memalukan. Untuk gadis berusia 23 tahun ... dia merasa sangat tidak pantas disaksikan orang terlebih oleh seorang pria. Namun apa daya, Hinata juga tidak mungkin lupa jika kemarin dia sudah begitu percaya dirinya menghubungi pria di hadapannya ini dan mengatakan hal yang tidak penting seperti itu.
"Kau ingin tinggal di sini lebih lama?"
Butuh waktu cukup lama bagi Hinata untuk menjawab pertanyaan tersebut, cukup meyakinkan jika dia jelas ingin pulang. Sekalipun kamar tempatnya kini tampak begitu mewah dan nyaman, tetap saja masih disebut rumah sakit, jadi tidak ada alasan baginya untuk berlama-lama mengingat dia sudah cukup baikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Massive Conscience
RomanceSetelah malam itu, segalanya berubah. Ketika bertemu dengan pria tersebut yang dalam segala aspek layak dicintai oleh Hinata ... ia tak pernah berhasil membayangkan seperti apa hidup selanjutnya. Uzumaki Naruto adalah seorang bos muda, seorang pria...