1.

414 142 140
                                    

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN COMMENT

JIKA BERKENAN SHARE KE TEMAN KALIAN SUPAYA CERITA INI SEMAKIN BANYAK PEMBACA 💘

°°°°°°

"Gue mau istirahat sehari jadi playboy."

°°°°°°

Terik matahari membuat seorang Anindya mengeluh untuk beberapa kali. Sinar matahari yang menyengat kulit putihnya membuat kulitnya sedikit memerah karena terlalu lama terpapar. Dia ingin kabur tapi ruang BK akan menantinya. Ia tidak ingin menjadi siswi yang tidak taat pada peraturan sekolah, biarkan saja hukuman ini dia jalankan sebagai ganti dari konsekuensi dia terlambat.

"Nih minum."

Seseorang menyodorkan sebotol air mineral kearahnya. Tanpa ragu Anin segera menerima itu dan langsung meneguknya dengan cepat.

"Tumben lo perhatian sama gue."

"Gue kasian liat muka lo kayak mayat gitu Nin."

Anin berdecak kesal lalu menjawab, "Gue udah jadi mayat hidup dari beberapa jam yang lalu."

"Terus kenapa lo nurut banget? Mending ke kantin aja temenin gue makan."

"Tapi traktir gue ya nanti."

"Iya beres pokoknya."

Setelah mengatakan itu, Alaska segera menarik tangan Anin dan membawanya menuju kantin.

"Lo pesen apa, Nin? Jangan lama-lama buruan!"

"Lo serius mau beliin gue?" tanya Anin dengan ragu.

"Sejak kapan gue pernah bohong sama lo sih, Nin."

"Yaudah iya, btw gue pesen batagor aja deh terus minumnya air putih eh tambah baksonya jangan lupa ya, Al."

"Lo laper banget ya, Nin?"

"Iya, gue dari tadi pagi aja belum makan."

"Terus lo tadi telat ngapain? Pasti nonton drakor kan?" tebak Alaska.

"Kok lo tahu?"

"Tahu lah. Yaudah gue pesenin dulu, lo duduk di sini aja."

Anin hanya mengangguk mengiyakan. Sambil menatap Alaska dengan senyum manis andalannya. Setelah beberapa menit Alaska kembali membawa baki berisi makanannya dan juga makanan Anin.

"Lo terbaik deh, Al."

"Untung lo yang nyuruh gue Nin. Kalau nggak asli nggak sudi gue bawain nampan berat kayak gitu."

Anin terkekeh. "Halah bullshit kalau lo bilang gitu. Lagian nih ya kalau mau nyindir langsung aja."

"Iya deh terserah. Tapi, Nin nanti pulang sekolah gue anterin ya?"

"Tapi, bukannya lo mau nganter kak Natalia pulang?"

"Males, mending gue nganterin lo aja."

"Tumben banget lo nolak cewek cantik, Al."


Alaska mengacak rambut Anin pelan. "Lagian yang gue anterin pulang sekarang malah lebih cantik."

***


Bel pulang berbunyi dengan nyaring. Murid-murid berhamburan keluar untuk pulang kerumah masing-masing tidak terkecuali Anin dan juga Alaska.

"Yuk."

Anin mengangguk dan mengekori Alaska dari belakang. Tidak berniat ingin menjajarkan langkahnya di samping Alaska.

"Alaska."

Anin menengok kebelakang, begitu juga dengan Alaska. Mereka mendapati Natalia yang sedang menatap kearah mereka dengan tatapan bingung.

"Bukan nya lo janji mau nganter gue pulang?"

"Iya, itu tadi. Tapi ada yang lebih penting buat gue anterin pulang dulu. Mending lo nyuruh Abim aja buat nganter lo, Nat."

Setelah mengatakan itu, Alaska segera menarik Anin dan meninggalkan Natalia yang sedang menatap mereka dengan tatapan marah.

"Al, lo jangan kasar-kasar dong. Kasihan Kak Natalia."

"Lagian gitu aja langsung baper gue ajakin pulang."

"Ya tapi jangan gitu dong, Al. Salah juga udah janji malah gak lo tepatin."

"Biarin aja, yaudah mau pulang apa nggak?"

"Iyalah pulang, masa iya nginep di sini."

Alaska terkekeh dan langsung menghidupkan mesin motornya dan meninggalkan parkiran bersama Anin yang membonceng di belakang.

"Lagian tumben banget lo nolak orang cantik, Al."

"Gue mau istirahat sehari jadi playboy."

TBC.

(Sudah Revisi)

          

BULLSHIT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang