6.

131 97 28
                                    

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE AND COMMENT
JIKA BERKENAN SHARE KETEMAN KALIAN
typo bertebaran dimana-mana

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE AND COMMENTJIKA BERKENAN SHARE KETEMAN KALIANtypo bertebaran dimana-mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°


"Ganteng kalau nggak bisa lo milikin buat apa??"

°°°°

"Nin pr fisika lo udah belom?" tanya Cika.

"Napa nanya pr fisika gue? Mau nyontek kan lo?" tanya Anin curiga.

"Ehehe lo kok peka banget sih Nin. Gara-gara nonton film twilight kemarin nih gue jari lupa ngerjainnya," alibi Cika.

"Lagian film kayak gitu ngapain lo tonton sih?" tanya Anin sinis.

"Asli Nin lo tau Edward Cullen kan?? Buset ganteng banget woi," jawab Cika sambil mengebrak meja dan langsung membuat Anin menyentuh dadanya karena kaget.

"Kalau ganteng nggak bisa lo milikin buat apaan?"

"Buat manjain mata dong Nin. Emang sih nggak bisa dimilikin tapi kan bisa dipandang," kata Cika sambil menyengir ketika melihat Anin sedang mendelik kearahnya.

"Serah deh, eh Cik nanti pulang sekolah temenin gue beli novel yuk katanya lagi ada diskon gede-gedean nih."

"Yah gue mau nemenin mama gue ke salon Nin," kata Cika dengan nada sedikit bersalah.

"Yaudahlah nanti gue sendiri aja."

💘💘💘

"Nin! Anin!" teriak sebuah suara. Anin yang mendengar itu refleks langsung menoleh dan mendapati Angkasa yang sedang mengejar dirinya.

"Lo ngapain pake lari-larian segala sih Sa, kenapa?" tanya Anin bingung.

"Lagian gue nyari dari kantin terus kekelas terus kata Cika lo mau keperpus yaudah gue nyusul kesini," jawab Angkasa masih dengan nada yang tersengal-sengal.

"Gue emang mau keperpus, terus btw ada apa?"

"Gue kemarin ketemu Alaska Nin," ujar Angkasa memulai ceritanya.

"Terus??"

"Dia nyuruh gue buat jauhin lo Nin."

"Hah? Jauhin gue maksudnya?" tanya Anin bingung.

"Ya intinya dia nyuruh gue buat jauhin lo. Dari raut wajahnya kayak dia lagi sakit juga deh Nin," jawab Angkasa.

Entah beberapa hari ini, Anin mencoba menghubungi Alaska tapi hasilnya nihil. Alaska sepertinya sangat susah untuk dihubungi.

"Lo tau nggak Alaska sekarang dimana??"

"Kalau nggak salah dia nggak masuk hari ini, coba lo samperin kerumahnya Nin." Anin mengangguk dan langsung berlari kekelas untuk mengambil tasnya. Sebelum keluar dirinya menitipkan pesan agar Cika menyampaikan kepada guru bk jika ia sedang sakit dan bermaksud ingin pulang. Dalam perjalanan menuju rumah Alaska, Anin terus merapalkan doa supaya sahabat nya itu baik baik saja. Hingga sampai didepan gerbang rumah Alaska, Anin berlari masuk kedalam rumah dan langsung menuju kamar orang yang membuat ia sejak tadi khawatir.

"Alaska," sapa Anin. Perlahan ia masuk dan pandangannya langsung tertuju pada kasur king size milik Alaska. Dan disana Alaska sedang meringkuk kedinginan sambil terus bergumam tidak jelas.

"Al bangun," kata Anin sambil terus menepuk pipi Alaska yang sangat panas.

"Nin? Lo ngapain disini?" tanya Alaska setelah berhasil bangun dari tidurnya.

"Gue denger lo sakit makanya gue kesini. Lo belum makan kan?" tanya Anin sambil melirik meja yang berada disamping tempat tidur Alaska. Disana tidak ada makanan sama sekali dan Anin pikir Alaska memang belum makan sejak tadi.

Alaska hanya menggelengkan kepalanya pelan. Anin yang melihat itu langsung mengelus pelan dahi Alaska dan segera turun kebawah menuju dapur. Sesaat dirinya melihat Alaska yang sangat pucat karena demam. Anin merasa gagal menjadi seorang sahabat untuk Alaska, dan entah sejak kapan bulir bening yang sangat Anin benci tiba-tiba menetes dan menimbulkan sesak di dadanya.

💘💘💘

"Nin udah ya?" pinta Alaska yang sejak tadi merengek meminta berhenti untuk dijejali bubur hangat yang berbau daun pandan itu.

"Al lo belum makan loh dari tadi, dikit lagi ya," kata Anin dengan nada lembut yang membuat Alaska seketika langsung luluh dan mengangguk.

"Nin gue kangen sama lo," ujarnya sambil perlahan melihat kearah Anin.

"Heem habis makan langsung minum obatnya ya? Terus langsung tidur gue jagain lo kok disini."

"Nin jangan terlalu peduli ke gue. Sengaja atau nggak lo bikin gue baper," ujarnya lagi.

"Pede banget gue baperin lo. Mending gue baperin Pak Sobari daripada baperin lo," kata Anin masih berusaha melupakan kata-kata Alaska.

"Serius lo mau cowok kayak Pak Sobari Nin?" tanya Alaska tidak percaya

"Becanda bego, yakali tipe cowok gue kayak om-om gitu," jawab Anin sambil tertawa.

"Ya gue kira lo mau."

"Udah mending lo tidur sekarang gih. Gue mau nyuci piring dulu."

"Andai masa depan gue punya istri kayak lo Nin."

TBC.

cieeeee babang Alaska berandai-andai nih
masa depan babang Alaska tu sama author aja/plakk
gak deng bejanda eh becanda anjir wkwkw
yaudahlah sampai jumpa di part selanjutnya !
jangan lupa apa? VOTE dan KOMEN kalian guys

BIG LOVE DARI AUTHOR 💙🤗

BULLSHIT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang