3.

187 120 69
                                    

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE AND COMMENT
JIKA BERKENAN KALIAN BOLEH SHARE CERITA INI KETEMAN KALIAN
typo bertebaran dimana-mana


°°°°

"Nggak, mending gue duduk disini daripada bantuin lo."

°°°°

Keesokan harinya, seperti pengumuman yang sudah disampaikan oleh Pak Sobari selaku kepala sekolah. Semua murid SMA BANGSA berbondong-bondong menuju bus yang sudah ditentukan oleh panitia yang bersangkutan. Tentu saja Anin dan Alaska mendapat tempat duduk yang sama.

"Kok sama lo sih Al?!" protes Anin tidak rela jika dirinya duduk dengan Alaska.
"Kan gue udah bilang kita kayak amplop sama perangko Nin selalu bersama," jawab Alaska enteng masih sambil memakan ciki yang baru saja dirinya buka.

"Bosen tau!"

"Tapi ngangenin kan?"

"Jijik!"

Semua yang mendengar pertengkaran antara Alaska dan Anin hanya mampu menggeleng-gelenggkan kepala. Mereka sangat senang melihat dua sejoli yang sangat cocok itu, namun sayang hubungan antara mereka tidak lebih hanya seorang sahabat saja.

💘💘💘

Saat sudah sampai di lokasi, panitia langsung memberikan tugas yang menurut Anin sangat konyol, katanya sebagai pemanasan untuk tugas selanjutnya.

"Nin, bantuin gue dong," ujar Alaska sambil mengusap keringat yang sudah menetes sana sini.

"Nggak ah, gue takut sama kodok," jawab Anin sambil menggeleng kuat.

"Dikit doang Nin, aelah masa gitu aja takut sih."

"Gue takut Alaska." Sekali lagi Anin menolak permintaan Alaska.

Alaska tahu, sejak kecil Anin memang sangat tidak menyukai kodok atau lebih tepatnya jijik. Entah karena hewan amfibi satu itu mempunyai kulit yang licin dan membuat Anin seperti memegang lantai yang sudah berlumut atau memang suaranya yang membuat Anin jijik.

"Anin awas kodoknya disamping lo!" teriak Alaska.

"AAAAAAAAAAA," jerit Anin sambil terus berlari menjauhi tempat ia berteduh dari panasnya cuaca yang begitu menyengat di kulit.

"Anin!" teriak Alaska sambil berlari mengejar Anin yang sudah lumayan jauh.

"Minggir!" sentak Anin yang membuat Alaska sedikit terjungkal kebelakang.

"Nin lo marah ya sama gue?" tanya Alaska sambil berusaha meraih pergelangan tangan Anin.

"Jangan marah dong Nin masa gitu aja lo marah sih," kata Alaska masih berusaha membujuk Anin yang tidak merespon setiap perkataannya.

"Gitu aja gimana maksud lo hah?!" teriak Anin sambil terus mengeluarkan air mata yang sukses membuat Alaska merasa bersalah.

"Nin, serius gue cuma bercanda doang tadi," ucap Alaska yang masih menggenggam pergelangan tangan Anin.

"Lebay banget lo Nin gitu aja pake nangis segala," ujar Citra yang tiba-tiba masuk kedalam masalah antara Anin dan Alaska.

"Heh lampir gue nggak ada urusan ya sama lo. Dan sebelum gue cincang tu wajah mulus lo mending lo pergi dari sini." Anin yang tadinya sudah tidak emosi menjadi emosi kembali karena kedatangan Citra yang terkesan sangat ingin ikut campur.

"Santai aja dong Nin, lagian gue juga ngomong faktanya kok."

"Tahu apa lo tentang fakta? Bilang aja kalau mau dapetin perhatian Alaska nggak gini caranya murahan banget ngerti nggak." Segera saja Anin meninggalkan mereka berdua.

💘💘💘

"Nin lo masih marah sama gue??" Alaska yang tiba tiba datang membuat mood Anin menjadi kembali buruk.

"Lo ngapain sih Al kesini ganggu banget tau nggak."

"Lagian gue cuma becanda doang Nin, jangan marah dong," kata Alaska yang langsung dibalas tatapan tajam oleh Anin.

"Terserah gue dong. Gara-gara hewan sialan itu gue kehilangan papa!" bentak Anin dan langsung meninggalkan Alaska yang tercengang melihat Anin membentak dirinya.


💘💘💘

Setelah kegiatan yang cukup melelahkan karena diisi oleh berbagai tugas, tidak terasa waktu sudah habis dan membuat para murid dan guru segera masuk ke bus karena bus sebentar lagi akan membawa mereka kembali ke sekolah. Jika kalian bertanya apa Alaska dan Anin duduk bersama lagi? Jawabannya tentu saja tidak.

Karena Anin yang kekeh tidak mau sebangku dengan Alaska membuat Citra yang tadinya duduk dengan Cika kini bertukar posisi. Setelah menunggu berjam-jam lamanya, akhirnya bus yang mereka tumpangi memasuki halaman sekolah, Cika dan Anin tentu saja langsung turun dan berjalan kembali ke kelas untuk beristirahat.

Saat Anin sedang memainkan smartphonenya, suara Cika membuat dirinya langsung menoleh karena mendengar nama yang sejak tadi dia hindari.

"Eh Nin, itu bukan nya Alaska ya?" tanya Cika sambil menunjuk kearah parkiran.

"Hah, mana Cik?" tanya Anin mengikuti arah telunjuk Cika.

"Itu yang lagi sama Citra," jawab Cika.

"Yaudahlah biarin aja. Pulang yuk capek gue," kata Anin sambil berusaha terlihat baik-baik saja. Padahal nyatanya tidak.

"Gue yang ambil motornya atau lo?" tanya Cika.

"Gue aja sini," jawab Anin sambil meraih kunci motor Cika.

Dibelokkan koridor yang memisahkan antara gerbang sekolah dan parkiran, Anin dan Cika akhirnya memutuskan untuk bertemu di depan gerbang sekolah saja. Cika yang kebetulan hari ini membawa motor mengajak Anin untuk pulang bersamanya.

"Hai Anin," sapa Abim. Disana teman-teman Alaska sedang berkumpul dan tentu saja ada Citra yang sedang memperhatikannya.

"Hai Bim," balas Anin cuek.

"Mau gue anter Nin?" tanya Rehan Aditama, ketua geng anak motor SMA BANGSA. Tentu saja pertanyaan Rehan membuat Abim yang sedang memakan cimol tersedak karena terkejut dengan aksi nekat bocah disampingnya itu.

"Oh nggak usah Re gue sama Cika aja thanks tawarannya," jawab Anin sambil tersenyum tipis.

Anin yang sepertinya kesusahan mengeluarkan motor matic milik Cika membuat Malvin langsung berdiri dan membantunya.

"Makasih ya Vin," ucap Anin.

Anin melirik kearah Alaska yang sedang menatap dirinya tajam, dan cepat-cepat Anin segera meninggalkan parkiran jika saja tali sepatunya tidak lepas dan hampir membuat ia jatuh jika tidak ada Malvin yang menyangga tubuhnya. Sepersekian detik tidak terjadi apa-apa karena Anin yang terlebih dahulu langsung sadar dengan posisi yang menurutnya sangat intim itu.

"Eh sorry Vin," kata Anin segera melepaskan pelukan Malvin.

"Makanya kalau tali sepatu udah lepas dibenerin Nin males banget sih jadi orang." Sambil berkata begitu Malvin membenarkan tali sepatu Anin. Sontak saja seluruh teman teman Malvin memberikan teriakan ramai melihat tingkah Malvin yang sedang modus, kecuali Alaska yang masih diam dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Makasih ya Vin," kata Anin sambil tersenyum manis.

TBC.

Tim siapa nih kalian?????

💘MalvinAnin atau 💘AlaskaAnin

wkwk kalau author sih timnya siapa aja asal nyambung😌😌

BULLSHIT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang