12

773 92 10
                                    

Jongin tahu satu hal,dia menyukai Sehun sejak pertama kali Jennie membawanya kerumah dan mengenalkannya pada jongin.

Ayah jongin sepertinya mengetahui hal tersebut dan langsung memukuli jongin sampai jongin harus izin tidak kuliah dua hari.

Jongin hanya menyukainya,tidak ada niatan sama sekali untuk merebutnya dari Jennie,toh selama ini Jennie memang selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan. Ayahnya bahkan rela bersujud hanya untuk memenuhi permintaan Jennie.

Dari dulu Jennie selalu di kelilingi teman maupun laki-laki tampan dan kaya. Sangat berbeda dengan jongin yang bahkan harus bekerja keras hanya untuk makan dirinya sendiri.

Ayahnya pergi meminjam uang untuk mencukupi gaya hidup Jennie,
Sementara ibunya hanya bisa memandang jongin kasihan. Tak ada yang bisa mereka berdua lakukan. Ayahnya hanya mau semua berjalan atas kemauannya dan selalu bertindak sangat kasar pada jongin dan ibunya.

Puncaknya saat ayahnya mulai ketagihan berjudi dan mengonsumsi barang terlarang, ayahnya terlalu percaya diri jika Jennie benar-benar akan di nikahi oh Sehun. Tapi saat fakta lainnya terungkap,ayahnya tanpa pikir panjang langsung menyerahkan jongin untuk melunasi hutangnya.

Kemudian ayahnya menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan itu. Minho jelas membawa Jennie menjauh setelah menikahinya. Sama seperti Sehun yang memutus kontak jongin dengan keluarganya,Minho pun melakukan hal yang sama. Hanya saja Minho masih mengizinkan Jennie untuk sekedar menelpon ibunya dan mengiriminya sedikit uang.

Ayahnya benar-benar seperti orang gila. Sampai akhirnya dia mati karna overdosis. Setelah ayah Jennie mati,Minho baru mengizinkan Jennie untuk pergi menemui ibunya.

Berbeda sekali dengan cerita jongin yang tetap saja hidup dengan kekerasan. Nasib Jennie selalu saja baik. Jongin kadang merasa iri, mengapa ayahnya hanya menyayangi Jennie. Jongin pintar bahkan terhitung lebih pintar dari anak seusianya,tapi ayahnya bahkan tak pernah mau menganggapnya ada.

Jongin hanya bisa meratapi nasib tanpa ada niat untuk protes. Mungkin memang takdirnya sudah seperti itu.



####




"Jongin kau hamil!" Baekhyun tersenyum mengetahui tespek jongin menunjukkan hasil positif.

Jongin menunduk sedih, Baekhyun langsung memeluk sahabatnya itu. Mereka ada di kamar mandi yang ada di dapur. Baekhyun menarik jongin untuk duduk di sofa.

"Apa dia bisa lahir seperti anakmu Baek?."

"Jaga dia sebisa yang kau mampu jongin. Jangan memaksakan, suamimu memang sungguh sialan."

Jongin mengusap perutnya,ada kehidupan lain di tubuhnya dan jongin berjanji akan menjaganya. Biar saja jika Sehun berencana membunuhnya. Jongin bahkan sudah merencanakan didalam otaknya akan pergi meninggalkan rumah ini saat kandungannya mulai terlihat.

"Terimakasih Baekhyun." Jongin tersenyum dan Baekhyun memeluknya. Walau jongin tak tahu pasti berapa usia kandungannya,
mungkin sudah dua bulan. Jongin tak mengalami apa yang ibu hamil biasa alami.

Jongin hanya terus tersenyum sambil mengelusi perutnya. Baekhyun langsung pamit pulang karna takut Sehun tiba-tiba datang dan malah memarahi jongin.

Jongin masih duduk di sofa dan terus mengelusi perutnya. Terus menggumamkan kata-kata penenang dan rasa syukur. Jongin tak memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Yang pasti sekarang jongin sangat bahagia.




####




Sehun sungguh iri melihat kehidupan Minho sang musuh yang jauh dari kata sengsara. Jujur saja,Sehun masih memiliki sedikit perasaan untuk Jennie. Tapi saat Sehun tahu bahwa Minho dan Jennie sudah bahagia. Sehun merasa kalah satu poin.

Mengapa Sehun tak mendengarkan saran Lucas untuk memanjakan jongin. Setidaknya ada prestasi yang bisa di banggakan di depan Minho.
Seharusnya Sehun memanjakan jongin supaya terlihat sudah bisa melupakan Jennie.

Tapi sayangnya rasa kecewa dan kebodohan telah menjadi satu yang membuat Sehun sendiri bingung mana yang baik sebetulnya.

Melakukan hal yang sebaliknya. Dulu Sehun memanjakan Jennie dan berakhir kecewa, kali ini Sehun berpikir jika mengasari jongin akan membuat jongin setidaknya tidak seperti Jennie.

Seharusnya Sehun melihat dan bisa membedakan jika sifat mereka berdua jelas jauh berbeda. Walau sama-sama berasal dari keluarga Kim. Tapi perlakuan ayah mereka jelas tidak sama.

Rasa kecewa berubah menjadi ketakutan dan berakhir melakukan apapun untuk menghindari rasa kecewa yang sama. Tanpa mereka sadari kalau mereka sudah kelewat batas.

Sejujurnya Sehun sangat tidak menyukai saat ada pria yang mendekati jongin. Sehun terlalu takut jika jongin pada akhirnya akan pergi.

Tapi Sehun tak juga sadar dengan perasaanya sendiri. Setelah memukuli jongin dia pasti menyesal, tapi kemudian melakukan hal yang sama lagi.

Jongin jelas tak mengerti. Yang jongin tahu,dia di jual sebagai bayaran hutang ayahnya dan bukan istri Sehun seperti yang orang-orang bayangkan.

Bukan jongin tak mampu melaporkan kelakuan Sehun. Tapi jongin seperti sudah tidak peduli dengan nasibnya sendiri. Mungkin Tuhan memang tidak ingin jongin bahagia.

Hidup mereka berdua sungguh rumit dengan cerita rumit masing-masing.

Selama perjalan pulang kerumah,Sehun sungguh merasa amat kesal dan marah dengan kenyataan barunya. Sehun merasa seperti di permainkan.

Sehun membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, tujuannya hanya pulang dan menemui jongin.

Otaknya sudah mulai membayangkan rintihan jongin yang memohon ampun padanya. Sehun merasa gila sekarang.

"Sial!" Sehun hanya terus mengumpat di sepanjang jalan,bahkan saat lampu merah dia juga terus saja mengumpat.

Beberapa menit kemudian Sehun sampai dirumahnya. Berjalan agak cepat dan bisa dibilang sedikit berlari.

Tanpa memencet bel Sehun langsung masuk begitu saja dan menatap murka rumahnya yang tampak sepi. Harusnya ada jongin yang menunggunya, tapi kemana dia pergi?.

Sehun berjalan tergesa dan menemukan jongin yang tertidur di sofa. Tanpa aba-aba dan peringatan apapun, Sehun langsung menjambak rambut jongin membuat jongin langsung bangun karna terkejut dan sakit.

"Sehun,kenapa?" Jongin meringis sambil tangannya memegangi tangan Sehun yang mencengkram rambutnya kuat. Rasanya sungguh sakit.

Sehun hanya terus menatap jongin marah dengan tangannya yang masih terus mencengkram erat rambut jongin.

Jongin tak tahu dia salah apa,pikiran jongin saat ini hanya takut jika Sehun tahu dia hamil. Tapi siapa yang memberi tahunya?, Yang tahu hanya Baekhyun. Dan jongin percaya jika Baekhyun tidak memberi tahu Sehun dan kali ini Sehun hanya marah karna urusan pekerjaan.

"Aku muak melihat wajahmu!"

Sehun menarik rambut jongin membuat jongin mau tak mau berdiri dan mengikuti tarikan tangan Sehun pada rambutnya.

"Sehun,maafkan aku." Jongin memohon. Jongin jelas tau apa yang akan Sehun lakukan setelah ini. Jongin masih tidak mengerti salah apa lagi jongin kali ini. Dan jongin terus merasa takut jika bayi yang baru dia ketahui beberapa saat lalu akan pergi.

" Bertahan apapun yang terjadi nanti. Bertahanlah untuk aku,ibumu." Jongin hanya terus mengelusi perutnya dan terus menggumamkan kata yang sama.

Sehun sudah menarik jongin sampai kamar mereka. Jongin sungguh harus merasa lebih kuat kali ini. Ada bayi yang baru saja dia ketahui dan dia sudah berjanji.















*Hai..
Maaf ya buat pembaca karna cerita ini jadi lama up nya.
Semoga masih ada yang mau baca.

See u next chap.

Terimakasih buat yang baca,vote dan komen.

it's my mistake? [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang