"Sehun terimakasih"
"Untuk?"
"Untuk hari ini."
Jongin tersenyum melihat rahang tegas Sehun yang sepertinya tersenyum. Mereka bertiga sedang berada di balkon kamar, jongin menidurkan kepalanya di paha Sehun yang bersandar ke dinding sementara taeoh tidur tengkurap di atas dada jongin.
Sehun mengecupi kepala jongin dan mengusapnya penuh cinta. Tangan kanan sehun beralih mengusap pelan kepala taeoh juga.
"Cukup jangan pergi jongin, tetaplah di sisiku."
"Memangnya aku akan pergi kemana?"
Jongin jelas bingung, akhir-akhir ini Sehun selalu mengatakan supaya jongin tidak pergi meninggalkannya.
Jika pun jongin punya pikiran untuk pergi, mungkin pergi karna panggilan Tuhan. Tapi siapa yang mau?, Jongin baru saja bahagia dengan keluarga kecilnya.
Sehun mengangkat tangan kanan jongin dan mengecupi telapak tangan itu.
"Tetaplah disini."
Jongin mengangkat wajahnya untuk melihat ekspresi Sehun, jongin tak mengerti mengapa Sehun memberikan ekspresi wajah seperti itu.
"Aku selalu di hati mu Sehun."
"Benarkah?"
"Iya"
"Apa jaminannya?"
"Jika kau tiba-tiba rindu padaku, aku akan selalu ada disana."
Sehun dan jongin bertatapan dan tersenyum, jongin masih dalam posisi kepala di atas paha sehun. Sehun menunduk dan mengecup lama bibir jongin. Cukup dalam dan jongin merasakan jika Sehun ketakutan.
Mereka berciuman tanpa menimbulkan bunyi yang bisa menyebabkan taeoh terbangun.
"Jangan khawatirkan apapun Sehun."
Sehun mengecup lagi bibir jongin. Kali ini hanya kecupan biasa.
"Aku selalu ada di dalam hati mu, jikapun aku tak bisa membuat mu senang, aku akan mengizinkan mu mencari kesenangan lain. Aku hanya ingin kau terus bahagia, aku percayakan taeoh pada mu."
"Kita akan menjaganya berdua jongin."
Mendengar kata-kata Sehun, entah mengapa membuat jongin ragu, terlihat jelas juga jika wajah Sehun sedikit ragu.
"Intinya aku juga mempercayakan kebahagiaan taeoh padamu."
Kali ini jongin sedikit mengangkat tubuhnya supaya bisa mengecup bibir Sehun lebih lama dan dalam. Sehun terlihat takut dan jongin mebiarkan Sehun mendominasi walau agak kasar. Beberapa saat kemudian, Sehun melepaskan ciuman itu dan mengecup lagi sekilas bibir jongin.
"Aku mencintai mu jongin."
"Aku tahu Sehun, aku juga mencintaimu."
Jongin kembali merebahkan kepalanya di atas paha Sehun.
"Aku percayakan taeoh pada mu."
Jongin tersenyum, Sehun mengangkat wajahnya dan melihat langit malam yang begitu indah. Tangan kanan Sehun mengusap kepala dan bahu jongin saat mendengar jongin terbatuk pelan.
Mungkin karna tadi Sehun menciumnya terlalu dalam dan lama, membuat jongin jadi sesak. Sehun masih menatap langit malam dan melihat cahaya salah satu bintang yang begitu terang. Menghirup dan membuang nafas dengan perasaan lega. Sehun bingung dan gelisah, tapi setelah berbincang dengan jongin tadi, Sehun merasa lega.
Suasana malam ini terlalu sunyi. Sehun masih memperhatikan cahaya bintang yang bersinar paling terang itu. Sampai akhirnya Sehun kembali di tarik ke dunia nyata saat mendengar taeoh yang merengek pelan. Sehum memperhatikan taeoh yang bergerak gelisah sementara jongin yang menutup mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's my mistake? [✓]
General Fiction✨Sudah tamat✨ saat kau membuka mata hanya untuk menjadi sasaran amarah di kemudian hari. hanya berharap pada angan seperti apa hidup itu sebenarnya. meyakinkan dan mengharapkan sesuatu pada sang angan jauh lebih sakit ternyata. Hunkai! gs for kai...