Ini sungguh sakit. Jongin hanya terus meringkuk dibawah guyuran shower kamar mandinya dengan Sehun yang masih terus mengayunkan ikat pinggangnya.
"Bangun Jong!" Sehun berteriak marah dan mencengkram rahang jongin yang hampir menyentuh lantai. Jongin menatap mata Sehun yang terlihat memerah. Mata jongin sudah basah oleh air mata dan juga guyuran air.
"Sehun,ini sakit." Jongin mengucapkan lirih kalimat itu dan Sehun yang mendengarnya malah semakin marah dan kembali memukuli Jongin.
Jongin hanya terus meringkuk sambil memegangi perutnya, berusaha melindungi kehidupan yang baru saja dia ketahui beberapa jam lalu.
Jongin sudah sangat lemas sekarang. Pandangannya memburam sebelum akhirnya Sehun dengan sekuat tenaga menginjak perut jongin.
Jongin sudah tak merasakan apapun lagi,yang dia tahu perutnya terasa amat sakit. Jongin terus mengusap perutnya sampai akhirnya Sehun kembali menginjak perut jongin.
"Bertahanlah sayang,ayahmu hanya sedang kesal." Jongin berucap lirih dalam hati sampai akhirnya jongin benar-benar Sudah tidak melihat cahaya dan tidak merasakan sakit apapun lagi.
Sehun berhenti memukuli jongin dan melihat jika banyak sekali darah yang mengalir. Sehun memegang wajah jongin dan menamparnya supaya jongin membuka mata, tapi sayangnya jongin tak juga membuka mata setelah beberapa menit.
Sehun sungguh takut,tidak biasanya jongin mengeluarkan banyak darah begini. Akhirnya Sehun mengambil selimut tebal miliknya dan langsung menelpon dokter pribadinya supaya bersiap di rumah sakit. Sehun tak ingin jika ada orang lain yang menangani jongin.
Dengan cepat Sehun membawa tubuh basah jongin yang banyak sekali mengeluarkan darah.
Hanya butuh beberapa menit sampai akhirnya Sehun tiba di rumah sakit,dokter yang Sehun telpon tadi bahkan sudah siap disana.
Jongin dibawa masuk ke ruang ICU dan Sehun menunggu di luar dengan pakaian dan pikiran yang kacau.
Air mata Sehun bahkan mengalir perlahan. Pikiran-pikiran buruk terus berputar di kepalanya. Tidak,Sehun tidak ingin kehilangan jongin.
Di tengah kekalutan Sehun menghubungi ibunya dan mengatakan jika jongin masuk rumah sakit. Irene jelas berteriak marah pada Sehun setelah tahu apa yang terjadi pada jongin.
Sehun terus menunduk merasa khawatir. Mengapa dia melakukan itu pada jongin, mengapa dia malah memukuli jongin, dan mengapa lainnya yang terus membuatnya menyesal.
Dokter yang menangani jongin keluar beberapa waktu setelahnya dan mengajak Sehun mengobrol di ruangannya.
"Sehun,kurasa kau sudah terlalu kelewatan." Dokter Lee mengucapkan sambil menatap Sehun yang terlihat kacau. Sehun hanya menunduk.
"Kau tahu jika istri mu hamil?"
Sehun mendongakkan kepalanya menatap dokter Lee. Apa maksud dokter Lee, bukan kah Sehun sudah mengancam jongin supaya tidak hamil.
"Benturan atau apapun itu pada bagian perut istri mu menyebabkan dia keguguran."
Deg...Sehun terdiam. Dirinya lah yang telah membunuh anak kandungnya sendiri,bukankah Sehun sungguh laki-laki yang hebat?.
Irene datang beberapa saat kemudian dan sedikit mendengar apa yang dokter Lee ucapkan.
Sehun memandang ibunya yang terlihat sangat marah. Irene tak mengatakan apapun dan langsung menampar Sehun sekuat tenaga.
"Ibu sudah mengatakan jangan menyakiti istri mu,tapi lihat apa yang kau lakukan oh!" Irene berteriak marah,Sehun hanya bisa Bungkam.
"Urusi dia dengan benar setelah ini!"
Irene masih terus saja memarahi sehun."Kau marah pada kakaknya dan kesal dengan ayahnya mengapa kau memukuli jongin yang bahkan tak tahu apa urusan kalian dan salahnya jongin apa!" Irene masih terus saja berteriak sampai akhirnya tuan oh datang dan memeluk istrinya.
"Urusi dia Sehun. Atau aku yang akan membunuhmu setelah ini!"
Suho membawa Irene pergi menjauhi Sehun. Mereka menuju ruangan tempat jongin di rawat.
Matanya masih terpejam,Irene hanya mengelus kepala jongin sambil menangis pelan. "Maafkan putraku."
Sehun masuk tak lama kemudian dan mendekati ranjang jongin. Sehun mengusap pelan kepala jongin. Penyesalan benar-benar terasa sekarang.
Tak lama setelah itu,jongin mulai membuka matanya perlahan. Jongin langsung mengusap perutnya dan wajahnya langsung cemas.
"Kemana bayiku?" Jongin bertanya dengan nada putus asanya. Sehun mendekap jongin dan jongin langsung mendorong Sehun sekuat tenaga.
"Lelaki sialan!, Kau boleh membunuh ku tapi tidak bayiku!,kembalikan dia kumohon." Jongin mengucapkannya sambil terisak pelan. Irene dan Suho sudah pergi keluar meninggalkan Sehun dan jongin.
"Jongin." Sehun memanggil lirih
"Kembalikan bayiku Sehun,kumohon kembalikan...Hikss" jongin menangis pelan dan menatap Sehun,membuat Sehun semakin merasa sakit.
Jongin tak pernah memberikan tatapan itu bahkan setelah Sehun memukulinya dan jongin hampir mati. Tapi kali ini, ya tuhan...
"Aku membiarkan diriku menjadi tempat amukan mu,bisakah aku meminta hal itu untuk pertama kali?,kumohon Sehun."
Jongin kembali memohon, seperti yang biasanya dia lakukan tapi Sehun selalu mendiaminya. Jongin bahkan tak pernah lelah memohon, terus mengatakan hal yang sama membuat rasa bersalah Sehun semakin menjadi. Sehun baru saja membunuh bayinya sendiri,walau pada awalnya Sehun tak ingin punya anak dan mengancam jongin. Sehun tak menyangka jika dia yang membuat bayinya sendiri mati.
Sehun mendekap jongin dengan erat,jongin terus meronta dan memukuli Sehun sebisanya.
"Kau lelaki biadab! Kembalikan bayiku!" Jongin semakin berteriak kalap sampai akhirnya seorang perawat menyuntikkan obat penenang dan akhirnya jongin kembali tertidur dengan isak kan yang masih terdengar jelas.
"Dia sepertinya mengalami syok berat dan juga masalah mental lainnya." Seorang perawat mengatakan hal itu pada Sehun.
Jelas saja jika jongin memiliki trauma. Dan orang yang harus disalahkan adalah Sehun disini.
Sehun berjanji pada dirinya akan melakukan yang terbaik untuk jongin. Sehun akan memperlakukan jongin dengan amat baik seperti yang Minho lakukan untuk jennie.
*Halooooo
Maaf karna lama bgt up nya.
Terimakasih yang baca dan vote
Makasih juga buat yg kirim komentar,
Setiap ada yang vote sama komen tuh rasanya bahagia bgt.Semoga masih ada yang mau baca.
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
it's my mistake? [✓]
Aktuelle Literatur✨Sudah tamat✨ saat kau membuka mata hanya untuk menjadi sasaran amarah di kemudian hari. hanya berharap pada angan seperti apa hidup itu sebenarnya. meyakinkan dan mengharapkan sesuatu pada sang angan jauh lebih sakit ternyata. Hunkai! gs for kai...