SATU

4.1K 396 82
                                    


Sepi.

Satu kata yang menggambarkan keadaan sekolah saat ini. Hanya ada suara sapu dari tukang kebun sekolah yang sedang menyapu lapangan.

Seorang gadis sedang berdiri sambil memoles liptint pada bibir mungilnya sambil bercermin pada kaca di sebelah ruang guru yang kebetulan masih sepi.

"Aduh, cakep dah gue."

Setelah dirasa cukup, gadis tersebut memasukan liptintnya dan mengambil eyeliner di dalam tasnya. Saat melirik ke arah kaca, betapa terkejutnya ia melihat seorang laki-laki pada pantulan cermin.

Ia menoleh dan menatap laki-laki tersebut dari atas sampai bawah. Rambut tertata rapi begitu juga seragamnya, lengkap dengan almamater. Tak lupa dengan wajah tampan, rahang tegas, tinggi serta tubuh yang proposional membuatnya tampak sempurna. Tanpa sadar mulutnya terbuka sedikit.

"Siniin makeup lo." pintanya.

Gadis itu tidak menggubris pinta laki-laki yang sedang menatapnya tajam-tajam itu.

"Woy."

Gadis itu memerjapkan matanya. "Eh iya, kenapa ya?" tanyanya.

"Mana sini makeup lo." ucap laki-laki itu.

"Emang siapa lo nyuruh-nyuruh gue ngasihin makeup gue ke lo?" tanya sang gadis.

Laki-laki itu melirik nama yang terpampang pada seragam gadis tersebut dengan mata tajamnya.

Gabriela Renata D.

"Gue gak bakal ngomong dua kali." kekeuh laki-laki tersebut.

"Yaelah, apaan sih lo. Santai aja kali, santai, santai." ucap gadis yang memiliki nama Gabriela Renata D itu sembari mengenakan eyelinernya dan mengabaikan laki-laki di sampingnya itu.

Tanpa basa-basi, laki-laki tersebut mengambil secara paksa eyeliner yang ada ditangan Rena dan berjalan meninggalkannya.

"LAH?! WOI?! APA-APAAN?!" teriak Rena sambil menoleh kearah lelaki yang berjalan membelakanginya itu.

Rena berlari mengejar cowok yang membawa lari eyelinernya itu. Ia melihat si lelaki sedang berbincang dengan seorang guru di dekat pintu ruang kesiswaan. Tanpa ragu, ia menghampiri mereka berdua.

"Pagi, Pak Joko! Makin ganteng aja." sapa Rena dengan senyum manis dan winknya. "Eh lo, balikin barang gue." ucapnya pada lelaki yang berada tepat di sampingnya.

"Barang apa, Rena? Kamu bawa apa?" tanya Pak Joko.

Baru saja Rena ingin menjawab, lelaki bongsor disebelahnya ini sudah memotongnya.

"Makeup, Pak." potongnya. Mata Rena melotot tajam pada lelaki bongsor tersebut.

"Loh, Rena? Berani kamu ya?" tanya Pak Joko.

"Kebawa, Pak. Kemarin tasnya habis buat main." jawab Rena.

"Alasan kamu. Sudah, kamu sita aja itu ya. Kerja bagus, nak. Sudah sana masuk kelas, sudah bel." ucap Pak Joko lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Lelaki tersebut meninggalkan Rena yang menatapnya dengan mata yang benar-benar kesal. Rena berjalan dengan raut wajah penuh kekesalan menuju kelasnya.

Melihat Rena memasuki kelas,
Jordi, teman sekelasnya mengeluarkan ejekan, "Selamat pagi syef, hari ini saya masak bayam kukus silahkan—"

"Wey, Renata!" teriak Sela, teman sebangku sekaligus sahabat kesayangan Rena. Sela menaikan satu alisnya melihat raut wajah Rena yang kelihatannya sedang kesal.

SECRET (SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang