TIGAPULUH DUA

870 180 16
                                    


"Halo, nama gue Regita. Nice to meet you all."

Candra menatap tajam gadis yang tengah berkenalan di depan kelasnya ini. Sedangkan mata Regita tertuju pada Winter yang melihatnya sembari tersenyum manis.

"Baik, Regita. Kamu duduk di—"

"Saya duduk di sebrang Winter boleh gak, pak?" potong Regita cepat.

Winter sedikit terkejut, bagaimana gadis yang baru saja ia memperkenalkan diri itu mengetahui namanya? Candra mengepalkan tangannya saat matanya tak sengaja bertemu dengan mata Regita.

"Yasudah." ucap Pak Arif.

"Terima kasih, pak." ucap Regita, lalu ia melangkahkan kakinya menuju bangku tepat disisi Winter.

"Hai, gue Regita." ucap Regita sembari mengulurkan tangannya pada Winter.

Winter membalas uluran tangan Regita, "Winter."

"Semoga kita akrab ya." ucap Regita sembari tersenyum manis.

Winter membalas senyuman Regita lalu mengalihkan pandangannya. Matanya bertemu sejenak dengan mata Candra. Tersirat kekhawatiran disana. Winter tersenyum tipis, mencoba menghilangkan kekhawatiran Candra.

"Lo kenal dia?" bisik Sela pada Winter.

"Gak." jawab Winter.

"Kok bisa tau nama lo?" tanya Sela.

"Gue juga gak ngerti." jawab Winter.

Winter kembali memperhatikan Pak Arif yang sedang memberikan sedikit wejangan pagi hari. Mengingat mereka sebentar lagi akan mengadakan Ujian Tengah Semester Dua. Sudah menjadi kewajiban wali kelas setiap pagi memberikan nasihat pada siswanya.

"Can," panggil Winter.

"Kenapa." sahut Candra.

"Kok, gue ngerasa aneh ya." ucap Winter.

"Aneh kenapa?" tanya Candra sembari menyuapkan sesendok nasi goreng pada Winter.

Winter menelan nasinya, "Agak kaget sih, masa Regita, anak baru itu tau nama gue? Gue gak ngerti dia siapa."

Candra menghela nafasnya sebentar, "Nanti pulang sekolah mau ikut gue gak?"

"Mau." jawab Winter cepat.

"Gak tanya mau kemana?" tanya Candra.

Winter menggeleng, "Gue yakin kalo lo gak bakalan bawa gue ke tempat aneh-aneh."

"Yaiya, pawangnya galak gini." gumam Candra pelan.

"Apa, Can?" tanya Winter.

"Gak." jawab Candra. "Makan lagi."

"Kenyang." ucap Winter.

"Satu kali lagi." ucap Candra.

Winter menggeleng, "Gak mau, udah kenyang. Buat lo aja."

"Yaudah." ucap Candra lalu memakan suapan terakhir dari bekalnya.

Bel pertanda istirahat akan selesai berbunyi, Candra dan Winter berdiri, bersiap meninggalkan ruang Osis. Saat membuka pintu, Candra terkejut melihat Regita yang sedang berdiri tepat didepan ruang Osis.

"Eh? Gue kira ini gudang." ucap Regita sembari berlipat tangan.

Candra menajamkan matanya, "Punya mata 'kan? Ini ruang Osis."

Regita melirik kearah tulisan tepat diatas pintu. "Sorry, gak kelihatan."

"Siapa tuh dibelakang lo?" tanya Regita sembari matanya mencoba melihat siapa dibalik punggung Candra.

SECRET (SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang