DELAPANBELAS

989 230 42
                                    


Winter membuka matanya perlahan. Ia tak sengaja tertidur saat menjaga Candra. Ranjang UKS tempat Candra berbaring terlihat kosong. Winter menghela nafas, memikirkan kembali kejadian tadi.

Flasback On

Winter membungkuk, memulihkan matanya yang terus-terusan terserang sinar matahari. Lalu, Winter mengangkat kepalanya, sebuah bola melaju kearahnya dengan kencang.

Winter terdiam, pasrah jika bola tersebut mengenai kepalanya. Ia memejamkan matanya, berharap bisa mengurangi rasa sakit terkena bola. Namun, Winter tak merasakan apapun. Dibukanya matanya perlahan, didapatinya Candra dengan mata terpejam, menahan rasa sakit dari bola, berada tepat di depannya, mungkin wajah mereka hanya berjarak sejengkal saja.

Mata Candra terbuka perlahan, tak sengaja matanya dan mata Winter bertemu, lalu terpejam kembali. Winter mematung, lalu tangannya reflek merengkuh Candra yang tak sadarkan diri pada pundaknya.

"Can," panggil Winter sambil menepuk punggung Candra.

Tak ada balasan.

Winter menepuk punggung Candra sekali lagi dan masih sama, tak ada balasan. Tubuh Winter melemas, dan sontak ia terjatuh tak kuat menahan beban tubuh Candra yang lebih berat darinya.

Daffa, Ale beserta pengurus Osis yang ada disekitar lapangan menghampiri Winter dan memapah Candra menuju UKS.

"Ter, lo gapapa?" tanya Sela menghampiri Winter, membantunya berdiri.

"Gapapa." jawab Winter, matanya melihat kearah Kamila yang ditarik paksa oleh kakaknya.

Winter berlari meninggalkan Sela menuju UKS. Ia membuka pintu UKS, lalu menghampiri Ale dan Daffa yang berdiri pada tepi ranjang Candra berbaring.

"Lo berdua keluar aja, biar gue yang jagain. Terusin pertandingannya." ucap Winter.

"Lo gapapa, Ter?" tanya Daffa.

"Gapapa, lanjutin ya, tolong." pinta Winter.

Ale dan Daffa mengangguk, lalu pergi meninggalkan Winter yang menatap cemas pada Candra.

"Ngapain sih lo pake nyamperin segala? Harusnya biarin aja kena gue, kalo kayak gini gue ngerasa bersalah." gumam Winter.

Winter memandangi wajah Candra yang sedang terlelap, terlihat lebih tenang daripada biasanya yang selalu tampak muram dan menyebalkan.

Winter menaruh kepalanya pada tepi ranjang Candra. Tangannya terulur mengambil spidol yang terletak pada meja disebelahnya. Sebuah ide jahil muncul dikepalanya. Winter mendekati wajah Candra perlahan lalu mulai menggambari wajah Candra dengan spidol yang ada di tangannya.

Winter tersenyum puas dengan gambarannya pada wajah Candra. Ia mengembalikan spidolnya dan menaruh kembali kepalanya pada tepi tempat tidur. Perlahan mata Winter mulai terpejam dan ia tertidur.

Flasback Off

Dengan kepala sedikit pusing, Candra memaksakan diri berjalan menuju kantin. Selama ia berjalan, tak ada hentinya para murid menatapnya sambil menahan tawa. Candra bingung, namun ia tetap melangkah tanpa memedulikan tatapan untuknya.

"Capek banget," keluh Gava sambil meregangkan diri pada bangku kantin.

"Gak ngapa-ngapain kok capek." ucap Ale lalu meminum jusnya.

"Gak ngapa-ngapain gimana, gue dari gerbang dibuka udah jadi yang paling sibuk!." protes Gava.

"Itu sih, derita lo, gue gak peduli." ucap Ale sambil tertawa.

SECRET (SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang