DUAPULUH TUJUH

978 201 48
                                    


Winter bersembunyi pada tanaman dekat aula sembari matanya melirik kesana-kemari mencari keberadaan seseorang. Setelah dirasa aman, ia kembali melanjutkan jalannya. Setelah insiden tak sengaja confessnya itu, ia mencoba sebisa mungkin menghindari Candra.

Kemarin, ia berhasil bersembunyi dari Candra, dan berhasil pulang tanpa melihat sosok Candra. Namun, entah hari ini berhasil atau tidakkah dirinya menghindari Candra. Winter berharap berhasil, karena besok merupakan hari ulang tahun sekolah, kemungkinan besar pengurus Osis akan sibuk, apalagi ketuanya.

"Ter!"

Winter menoleh, terlihat Jordi yang berjalan menyusulnya. "Oi!"

"Ntar malem ikut yuk!" ajak Jordi yang berdiri disampingnya.

"Ngapain? Kemana?" tanya Winter.

"Biasalah, ngueeng." jawab Jordi.

Winter tampak berpikir, "Hm, kayak biasanya?"

"Yap." jawab Jordi. "Ikut dong, biar gue bisa nebeng. Motor gue dibawa saudara gue."

"Jordan?" tanya Winter.

Jordi membelalak kaget, "Kok lo ngerti Jordan?!"

"Gue temennya temennya Jordan." jawab Winter.

"Hah? Gimana?" bingung Jordi.

"Temennya, temennya si Jordan, Jor." jawab Winter.

"Temennya temennya gimana sih, Ter?! Gue butuh versi simplenya." bingung Jordi.

"Jordan punya temen, nah temennya Jordan ini temen gue. Paham gak lo?" jelas Winter.

Jordi mengangguk paham, "Ngobrol dong."

"Emang susah ngomong sama orang lemot." ucap Winter lalu kembali berjalan.

Jordi menyusul Winter yang berjalan di depannya, "Join ya, lo? Tebengin gue, Ter."

"Liat aja, nanti." ucap Winter.

Dibandingkan kemarin, keadaan kelas sekarang lumayan sepi. Mungkin, beberapa dari mereka berpikir percuma masuk jika tak berbuat apa-apa, lebih baik di rumah. Alhasil, banyak kursi yang tak terisi dalam kelas. Winter menatap kursi Sela yang kosong, sepertinya Sela juga memilih membolos daripada tak melakukan apa-apa disekolah.

"Sela kenapa gak masuk, Daff?" tanya Winter.

"Sakit kata dia." jawab Daffa tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

Winter mendudukan dirinya, jika tau bahwa teman sekelasnya banyak yang tak masuk, ia juga tak akan masuk hari ini. Tiba-tiba, Ale dan Candra masuk membawa secarik kertas pada tangan mereka masing-masing.

"Mohon perhatiannya." ucap Ale. "Gue mau nyampein sesuatu, tolong perhatiin gue."

"Kasihan amat lo, gak ada yang merhatiin ya?" goda Jordi.

Ale menghela nafasnya, "Besok, ulang tahun sekolah yang ke-15. Tahun ini gak bakalan ngundang band lokal."

"Uwidih, langsung band international nih?" saut Jordi.

Ale menggeleng, "Gak ada ngundang sama sekali."

"YAAAAAAHHH!"

Terdengar suara kecewa dari beberapa mulut siswa. Termasuk juga Winter, masih teringat jelas ulang tahun sekolah tahun lalu saat dirinya berada pada barisan depan, bernyanyi mengikuti alunan lagu dari penyanyi Hivi.

"Kenapa gitu?" tanya Dela.

"Pak Andre gak ngebolehin, kelas 12 juga mau try out besoknya." jawab Ale.

SECRET (SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang