BAB 1

3.2K 198 6
                                    

"Kau.. kenapa lagi kau kesini? " Mew melihat Gulf dengan tatapan seperti biasanya. Dingin. 

"Aku hanya ingin mengantarkan makanan ini, ibuku yang menyuruhku memberikannya padamu Phi. Makanlah, selagi masih hangat karena ini adalah makanan kesukaanmu" Gulf memberikan makan siang itu kepada Mew dengan tersenyum manis walaupun dia tau apa reaksi Mew selanjutnya.

"ck, kau memang benar-benar menjijikan. Aku masih memaklumimu saat tiba-tiba kau menyatakan perasaan tidak masuk akalmu itu kepadaku. Sekarang apa?! Bahkan kau menyuruh ibumu untuk memberikan sogokan kepadaku? Kanawut, aku jelaskan sekali lagi kepadamu selama ini aku melakukan hal manis terhadapmu karena aku menganggapmu adikku!" Yup, Mew benar-benar murka kali ini. Dia bahkan memegang bahu Gulf sangat erat sehingga Gulf merasa sangat kesakitan. Walaupun begitu, hati Gulf lebih merasakan sakit dibandingkan bahunya.

Mata Gulf sudah berkaca-kaca tapi dia tidak pernah sekalipun menangis di depan Phinya. Dia akan bersikap kuat dan selalu mengucapkan di dalam hati "Ah, tidak apa-apa Gulf, kau yang salah, kau yang berlebihan, Phi mungkin sedang lelah. jangan menangis Gulf".

"Kenapa kau diam saja Gulf? ayolah, kita laki-laki. Berhentilah Gulf, suatu hari aku akan menikahi seorang wanita, memiliki anak dan akan hidup bahagia sampai akhir hayat begitu juga denganmu. Sadarlah Gulf, Sadarlah" Kali ini suara Mew melembut tapi seperti ada duri disetiap perkataannya. 

"Paling tidak, terimalah makanan ini Phi. Ibuku membuatkannya khusus untukmu. Terimalah, demi ibuku" Sial! walaupun hati Gulf sangat sakit sekarang, dia tetap memaksakan tersenyum didepan Phinya bahkan air di pelupuk matanya seakan siap terjun bebas dan membasahi kemeja putihnya. 

Setelah menyerahkan makanan itu, Gulf pun pamit dari ruang kerja Mew dan sesegera mungkin berlari menuju mobilnya. Sesampainya di mobil, Gulf akhirnya bisa menjatuhkan air matanya yang dari tadi ia tahan. Tapi, seperti biasanya Gulf Kanawut tidak pernah menangis dengan lama. Dia selalu sebisa mungkin terlihat tegar dan ceria didepan semua orang.

.

Gulf Kanawut salah seorang akuntan handal berumur 25 tahun yang telah lama jatuh cinta kepada CEO muda bernama Mew Suppasit. Sebenarnya mereka sudah berteman sejak Gulf berumur 10 tahun. Mew yang selalu memberikan perhatian, menolong Gulf bahkan memberikan senyuman tehangatnya hanya untuk Gulf dan semua itu bertahan hanya sampai Gulf berusia 22 tahun.

Gulf sudah merasakan perasaan yang berbeda ketika dia berusia 18 tahun. Tatapan Mew yang membuat dia tenang, senyuman Mew yang ikut membuat Gulf bahagia bahkan mendengar Mew tertawa pun menjadi hal terfavorit pria manis itu. Gulf selalu memendam perasaannya sampai 4 tahun kemudian, dia memutuskan untuk menyatakan perasaannya. Dan beginilah sekarang. Tidak ada lagi senyuman hangat, pelukkan bahkan hanya sekedar sapaan ringan. 

Gulf rasanya ingin tertawa setiap kali dia mengingat betapa bodohnya dia yang masih saja mengejar-ngejar Mew selama 3 tahun ini tanpa lelah sedikitpun. Semakin hari sebenarnya Gulf semakin takut,

Cahayanya akan memudar seiring dengan Mataharinya yang semakin sulit dia gapai...

.

"Pekerjaan hari ini banyak sekali, rasanya aku ingin mati sajaaaaaa" Mild salah satu sahabat Gulf yang selalu mengeluh setiap harinya tanpa henti. Pria kecil berkulit putih ini bahkan sekarang sedang duduk di meja kerja Gulf sambil memainkan rankaian bunga matahari plastik di meja kerja itu.

"Jika kau mati, pasti aku yang akan repot karena menyelesaikan semua berkas-berkasmu yang tertunda dan berhentilah memainkan bungaku". Gulf langsung menepuk tangan jail Mild dan mengusir Mild dari meja kerjanya.

"Kau bahkan masih saja menemui bajingan tanpa hati itu. Kau bahkan masih saja menyukai bunga mainan yang menjijikan ini. Kau bahkan... masih saja mencintai bajingan itu. Demi Tuhan Gulf, dia harus tau jika kau sebenarnya me--"

"Diamlah Mild atau aku akan membuat hidungmu berdarah lagi seperti waktu itu. Kembalilah kemejamu,  aku masih atasanmu jika kau lupa" Jika kalimat ini sudah diucapkan berarti Gulf akan benar-benar marah jika percakapan dilanjutkan dan secara cepat seperti kilat, Mild langsung kembali ke meja kerjanya.

Gulf hanya bisa memijat kepalanya. Sakit. Sakit sekali. Sampai rasanya dia ingin teriak. Ah iya, bahkan dia lupa bagaimana rasanya teriak sepuas hati.

Kring.. kring..kring..

Hp Gulf berbunyi dan ada panggilan disana. Betapa terkejutnya dia dengan nama yang sedang tertera di hpnya sekarang.

"Ha-hallo Phi"..
.
.
.
.
.
.

HOLLA FELLAS!!! gimana nihhh si Gupi galau bangetttt sedihhh..hikss...
Untuk kalian yang lagi baca jangan lupa untuk tinggalkan jejak yaaa biar author semangat buat lanjutin ceritanya 😚😚🧡🧡
HAPPY READING ALL . THOR WUV U 💙❤💙❤💙❤

SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang