11: fakta duo shika

1.2K 54 1
                                    

hampir gila shikamaru karena temari. temari selalu menghindari shikamaru dan tidak pernah mengatakan sepatah katapun setiap bertemu atau sedang bersama. temari selalu diam membeku saat shikamaru melontarkan pertanyaan. entah apa yang ada dipikiran temari shikamaru tidak pernah mengerti.

" apa yang harus aku lakukan agar kau bisa memaafkanku kembali temari. kumohon jangan hanya diam, katakan sesuatu. " siang itu shikamaru kembali menemui temari. ia membawa temari pergi ke suatu taman tak jauh dari tempatnya bekerja saat jam istirahat. dan lagi-lagi temari hanya diam pandangannya kosong saat shikamaru mngajaknya berbicara.

" temari... " shikamaru menatap sedih ke arah temari yang nampak sangat frustasi. wajahnya seolah tak mampu lagi memperlihatkan ekspresi. dia benar-benar menyesal dengan apa yang sudah dia perbuat pada wanitanya itu.

' dia begini karena aku. dia hanya bersikap seperti ini saat aku bersamanya. ' ucap shikamaru dalam hatinya.

.

.

" aku pulang. " wanita beranak satu itu segera masuk mencari sang jagoan kecilnya. temari menemukan sang buah hati sedang asyik bermain diteras belakang bersama baby sisternya.

" shikadai. "

" ibu.. " ucap shikadai saat melihat kepulangan ibunya. seketika itu senyumnya melebar dan semua lelah yang ada ditubuhnya hilang meski telah bekerja seharian penuh.

" kyaa. anak ibu sungguh pintar. kau boleh pulang sekarang, lalu besok kau kembali lagi. " ucap temari pada wanita yang membantunya menjaga shikadai. ia langsung menggendong dan menciumi seluruh permukaan wajah bocah bersurai hitam itu.

tak lama setelah temari selesai memasak bersama shikadai kedua adiknya pulang dari pekerjaannya. mereka memang selalu berangkat dan pulang bersama karena tugas mereka di kantor juga memang sama.

namun yang mengejutkan adalah mereka bukannya pulang berdua tapi mereka bertiga. mereka membawa shikamaru kerumah. entah apa yang dipikiran kankuro dan gaara sampai-sampai mereka membawa shikamaru kerumah.

" kami pulang. "

" selamat datang, aku sudah mema..... " temari lagi-lagi tak mampu melanjutkan kalimatnya karena melihat shikamaru. diaa langsung diam dan memeluk shikadai dengan erat mencari kekuatan dalam diri bocah kecil itu.

" kakak... shikadai... " kali ini gaara mendekati temari yang terlihat sedang begitu ketakutan.

" kak, aku tahu ini sangat sulit, bahkan aku sendiri tak akan bisa memaafkan kak shika meskipun itu kau yang meminta. tapi kumohon bukalah sedikit hatimu untuk kak shika, setidaknya demi shikadai. dia tiak salah bahkan dia tidak tahu apa-apa kak, jangan sampai dia membeci ayahnya sendiri. "

" seharian kak shika memohon dihadapan kami hanya untuk bisa bertemu dan berbicara dengan kalian. " kankuro menambahi penjelasan gaara kepada temari.

" tidak dia bukan ayahnya. seorang ayah tidak seharusnya meninggalkan anaknya begitu lama. " ucap temari tanpa mengalihkan pandangannya pada shikadai dan dengan sedikit gemetar ditubuhnya.

sedangkan shikamaru yang sebelumnya diam dibelakang kankuro mulai melangkahkan kakinya mendekati temari. dia berjongkok dihadapan temari dan mengulurkan kedua tangannya.

" shikadai... kemarilah, ini ayah. kau benar-benar sangat mirip denganku. " dan dengan polosnya tangan shikadai terangkat menangkap uluran tangan sang ayah. temari tak berkutik, dalam sekejap shikadai telah berpindah ke gendongan shikamaru.

" maafkan ayah shikadai, maaf telah meninggalkanmu begitu lama. ayah sangat merindukanmu " shikamaru mendekap erat tubuh mungil shikadai, air matanya menetes begitu saja

" ayah.... " suara kecil itu mengejutkan seisi rumah tersebut. tanpa sadar shikadai mengucapkan kata yang tak pernah diajarkan sebelumnya.

insting seorang ibu temari langsung memunculkan senyum kecilnya ketika mendengar suara sang buah hatinya mengucapkan kata yang tak terduga. entah seberapa besar rasa benci dan trauma temari pada shikamaru ia tak akan pernah bisa mengubah fakta bahwa shikamaru adalah ayah shikadai.

hati temari sedikit tergerak, hatinya menghangat melihat buah hatinya terlihat begitu nyaman dalam dekapan shikamaru. shikadai bahkan terlihat tertawa bahagia ketika ayahnya mulai mencoba menggelitiki perut kecilnya.

" shika... " panggil temari membuat duo shika tersebut menoleh padanya. " shikamaru, pergilah. " suaranya melemah

" kenapa. ? kau melihatnya bukan. temari kumohon berikan aku kesempatan setidaknya untuk menjadi ayah yang baik untuknya. "

" aku harus menyuapinya, ini sudah waktunya makan malam. " temari bangkit dari duduknya dan merebut shikadai dari gendongan shikamaru lalu menuju meja makan disusul oleh gaara.

" pulanglah, kau bisa kembali lagi besok. " bisik kankuro pada shikamaru.

.

.

ini sangat berbeda dari sebelumnya, senyumnya mulai terlihat lebih alami. dia seperti orang yang sudah tak memiliki beban dihidupnya, mendapatkan kembali sesuatu yang telah lama menghilang.

temari perlahan menerima kembali shikamaru dalam hidupnya. saat ini prioritas utama dalam hidupnya adalah kebahagiaan shikadai. dia tidak mau kehilangan cahayanya lagi.

sore itu, seperti sebelumnya shikamaru selalu pergi ke rumah temari, meski hanya sekadar untuk bertemu dengan anaknya dan melihat wanitanya yang sudah mampu menunjukan senyum kecil padanya. itu sudah cukup bagi shikamaru.

ting tong.... temari segera berlari kedepan untuk membukakan pintu.

" permisi. "

" masuklah. " wajahnya datar.

" shikadai, coba lihat apa yang ayah bawa untukmu. " ucap shikamaru dengan penuh semangat setelah melihat shikadai dalam rumah itu. ia segera menghampiri kembaran kecilnya lalu memberinya beberapa mainan serta kecupan yang bertubi-tubi.

shikadai merespon dengan tawa yang sangat melegakan kedua orang tuanya. tangan shikadai terangkat keatas seolah meminta sesuatu pada sang ayah. shikamaru yang paham dengan bahasa tubuh itu langsung menangkap tubuh mungilnya dan menggendongnya tinggi-tinggi.

seperti seorang yang telah berpengalaman shikamaru menjaga shikadai dengan baik selama temari memasak untuk makan malam. tak ada suara tangisan yang ada hanya suara cekikikan dari 2 pria kembar berbeda postur itu.

" makanlah disini aku memasak lebih. " suara wanita itu mengintrupsi kegiatan shikamaru bersama shikadai.

shikamaru menoleh pada temari dan merasa begitu bahagia ketika melihat senyuman temari.

" iya nanti setelah aku menyuapi shikadai. "

.

.

" temari, shikadai sudah tertidur. " shikamaru menunjukan shikadai yang telah terlelap dalam gendongannya.

" ya, tidurkan dikamarnya dengan pelan. "

" dimana adikmu.? " tanya shikamaru setelah keluar dari kamar shikadai mendekati temari yang tengah duduk disofa memainkan ponselnya.

" dikamar mungkin. "

" temari. "

" hmm."

" besok hari libur, bolehkah aku mengajak shikadai jalan-jalan. "

" apa kau hanya mengajak shikadai.? " tanya temari sambil menunjukan senyum ambigu

" tentu saja aku juga mengajak ibunya. "

keduanya tersenyum dan pandangan mereka bertemu.

.

.

Next
Maaf jika alur cerita kurang menarik

Grow Old With You (ShikaTema) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang