Flashback : Building The Rapport

60 5 12
                                    

"Baik Bu, jadi budgetnya sesuai dengan yang di email kan ya? Nanti kita akan memberikan beberapa opsi untuk compensation and benefitnya, sebelum diberikan ke candidate kita akan minta persetujuan dulu dari REBC." Jawab gue saat melakukan meeting yang kedua dengan pihak REBC HR dan Advisory.

"Mba Sheila, tapi kita sebetulnya udah punya satu kandidat yang mau di approach dari kompetitor. We both agree that its better from your side to approach the candidate, its make your job easier also right? hahaha" Respon dari Director of advisory, Pak Adam user pertama dari project ini.

"Beres Pak, our team also shortlisted some candidate from competitors as well. So, shall we move our topics to candidates of senior manager analyst? Do you mind to share your initial candidate, Pak?" Jawab Dhani yang menemani meeting hari ini di REBC.

"Ini, Alianandra Pratama N H. Sebelumnya dia kerja di Singapore Infinity Real Estate and Investment dan setau saya dia baru balik ke Indonesia beberapa bulan lalu"

Oke, Alianandra lagi. Jadi disini our path crossing each other. Pikir gue dalam hati

"Oke, karena ini initial candidate dari RCBE, kita akan coba approach dan liat apakah sesuai dengan requirement. Karena disini posisi untuk Senior Manager tapi candidate sendiri baru asisstant manager dan di Indonesia baru sekitar 4 bulan menjadi managernya." Jawab Dhani lagi sambil melihat resume yang didapat dari Pak Ahmad.

Saat gue lihat yang terlintas dipikiran gue adalah "wow ini anak amat sangat berbeda dengan diriku yang kupu-kupu" *kupu-kupu ; KUliah PUlang - KUliah PUlang*. 

Nara setelah lulus dari S1 langsung melanjutkan S2 di Universitas yang sama mengambil jurusan yang sama pula. Setelah lulus kuliah Nara langsung mendapatkan kerja di Singapore. Nara juga mengikuti organisasi dan kontes ilmiah yang diselenggarakan pemerintah.

"Benar, tapi Alianandra ini mendapatkan rekomendasi dari tim valuation dan research development, jadi saya penasaran." Jawab Pak Ahmad

"Baik pak nanti akan kami approach dan bisa langsung berhubungan dengan Sheila disini nantinya."

"Oke, Mba Sheila, tolong dibantu ya."

"Iya pak, nanti akan langsung berhubungan dengan saya. Kalau gitu, kami pamit dulu."

"Terimakasih, ditunggu secepatnya ya mba Sheila dan Mas Dhani." Jawab Pak Ahmad dan HR, Bu Yani.

***
"Dhan, actually, I know him"

"What? You know him? Then why don't you list him in the shortlisted candidates?"

"I don't get any clues about his professional life, ga ketemu masa di linkedin or property community. Gue aja kali ya mainnya yang kurang jauh?"

"Gue juga ga ketemu sih, yaudahlah untungnya mereka baik mau kasih info yang mereka mau gimana. Mungkin karena dia di Singapore makanya kita ga ketemu juga. Anyway, lo yang urus untuk advisory ya karena nanti gue akan bantu untuk brokeragenya."

"Yep, and we will have a meeting with regional team karena ini project regional juga, they said tomorrow they will send the invitation."

"Ok, btw Sheil, lo kok bisa sih dapetin project segede ini? Makanya lo cepet banget naiknya ya? terus di mutasi ke sini?"

"Rejeki Dhan hahaha. Rajin-rajin dah lu beribadah."

Dhani hanya meringgis dan tertawa dibuat buat karena sepertinya udah bosen juga dengan respon gue. Sekarang kita udah balik kantor dan mampir makan siang di PP dulu karena laper. Jadilah kita disini Eight treasures PP.

Dhani memesan szechuan mala soup dan gue herbal chicken soup. Tiba-tiba pas gue lagi mau menyantap hidangan yang baru saja datang, gue ga sengaja melihat pundi-pundi duit gue. Maksudnya Nara dan dua orang temannya yang baru aja masuk ke 8 treasures.

"Eh Nara"
"Eh makan disini juga Sheil?"
"Iyanih, duluan ya makannya?"
"Silahkan, gue ke sana dulu ya." Tunjuknya ke tempat makan yang sudah dipersilahkan oleh waitres.

"Eh, itu dia orangnya?" Tanya Dhani
"He eh" jawab gue mengangguk
"Apa kita tukeran aja ya? Lo yang brokerage gue yang advisory?"
"Wakakka, enak aja lu, mentang-mentang udah ada wujudnya langsung mau ngambil" respon gue sambil tertawa karena melihat tingkah Dhani yang sudah mepet dengan target untuk harus segera achieve. 

Setelah makan dan mengobrol sebentar dengan Dhani kita berencana untuk membeli kopi dulu sebelum balik lagi ke kantor dan waktu makan siang juga masih ada 20 menit lagi sebelum masuk. 

"Nara, duluan ya." sambil melambaikan tangan dan tersenyum ke dua orang teman-teman Nara. 

***

Kali ini gue akan menghubungi Nara sebagai seorang headhunter, please doaiin biar Nara bales email gue terus cocok dengan klien. Setelah menulis email ke Nara, 10 menit kemudian handphone gue pun bergetar.

"Halo, Sheila Ananda speaking."

"Hi Sheil, ini Nara."

wow that was fast. pikir gue, dewi fortuna mungkin sedang memihak diri gue.

"Hi Nara, thank you for responding my email, so about the offer, do you want to try?"

"Thank you for the offer, its really interesting. Tapi.."

Stop. Nara tadi bilang tapi. Bagi seorang konsultan dan headhunter kata-kata tapi itu adalah kata-kata yang sangat menyeramkan. Kenapa? Karena artinya ada 50% kemungkinan mereka tidak suka, tidak tertarik dan negatif lainnya. Walaupun tentu saja ada 50% positif. Tetap saja kata-kata tapi berhasil membuat perut mules.

"Tapi kenapa Nar? it's good company loh. Emang di Indonesia baru banget-banget tapi dari situlah lo bisa belajar banyak juga, ya gaksih?"

"Yes, I know that. Tapi, I have contract with my current company and if, IF I get in, will they pay the penalty?"

"Hm, itu bisa diatur, sebelumnya gue emang belum membicarakan mengenai pinalti tapi akan gue sampaikan, so is it mean you are interest to do the screening?"

"Can you give me 5 reason why I should leave my current company yang bahkan belum sampai setahun disini." Jawab Nara.

"Ok, Pertama..."

"Stop." Kata Nara memotong pembicaraan gue.

"Gue gamau ngomongin ini ditelfon, gimana kalau kita ketemuan ngebahasnya? its part of your job as well, right? building the rapport with candidate." Jawab Nara dengan nada suara yang membuat gue agak terbakar karena dia mencoba menyalakan jiwa kompetitif gue.

one can play the game.

"Sure, di PP aja gimana? Kantor lo juga deket kan. Di Leaf Connoisseur by Tea Et AL?"

"Kenapa gak di TWG aja kalo mau ngeteh?" Jawabnya

"TWG suka rame jadi agak gimana gitu. Tea Et Al enak juga kok. Jadi gimana? after office?" Tanya gue

"Ok let's do that, jam 5 ya. See you then"


*** PRESENT***

"ting tong" terdengar suara bel kamar hotel. 

Sheila yang sedang melakukan skincare malemnya menghentikan untuk membukan pintu tanpa melihat siapa yang datang.

"Eh Maya, Kenapa May?"

"Ini ada titipan Tea Et Al dari Nara, katanya biar lo gugup besok pagi." Jawab Maya sambil terkekeh.

"Idih gak gugup kali, kok Nara kasihnya ke lo, kalian lagi bareng ya?" Tanya Sheila dengan nada usil.

"Ish apasih, dah ah nih dari 'teman karib' lo, good night calon penganten." Jawabnya Maya kembali dengan menekankan kata-kata "teman karib". Maya pun memeluk Sheila dan meninggalkannya untuk beristirahat.

Sheila hanya tersenyum sambil melihat kantong Tea et Al dan mencium aroma teh yang ia suka, très jolie yang berarti very pretty, sangat cantik.






EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang