Flashback : Alasan Pertama

41 6 7
                                    


Sore ini Sheila terlihat sedang menunggu seseorang dengan secangkir black tea di sebuah tea shop yang terletak di pojokan Gallery Lafayette.

"Hey Sheil, sorry lama tadi ada telfon dari klien." Kata Nara sambil menarik bangku yang terletak berhadapan dengan tempat duduk Sheila.

"Santai, lo mau minum apa? Disini juga ada kopi kok."

"Hm, samaiin aja deh sama yang lo minum sekarang, gue kurang paham soal teh-teh beginian."

Setelah Sheila memesankan minuman dan fingerfood platter untuk dimakan bersama-sama. Sheila mencoba untuk memulai pendekatannya.

"Jadi gini Nar yang tadi di telfon tuh perusahaan ini baru di Indo, basednya di US, lo sebelumnya udah pernah denger belom?"

"Udahlah, gue kan kerjanya di konsultan property and investment jadinya gue tau sama perusahaan ini. Tapi kenapa baru sekarang gue di hijack ya? Kenapa gak pas gue masih di Spore?"

Setelah menjelaskan bahwa perusahaan ini masih baru di Indonesia dan Sheila secara spesifik diminta untuk in-charge dalam hal staffing management untuk pembuatan kantor di Indonesia yang membuat Sheila berada di Indonesia sekarang.

"Selama enam tahun kenapa lo ga pernah balik La?" Tanya Nara

"Karena sibuk kuliah aja sih dan ortu juga ada di US kan, mba Anin juga kalo liburan dari kampus ke US." Jawab Sheila.

"Lo sendiri gimana, tunangannya yang kemarin lancar semua?" tanya Sheila.

"Tunangannya lancar sih, thanks ya bunganya, gue hampir aja lupa untung liat story lo lagi di flower shop."

"Haahaha, yaudah lancar-lancar ya sampai Hari H. Dan tawaran gue gimana nih? Lo tertarik gak untuk coba interview sm klien gue?"

"Alasannya dulu dong. Lo kan belum kasih 5 alasannya." Jawab Nara dengan senyum jailnya.

"Alasannya satu, this is rare chance for you, gatau kapan lagi lo bisa dapat kesempatan emas kayak gini." Jawab Sheila dengan berambisi.

"I know, that's why I'm here, to take the chance?" Jawab Nara sambil tersenyum tipis.

Entah ini hanya perasaan Sheila saja atau Nara seperti merajuk ke persoalan lain. Sheila berusaha menerka apa yang dimaksud dengan Nara, selintas Sheila seperti merasakan kesedihan di mata Nara. Tidak ingin terbawa suasana Sheila berusaha mengatur kembali dirinya untuk bersikap professional.

"So, is it mean yes?"

"hm, if it mean I can saw you often then it is yes." Jawab Nara sambil melihat lurus ke mata Sheila

Detak jantung Sheila berdegup kencang, "Sheila, he already enganged and remember he said let's be friend. Teman itu ga fluttering cuman di flirting kayak gini." Pikir Sheila dalam hati.

***

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang