Chapter 06 - Balas Budi Yang Direncanakan

4.9K 702 162
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Siang ini Jisung tengah mengendarai mobil dengan kecepatan pelan, ia tak memiliki ide mengenai tempat yang akan dikunjungi. Menurut Felix sekarang tak ada pekerjaan di kantor -yang terletak tepat di lantai dua restoran-, membuat Jisung enggan untuk pergi ke sana, hanya membuang buang waktu.

Namun apabila hanya dia di rumah saja tentu Jisung akan merasa bosan, lelaki manis itu bahkan sudah berlari mengelilingi mansion selama dua kali namun waktu bahkan tak melewati setengah jam, benar benar menjenuhkan.

Tak ingin mati kebosanan, Jisung pada akhirnya memilih untuk pergi ke luar saja, kemana pun sembari mengendarai mobil hitam kesayangannya.

Sesekali pandangannya diarahkan ke luiar jendela, tak banyak ada pejalan kaki karena sekarang adalah jam sekolah juga bekerja, mungkin hanya beberapa ibu rumah tangga dengan kantung belanjaan di tangan atau pasangan suami istri yang tengah menggandeng tangan anak mereka.

Mata bulat tersebut memicing kala melihat ada seekor kucing yang tengah berdiri di samping sebuah pohon rindang di pinggir jalan, sibuk mendongkakkan kepalanya entah tengah memperhatikan apa.

Jisung yang semula mengira kucing tersebut hanya sedang memperhatikan sarang burung seketika menepis pemikirannya kala samar mendengar suara ngeongan kucing yang cukup keras.

Tak ingin penasaran dan karena didorong oleh efek 'tak memiliki pekerjaan lain' Jisung akhirnya memilih untuk menepikan mobil di pinggir jalan sebelum akhirnya keluar dan mendekati pohon tersebut.

Pandangan pemuda manis itu mendongkak mengikuti arah pengelihatan seekor kucing putih dengan bulu lebatnya, dan benar saja firasat Jisung, memang ada yang tak beres.

Sekor kucing dengan warna bulu orange sedang meringkuk di atas dahan pohon besar, nampak tak berani turun dari sana.

Mengamati ke sekitar, Jisung tak melihat jika ada tanda tanda orang akan menolong, lelaki manis itu juga tak bisa menemukan sebuah tangga yang bisa digunakan untuk menurunkan si kucing. Hey memang orang bodoh mana yang akan meletakkan tangga di pinggir jalan?

Menghembuskan nafas, tak mempunyai pilihan lain, Jisung pun melipat lengan pakaian panjang yang ia kenakan. Berjongkok di sana, Jisung mengelus kepala kucing yang masih memandang khawatir teman atau mungkin pasangannya yang terjebak di atas batang pohon.

"Tunggulah sebentar, aku akan menyelamatkannya."

Tak memperdulikan tatapan orang lain, Jisung segera mengambil ancang ancang untuk memanjat pohon. Tentu pemuda Han tersebut menjadi tontonan pejalan kaki lain yang kebetulan lewat.

Tak sulit, Jisung sudah bisa sampai pada dahan besar tempat si kucing terjebak. Senyumnya merekah dan dengan lembut memanggil binatang peliharaan tersebut -terlihat dari kalung yang melingkar di leher- agar berjalan mendekat supaya Jisung bisa menjangkaunya lebih mudah.

Confusing [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang