Chapter 24 - Bagaimana Jika Aku Mencintaimu?

4.1K 601 128
                                    

Jisung yang baru saja menyelesaikan acara mandinya segera bergegas keluar kamar milik Minho, tentu saja dengan pakaian berbeda yang melekat di tubuhnya. Tanpa tahu malu, Jisung mengambil pakaian yang ada di lemari pemuda Lee tersebut lalu mengenaknnya tanpa izin. Ah bahkan keadaan lemari yang awalnya sangat rapi kini telah berganti layaknya kapal pecah, tentu itu semua karena ulah si tupai.

Melewati pintu berwarna putih yang menjadi pembatas antara kamar tidur dengan area ruangan luar, sosok Minho yang tengah berdiri sambil memotong sayur di dapur memasuki indra pengelihatannya.

Tanpa pikir panjang, lelaki manis itu segera membawa kaki mungilnya untuk mendekat.

"Selamat pagi." sapa Jisung dengan senyum cerah setelah berhasil mendudukkan diri pada kursi kayu yang ada, menopangkan dagu pada tangan lalu tatapi Minho dengan aura ceria.

Minho menolehkan kepala sebentar namun detik selanjutnya kembali fokus memotong sayuran yang akan ia olah sebentar lagi, "Hm selamat pagi."

Wah Minho membalas sapaannya mebuat senyum Jisung terulas semakin lebar, tapi bukan terlihat menakutkan layaknya hantu dengan bibir sobek, Jisung justru terlihat begitu menggemaskan dengan gigi putih yang tersusun rapi terlihat menyembul di balik bilah tipisnya.

"Kau sedang memasak apa?" Jisung kembali memulai basa basi.

"Sup." ah tapi sepertinya kali ini tak mendapat respon sebaik tadi.

Padahal Jisung mandi cukup lama, namun Minho tak kunjung selesai dengan acara memasak sarapan pagi ini, bahkan pemuda tampan tersebut baru memulainya. Alasan? Tentu saja karena sibuk tertawa dan terkekeh geli begitu mengingat teriakan dan kebohongannya tadi.

Samuel harus rela menjadi kambing hitam atas perbuatannya.

Lagipula, jika Minho mengakui bahwa tanda yang ada di tubuh Jisung adalah ulahnya, bisa hancur kedamaian dunia hari ini.

Entah sejak kapan, Jisung mulai merasa tak nyaman dengan keheningan yang tercipta, oleh karenanya, lelaki manis tersebut memilih untuk membuka suara kembali.

"Ah ya ngomong ngomong, terimakasih."

Jisung belum sempat mengucapkan kalimat itu, kan?

Minho menanggapinya dengan menganggukkan kepala, tangannya bergerak lincah untuk mengambil sayur yang telah ia potong lalu masukkan ke wadah sebelum akhirnya berjalan menuju wastafel guna mencuci kembali dan memastikan bahwa bahan makanannya benar benar bersih.

Tak lama setelah itu, sebuah sup sayur dengan kuah kekuningan jernih tersaji di hadapan Jisung, lengkap dengan sepiring nasi putih juga ayam potong yang telah digoreng dengan tepung. Terlihat sederhana namun aromanya sudah mampu membuat perut Jisung meronta ronta.

Dan yah, sifat tak tahu malunya kembali muncul. Tak membantu atau sekedar menunggu Minho yang sibuk mencuci peralatan bekas masak juga piring piring kotor menumpuk karena dirinya yang tak beberes kemarin, Jisung segera meletakkan lauk pauk ke atas piring lalu melahapnya rakus.

Kedua pipi itu sudah mengembung lucu, namun Jisung masih memaksakan sesendok nasi masuk ke dalam mulutnya. Ia kesulitan mengunyah karena mulut sangat dipenuhi makanan, wajar saja, Jisung sejak sore kemarin belum mengkonsumsi apapun.

"Jisung."

Panggilan tersebut membuat Jisung mengangkat pandangannya, menatap ke arah punggung Minho yang masih sibuk mencuci. Untuk sesaat, Jisung berpikir jika dirinya salah dengar tadi, namun setelah Minho kembali membuka suara, pemuda Han itu yakin jika Minho tadi benar benar memanggil namanya.

Mungkin Minho sudah tahu jika Jisung tengah sibuk mengunyah, jadi tanpa menunggu jawaban ia segera melanjutkan kalimat yang akan disampaikan.

"Jangan khawatir, dia tidak akan bisa mengganggumu lagi."

Confusing [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang